Moriarty The Patriot: Meraih Dunia Ideal dengan Eksekusi Kejahatan yang Brutal

Sumber gambar: YouTube Nation of Anime

Sumber gambar: YouTube Nation of Anime

Saya tidak pernah menyangka bahwa, saya betul-betul akan menyukai karakter jahat, musuh bebuyutan, lawan terbaik—apa pun istilahnya—dalam sebuah novel. Semua gara-gara Moriarty The Patriot.

Adalah Profesor James Moriarty, musuh abadi Sherlock Holmes, karakter jahat yang strategi, gerak-gerik, sekaligus kecerdasannya dalam meramu kejahatan, selalu membikin saya terkagum-kagum tiap kali membaca kisahnya dalam novel bergenre misteri/detektif, Sherlock Holmes. Bukan tanpa alasan. Bagi saya, Moriarty termasuk sosok villain yang kharismatik.

Betapa tidak, selain menjadi penjahat, diceritakan dalam novel, ia juga berprofesi sebagai profesor sekaligus ahli matematika dan filsafat di Universitas Durham, Britania Raya. Tidak berlebihan rasanya jika Sherlock Holmes, selain menyimpan rasa benci dan tidak pernah menginginkan Moriarty eksis dalam circle-nya. Tapi, pada titik tertentu, sangat menaruh hormat kepadanya.

Bahkan, pada salah satu judul novel Sherlock Holmes—The Final Problem, Sherlock Holmes sendiri pernah berkata kepada Watson, sahabat terbaik Sherlock. Bahwa, “Moriarty adalah sosok pria baik dengan pendidikan dan kemampuan matematika yang baik pula. Tapi, ia memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat. Ia adalah Napoleon dalam dunia kriminal. Otak dari separuh kriminalitas yang terjadi di kota ini (Britania Raya).” Betul-betul mirip hubungan bromance yang, selain saling benci, juga saling rindu.

Dalam semesta manga, serial Detective Conan-nya Aoyama Gosho sudah menjadi pionir sejak 1994. Sampai akhirnya dikonversi menjadi anime. Dari sisi alur cerita, kasus kriminal, sekaligus deduksi yang tersusun di dalamnya, sulit dibantah bahwa serial Detective Conan adalah yang terbaik dibanding anime dengan genre sejenis.

Sampai akhirnya, Moriarty The Patriot hadir di tengah keseruan cerita Detective Conan yang, belum diketahui akan berakhir kapan. Serial kriminal ini tayang di Netflix pada akhir Agustus 2021 yang lewat. Setting cerita Moriarty The Patriot betul-betul menyesuaikan Sherlock Holmes universe, yakni Britania Raya, sekitar 1880-an. Sehingga, latar belakang, gerak-gerik, dan perilaku para tokohnya pun menyesuaikan timeline tersebut.

Boleh dibilang, Moriarty The Patriot adalah prekuel dari serial Sherlock Holmes. Lantaran, keseluruhan cerita dan sudut pandang betul-betul secara penuh dari William James Moriarty. Bagaimana ia ingin hidup di dunia yang ideal tanpa strata sosial, tentang kecerdasan dan wawasan yang dimiliki, hingga akhirnya menjadi profesor sekaligus konsultan kriminal.

Saya cukup yakin, para penggemar Sherlock Holmes dan/atau Detective Conan, akan menyukai serial kriminal ini. Hal yang sangat mengesankan dari Moriarty The Patriot adalah, penggambaran karakter William James Moriarty yang persis seperti dalam novelnya. Emotionless, dingin, dan sangat manipulatif saat menjadi eksekutor untuk segala tindak kriminalitas yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang yang tertindas.

Sama halnya seperti serial Detective Conan, Moriarty The Patriot juga melibatkan deduksi dalam setiap episode dan penyelesaikan kasus kriminalnya. Meski tidak seapik Shinichi Kudo/Conan Edogawa, deduksi serta analisis ala Moriarty dalam serial ini juga patut diperhitungkan.

Namun, penyelesaian kasus dalam serial Moriarty The Patriot berkebalikan dari Detective Conan. Jika Shinichi menganggap bahwa, membiarkan pelaku kejahatan bunuh diri atau membunuh orang lain adalah suatu dosa besar yang tidak bisa diampuni. Lain halnya dengan William James Moriarty yang, justru memberi kesempatan, bahkan membantu seseorang yang tertindas atau tersakiti, untuk membalaskan dendamnya kepada orang lain yang berbuat jahat. Eksekusinya pun terbilang sadis dan cukup brutal. Ngeri-ngeri sedap, memang.

Hal tersebut dilakukan karena Moriarty menginginkan dunia ideal sekaligus kelas sosial yang setara bagi para orang tertindas yang kebanyakan berasal dari kelas bawah. Selain itu, pikir Moriarty, agar para bangsawan tidak semena-mena dalam memanfaatkan kekuasaannya.

Saya cukup takjub pada serial anime ini, karena alur ceritanya cukup detail. Beberapa karakter utama sampai dengan kaki tangan Moriarty pun mengikuti sesuai novel garapan Sir Arthur Conan Doyle—meski dengan beberapa adaptasi, tentunya. Kolonel Sebastian Moran Sang Penembak Jitu/Sniper juga ikut hadir menemani petualangan Moriarty, dalam memenuhi ambisinya menciptakan kelas ekonomi-sosial yang ideal. Maka, rasanya tidak berlebihan jika saya—sebagai penggemar Sherlock Holmes—berterima kasih kepada Ryosuke Takeuchi, author dari Moriarty The Patriot.

Sumber gambar: YouTube Nation of Anime

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version