Mola TV vs Vidio: Platform Mana yang Lebih Unggul?

Mola TV vs Vidio

Mana yang lebih bagus, Mola TV atau Vidio?

Bisa dibilang, 24 Oktober adalah salah satu waktu terbaik buat pencinta sepak bola. Bagaimana tidak, mulai dari El Clasico, kemudian North West Derby di Inggris, Derby Italia sampai big match papan atas Ligue 1, semua tersaji di hadapan mata, tinggal memilih mau menonton yang mana. Bagi saya jelas El Clasico dan MU-Liverpool adalah tontonan wajib. Sayangnya mereka bermain hampir bersamaan dan sialnya mereka ditayangkan di dua platform streaming yang berbeda. MU-Liverpool di Mola TV dan El Clasico di Vidio.

Keduanya adalah platform yang tidak asing bagi saya setahun terakhir ini. Sebagai fans Liverpool, berlangganan Mola TV sudah menjadi kewajiban. Sementara untuk Vidio hanya saya langgani saat playoff NBA dan badminton yang ada atlet Indonesianya.

Akan tetapi karena jadwal akhir pekan kemarin yang sangat seru itu, jadilah saya berlangganan keduanya. Sekaligus saya tipis-tipis lah membandingkan kedua platform yang saat ini mungkin paling banyak pelanggannya untuk siaran olahraga. Sampai saya split bill screen saat kedua laga yang saya nantikan itu bermain hanya agar bisa saya nilai sendiri.

Disclaimer dulu, ini review pribadi saya, tidak ada atensi apa-apa untuk menyudutkan satu pihak atau melambungkan pihak yang lain. Murni ini adalah pengalaman pribadi saya. Jadi kalau ke depannya ada perbaikan ya anggap mereka membaca tulisan saya huehehe. Dan satu lagi, saya di sini menggunakan paket data seluler, jadi mungkin kalau memakai Wi-Fi hasilnya bisa jadi berbeda. Oke kita mulai.

Saya mungkin akan memulai dari harga dan apa yang bisa kita dapat dari kedua platform ini. Untuk Mola TV, saya kemarin berlangganan yang harganya 60 ribu/bulan. Dari harga tersebut saya sudah bisa akses semua pertandingan yang tersedia di sana. Kemudian untuk penggunaan hanya bisa dipakai oleh satu user di laptop maupun mobile. Jadi kalau saya sudah nyalakan di salah satunya dengan akun saya, di gadget yang lain sudah tidak bisa digunakan lagi. Bagi saya untuk harga tersebut cukup lumayan lah karena artinya sepekan saya keluar 15rb. Sebanding dengan harga ketika saya nonbar.

Kemudian untuk Vidio, saya berlangganan paket platinum yang mereka hargai 29 ribu/bulan. Berbeda dengan Mola TV yang hanya bisa dipakai di satu gadget, di Vidio kita bisa menyetel bersamaan di mobile dan di desktop (kalau tidak salah dulu begitu). Ini saya rasa cukup murah, sangat murah bahkan. Sebab, tayangan di Vidio ini juga tak kalah ramainya dengan Mola TV. Bahkan lebih variatif dengan adanya badminton sampai NBA. Jadi dari segi harga saya rasa Vidio lebih menguntungkan untuk dilanggani.

Tapi, dari akhir pekan kemarin saya mulai sadar akan satu hal. Ternyata di balik harga yang nyaman di kantong, tidak dibarengi kenyamanan ketika menonton. Ungkapan ada harga ada kualitas itu benar terjadi, setidaknya di akhir pekan kemarin dan saya memakai data seluler, saya tekankan sekali lagi.

Kemarin, pas saya sedang menonton El Clasico di Vidio ketidaknyamanan itu muncul. Ketika baru berselang beberapa detik laga dimulai, buffering terjadi. Saya pikir awalnya karena internet saya sedang down atau kuota internet habis. Tapi, ketika saya cek semua aman-aman saja. untuk membuka YouTube dengan resolusi tinggi pun masih bisa lancar. Nah ini di Vidio dengan kualitas gambar sampai saya rendahkan mentok pun layar hitam terus yang terpampang.

Saya kurang mengerti tentang IT, tapi dugaan saya kok karena jumlah penonton di Vidio rasa-rasanya overload, terutama di siaran El Clasico kemarin. Saya menduga apakah ini karena space yang ditawarkan di Vidio ini cukup terbatas, sehingga jikalau ada banyak yang menonton membuat tayangan lemot sendiri. Soalnya di tayangan yang lain, saya coba membuka final badminton Denmark Open kemarin cukup lancar, lancar sekali bahkan. Coba yang mengerti IT dan broadcasting bisa bantu dugaan saya ini hehehe.

Jadilah saya muring-muring kemarin itu karena sudah keluar duit tapi yang disuguhkan hanyalah layar hitam. Dari 90 menit laga berlangsung, mungkin saya hanya kebagian 90 detik tayangan langsungnya. Di titik ini mungkin jadi salah satu kelemahan dari Vidio. Yah harga murah juga, apa sih yang kalian harapkan darinya.

Tapi, kata satu teman saya di lini masa Twitter berujar kalau membuka Vidio di mobile itu cukup lancar. Ya Vidio nampaknya lebih menyasar ke mobile friendly tinimbang di desktop. Soalnya dulu saya mencoba menonton final NBA di mobile itu lancar sekali daripada di laptop. Tapi, saya sudah kadung emosi, jadinya saya skip sajalah nonton El Clasico-nya, toh bukan tim favorit saya hehe.

Sementara kendala Mola TV berbeda lagi. Di tengah kekalutan saya tidak bisa menonton El Clasico dan sambil menunggu laga MU-Liverpool yang overhyped kemarin, saya coba-coba untuk menonton laga-laga tim semenjana. Awalnya cukup lancar, dapatlah satu babak yang menarik. Tapi, tiba-tiba di tengah keseruan menonton, platform ini mendadak error. Parahnya lagi, ketika saya refresh, malah disuruh beli akses. Padahal jelas-jelas saya sudah berlangganan, baru juga satu minggu kemarin saya perbarui paket langganan itu. Lha mosok tuku sewulan mung isoh dinggo seminggu, kan taek ta.

Saya coba usaha refresh berkali-kali, sambil mencoba mengganti laga yang lain. Hasilnya nihil, tetap saja yang keluar adalah pesan untuk membeli akses. Wah sudah tadi tidak bisa menonton El Clasico sekarang diancam tidak bisa menonton Liverpool, jelas membikin emosi saya membuncah. Sialnya saya tidak tahu harus mengadukan masalah ke siapa, di website Mola TV CS-nya sedang offline. Saya lalu mencoba ke twitternya dan rupanya sedang ada pemeliharaan (maintenance). Bajingan, batin saya dalam hati, kenapa pemeliharaannya pas sedang matchday, hei, muhasabah diri antum, astagfirulloh.

Untungnya pemeliharaan itu tidak memakan waktu lama. Selang beberapa menit jelang laga MU-Liverpool sudah bisa kembali diakses. Ini yang saya suka dari Mola TV, kita masih bisa lancar menonton pertandingan tanpa gangguan dari pusatnya. Gangguan datang hanya dari sinyal internet saya yang kadang down. Tapi, overall itu cuman yah bisa dibilang 90 detik dari 90 menit laga berlangsung.

Nah dari perbandingan dua platform layanan streaming olahraga yang legal di Indonesia ini, bagi saya Mola TV lebih siap dan lebih nyaman untuk ditonton dibanding Vidio. Tentu ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi. Tapi, bagi pengguna data seluler seperti saya, Mola lebih memberikan pelayanan optimal, utamanya di desktop komputer. Saya belum mencoba versi mobilenya, katanya sering update jadi bikin males.

Sementara Vidio saya rasa dengan harga cukup murah juga memiliki keunggulannya sendiri yakni di mobile friendly-nya. Jadi untuk aksesibilitas Vidio lebih fleksibel daripada Mola TV. Jadi, gimana menurut kalian, lebih pilih mana? Silakan memilih sendiri, asal bukan memilih yang bajakan ya, hehehe.

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version