Apa yang akan terjadi jika Mojokerto tidak punya Jalan Benteng Pancasila? Pastinya suram karena terlalu bergantung kepada Surabaya.
Baru saja kemarin, saya keluyuran di Jalan Benteng Pancasila, tempat favorit orang Mojokerto. Menjelang Lebaran begini, suasananya ramai. Orang-orang sibuk berburu jajanan dan baju baru, sebagaimana saya. Dan ya wajar, jalan yang biasa disingkat Benpas ini memang pusat hiburan dan belanja dengan harga miring.
Tahun lalu, saya sempat menulis kekecewaan saya pada jalan ini. Soalnya memang lumayan memburuk kondisinya. Tapi belakangan, segalanya mulai berubah. Jalanan perlahan bersih dari sampah, pengamen nakalnya jarang terlihat, parkiran sudah lebih tertata, dan UMKM pun semakin bahagia.
Melihat perubahan ini, saya jadi kepikiran. Andai Mojokerto tak pernah punya Jalan Benteng Pancasila, nasib warganya mungkin bakal menderita. Lebih-lebih akan kembali bergantung sama Surabaya, seperti satu dekade sebelumnya.
Daftar Isi
Tanpa Jalan Benteng Pancasila, UMKM kuliner dan fashion bisa punah
Dulu, sekitar tahun 2010-an, Jalan Benteng Pancasila hanyalah jalan setapak di tengah hamparan sawah. Nggak ada yang istimewa. Baru ketika beberapa rumah produksi rumahan berdiri, denyut ekonomi sedikit kelihatan. Orang-orang mulai tertarik membuka toko kecil-kecilan.
Tapi saat itu, UMKM kuliner dan fashion masih belum ada. Satu-satunya pusat fashion di Mojokerto ya hanya Pasar Joko Sambang, yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Itu pun pilihan bajunya terbatas, sehingga memaksa banyak warga belanja ke Surabaya.
Baru setelah pemerintah membangun Jalan Benteng Pancasila, pasar itu dipindahkan ke sana. Dari situ, perekonomian mulai bergeliat. UMKM kuliner ikut tumbuh, dan bahkan mal pun akhirnya berdiri, sampai akhirnya seperti sekarang ini.
Itulah kenapa, jika Jalan Benteng Pancasila tak pernah ada, orang Mojokerto bakal menderita. Saat Lebaran begini, mereka harus repot ke Surabaya lagi, yang artinya memperparah kemacetan di sana. Pelaku UMKM pun punah, yang pada akhirnya menyebabkan ekonomi daerah melemah dan hilangnya sumber penghidupan warga.
Anak muda bakal bosan dan hanya bisa lari ke Surabaya
Bukan cuma urusan berbelanja dan kulineran. Jalan Benteng Pancasila ini juga menjadi pusat hiburan favorit anak muda Mojokerto. Di sana, mereka biasa nongkrong di angkringan, kedai kopi, atau restoran. Ada juga Sunrise Mall, tempat olahraga, hingga taman. Makanya tak mengherankan jalan ini teramat ramai, apalagi saat weekend.
Tempat hiburan yang lain sih ada. Cuman nggak ada yang benar-benar sekomplet Benpas. Satu-satunya yang bisa menyetarai ya hanya wisata di daerah Pacet dan Trawas. Sayangnya, kedua tempat itu jauh dari pusat kota dan nggak ramah untuk semua kalangan karena jalannya yang teramat ekstrem.
Jadi, bayangkan jika Jalan Benteng Pancasila tak pernah ada. Anak muda Mojokerto jelas bosan ke Pacet atau Trawas mulu. Mau cari tempat nongkrong yang friendly pun kesusahan. Dan pada akhirnya, mereka terpaksa pergi jauh-jauh ke Surabaya untuk sekadar mencari suasana baru.
Kemacetan di Mojokerto bakal parah, orang-orang mungkin jarang keluar rumah
Dulu, sebelum ada Jalan Benteng Pancasila, orang Mojokerto cuma bisa ngandelin jalan utama kayak Jalan Mojopahit dan Jalan Bhayangkara. Jalanan pada waktu itu memang nggak terlalu padat. Tapi makin ke sini, kendaraan makin numpuk, apalagi pas jam-jam sibuk.
Maka, coba bayangkan kalau Jalan Benteng Pancasila nggak pernah ada. Sudah pasti semua kendaraan bakal menumpuk di jalan utama. Apalagi saat arus mudik begini, kendaraan dari luar kota, misal dari Jombang dan Sidoarjo, jelas bikin situasi makin runyam.
Kalau itu beneran terjadi, orang Mojokerto bisa-bisa malas keluar rumah. Aktivitas ekonomi pun terancam sepi. Dan ujungnya, orang-orang makin gampang stres karena jarang beraktivitas di luar. Belum lagi kondisi politik dan ekonomi yang makin nggak jelas seperti sekarang ini.
Orang Mojokerto akan bingung saat ditanya titik temu yang pas untuk COD-an
Jalan Benteng Pancasila juga sering jadi titik temu buat orang Mojokerto yang mau COD-an. Entah itu transaksi jualan atau ketemuan dengan rekan. Karena memang letaknya berada di tengah kota, cukup mudah pula dikenal oleh siapa saja.
Selain itu, Benpas juga punya banyak tempat yang gampang dikenali. Misalnya seperti Sunrise Mall, Pasar Benteng Pancasila, Taman Benpas, atau Aka Benpas Futsal Center. Keamanannya pun lebih terjamin karena di sana nyaris tak pernah sepi.
Nah, bayangkan jika Jalan Benteng Pancasila tak pernah ada. Orang Mojokerto pasti akan kebingungan mencari titik temu yang ideal. Mau COD-an di tempat lain, belum tentu aman. Plus-nya nggak banyak orang mengenal tempat-tempat tertentu.
Yah, semoga saja Jalan Benteng Pancasila ini terus terawat kondisinya sampai kapanpun. Kalau sampai rusak, saya yakin yang repot nggak cuma pemerintahnya saja, warganya pun pasti ikutan. Karena memang seistimewa itu perannya bagi kehidupan di Mojokerto. Biar nggak terlalu bergantung ke Surabaya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kesalahpahaman tentang Mojokerto yang Perlu Saya Luruskan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.