Warga Sukabumi dan Bogor sepertinya sudah tak asing lagi dengan mobil colt mini atau sudah biasa disebut dengan mobil kol mini. Kol mini merupakan jenis moda transportasi umum berjenis Mitsubishi Elf L300. Tampilannya seperti angkot, namun badannya lebih lebar dan tanpa pintu terbuka.
Kol mini jurusan Bogor Sukabumi terkenal dengan kecepatannya yang super sehingga membuat penumpang yang belum terbiasa deg-degan. Pasalnya, sopir kol mini memacu mobilnya dengan cepat, berbeda dengan moda transportasi umum yang lain. Bahkan saat macet pun mobil ini sering membuka jalur sendiri layaknya sepeda motor yang sat-set.
Terkena tilang oleh polisi sudah bukan hal yang aneh lagi bagi para sopir kol mini karena gaya ugal-ugalan mereka berkendara. Tak heran jika banyak kasus kecelakaan yang disebabkan oleh oknum sopir yang ugal-ugalan di jalanan.
Daftar Isi
Pengalaman naik colt mini Bogor Sukabumi
Ketika saya hendak pergi ke Terminal Sukabumi dari rumah, biasanya saya akan menumpang mobil kol mini. Alasannya karena lebih praktis nggak perlu naik angkot lagi. Selain itu, bepergian dengan kol mini jadi lebih cepat meski saya merasa kurang nyaman sepanjang perjalanan jika sopir ugal-ugalan.
Jika saya menggunakan angkot tentu akan lebih ribet karena saya harus berganti angkot sebanyak dua kali sebelum sampai di Terminal Sukabumi. Makanya mobil kol mini ini menjadi transportasi andalan bagi sebagian warga Sukabumi yang hendak bepergian ke terminal kota.
Terakhir kali saya menggunakan jasa kol mini Bogor Sukabumi ketika hendak jalan-jalan ke Banten. Untuk sampai di Banten, saya harus naik colt mini Sukabumi Bogor. Tarifnya murah, cuma Rp25 ribu. Saya nggak masalah naik kendaraan ini asal sopirnya hati-hati. Beda cerita kalau sopirnya ngebut dan ugal-ugalan, ditambah mata sopir yang merah seperti habis minum-minum.
Selama memakai jasa angkutan satu ini, biasanya saya cuma bisa berdoa sepanjang jalan agar nggak terjadi apa-apa. Bukannya apa-apa, saya agak trauma pakai mobil kol mini. Apalagi banyak kasus kecelakaan meskipun sekarang sudah ada penertiban dari pihak kepolisian.
Ongkosnya yang murah dan perjalanan yang cepat menjadi daya tarik sampai sekarang
Kebanyakan warga menggunakan transportasi ini karena ongkosnya yang murah. Di hari biasa, ongkos dari Bogor ke Sukabumi dan sebaliknya dipatok Rp40 ribu per penumpang. Biasanya ongkos akan naik menjelang Lebaran, tapi itu adalah hal yang lumrah.
Meski begitu, masih ada saja oknum sopir atau kondektur yang tak jujur alias menaikkan tarif seenaknya. Nggak usah heran kalau ada penumpang yang protes dan bahkan sampai adu mulut.
Selain ongkosnya yang murah meriah, durasi perjalanan yang cepat juga rupanya menjadi alasan warga masih setia naik colt mini trayek Bogor Sukabumi ini. Beberapa penumpang sudah terbiasa dengan laju mobil yang cepat bahkan saat macet sekalipun. Biasanya mereka ini memang jadi penumpang setia moda transportasi satu ini.
Sebenarnya nggak semua sopir ugal-ugalan dan nggak taat peraturan lalu lintas
Selama saya memakai jasa colt mini jurusan Bogor Sukabumi, saya nggak pernah mengalami kejadian apes. Paling sekadar mogok karena masalah mesin. Selebihnya perjalanan saya ya biasa saja.
Sebenarnya walaupun ngebut, sopir yang taat peraturan lalu lintas masih bisa memberikan rasa nyaman bagi penumpangnya. Bahkan saya pernah ketemu sopir yang memacu kendaraannya dengan santai, beda dari kebanyakan sopir lainnya. Malahan saya merasa aneh ketika naik kol mini, tapi si sopir nggak ngebut. Kayak ada yang kurang gitu.
Sopir yang ugal-ugalan di jalanan hingga membahayakan penumpang sebenarnya hanyalah oknum. Mereka biasanya nggak punya SIM dan kebanyakan sopir tembak yang masih di bawah umur. Beberapa di antara mereka bahkan minum-minum terlebih dahulu sebelum mengemudi. Hal tersebut terlihat dari mata mereka yang merah dan bau alkohol tercium dari mulut.
Begitulah pengalaman saya saat naik raja jalanan Bogor Sukabumi. Sampai sekarang, colt mini jurusan Bogor Sukabumi dan sebaliknya masih jadi andalan warga karena mempersingkat waktu tempuh. Kasus kecelakaan karena kendaraan ini pun mulai berkurang seiring dengan kesadaran sopir dan adanya penertiban dari pihak kepolisian. Semoga saja transportasi ini tak akan hilang dan bahkan kalau bisa semakin baik lagi pelayanannya.
Penulis: Erfransdo
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.