Kesan Pertama Saya Menggunakan Minyakita, Minyak Goreng Subsidi Pemerintah

Kesan Pertama Saya Menggunakan Minyakita, Minyak Goreng Subsidi Pemerintah

Kesan Pertama Saya Menggunakan Minyakita, Minyak Goreng Subsidi Pemerintah (Unsplash.com)

Minyakita, minyak goreng kemasan merek baru yang langsung mencuri perhatian masyarakat. Saya cukup yakin banyak jamaah mojokiyah yang tahu merek satu ini. Apalagi kalau kalian sudah berumah tangga. Mesti pasangan kalian pernah membicarakan minyak satu ini.

Sangat wajar kalau Minyakita menyedot perhatian masyarakat mengingat harganya yang sangat terjangkau. Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak ini adalah Rp14 ribu per liter. Jauh di bawah harga minyak goreng kemasan lainnya yang memiliki harga kisaran Rp18 ribu hingga Rp23 ribu per liter.

Murahnya harga minyak satu ini karena minyak ini merupakan minyak goreng bersubsidi dari pemerintah guna menghadirkan minyak murah berkualitas di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu harga minyak goreng sempat membumbung tinggi.

Untuk mengetahui mutu dari Minyakita, saya membelinya sebanyak dua liter. Begini kesan pertama saya menggunakan minyak bersubsidi ini.

Khawatir dapat Minyakita palsu

Pencapaian terbesar sebuah brand adalah ketika sudah ada produk imitasinya. Memang faktanya banyak brand besar yang produknya ditiru atau dipalsukan. Contohnya seperti Nike, Adidas, Eiger, dan sebagainya.

Pencapaian itu sudah diraih oleh Minyakita. Saking populernya, minyak goreng bersubsidi ini sampai ada produk palsunya, lho. Dikutip dari website resmi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, minyak yang palsu dikemas hampir mirip dan dijual dengan harga yang lebih mahal. Produk palsu ini ditemukan di daerah Sragen beberapa bulan lalu. Bukan tak mungkin Minyakita palsu juga tersebar di daerah lain.

Oleh karena itu saya cukup berhati-hati ketika membeli minyak satu ini. Saya hanya membelinya di bazaar murah dari pemerintah sehingga keasliannya terjamin.

Kemasan standar

Meski harganya murah, packing Minyakita nggak murahan. Menurut saya, packing minyak goreng satu ini standar saja seperti minyak pada umumnya. Terutama dalam hal bahan dari kemasan.

Yang sedikit membedakan kemasan minyak goreng bersubsidi ini dengan minyak goreng merek lain hanya desainnya. Biasanya minyak goreng merek ternama menampilkan gambar makanan yang digoreng pada kemasannya. Sementara pada kemasan Minyakita nggak ada gambar apa pun, hanya menampilkan hal-hal penting seperti merek dagang, Harga Eceran Tertinggi (HET), produsen, dan informasi nilai gizi. Minimalis, tapi cukup informatif.

Baca halaman selanjutnya: Warna minyak gorengnya sedikit kusam…

Warna minyak gorengnya sedikit kusam

Konon katanya, minyak goreng yang bagus itu bisa kita lihat dari warnanya. Semakin kuning jernih warna minyaknya berarti kualitasnya semakin baik. Karena kalau warnanya kuning jernih, berarti proses penyaringannya baik, sehingga menghasilkan minyak bermutu tinggi.

Akan tetapi berdasarkan pengalaman saya, warna Minyakita kurang kuning jernih. Warna minyaknya cenderung kuning agak sedikit kusam. Saya membandingkan minyak goreng bersubsidi ini dengan minyak goreng merek ternama lainnya di pasaran. Coba deh kalian bandingkan juga, pasti bakal terlihat perbedaan warnanya.

Tak ada promo berlebihan

Umumnya minyak goreng kemasan dipromosikan secara berlebihan. Bukan cuma dipromosikan memiliki kandungan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh, ada juga yang mengatakan bahwa minyaknya aman untuk diminum. Sampai hari ini sejujurnya saya masih nggak mengerti kenapa iklannya harus menampilkan orang minum minyak goreng merek tersebut.

Berbeda dengan minyak kemasan lain, Minyakita justru nggak memberikan promo berlebihan. Bahkan nggak ada iklannya sama sekali di layar kaca. Ya saya tahu sih, ini kan produk subsidi pemerintah, makanya nggak ada iklannya. Namun di bagian kemasan pun minyak ini nggak menonjolkan kandungan vitamin atau apa pun itu yang bermanfaat bagi tubuh kita. Satu-satunya yang menonjol dari kemasan Minyakita hanya harganya.

Hasil gorengnya sama

Walau warnanya kurang cantik—nggak kuning jernih seperti minyak goreng merek sebelah—hasil gorengan Minyakita tetap baik, kok. Berdasarkan penuturan istri saya sendiri, kualitas gorengan dari minyak goreng bersubsidi ini dengan minyak lain sama saja. Nggak ada perbedaan yang signifikan.

Alasan saya menanyakan soal ini ke istri saya bukan cuma karena dia memiliki pengalaman memasak, tapi juga karena saat ini dia menggunakan Minyakita dan minyak merek lain (yang lebih mahal) secara bersamaan. Minyakita digunakan untuk menggoreng makanan jualannya, sementara minyak merek lain dipakai untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Makanya saya cukup yakin kalau istri saya tahu betul hasil gorengan dari kedua minyak tersebut.

Minyakita bisa dipakai untuk menggoreng lebih dari sekali

Beberapa waktu lalu, netizen Twitter ramai membahas kualitas Minyakita. Mayoritas dari mereka berpendapat bahwa kualitasnya sangat buruk. Sekali menggoreng menggunakan minyak goreng bersubsidi ini, warna minyaknya langsung menghitam. Mirip seperti oli bekas.

Terus terang, istri saya nggak sepakat dengan pendapat tersebut. Berdasarkan pengalaman istri saya, Minyakita tetap bisa dipakai menggoreng hingga dua kali. Nggak sekali pakai langsung menghitam. Namun, memang masa pakainya sedikit lebih pendek ketimbang minyak goreng merek sebelah. Kalau menurut saya sih hal ini cukup wajar mengingat harga jualnya juga lebih murah.

Begitulah kesan saya menggunakan Minyakita. Intinya, kualitas minyak goreng bersubsidi ini biasa-biasa aja sesuai dengan harga jualnya. Satu harapan saya, semoga distribusi Minyakita aman terkendali di seluruh Indonesia, supaya nggak terjadi kelangkaan. Dan tentu saja semoga nggak ada lagi berita soal minyak palsu yang beredar di masyarakat. Kalau bisa, harganya tetap terjangkau seperti sekarang, atau malah lebih murah lagi seperti di Malaysia. Gimana, Ibu-ibu, setuju?

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Hal Konyol yang Terjadi Saat Berburu Minyak Goreng Subsidi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version