Minta Shin Tae-yong Out? Kok Lucu Sampean

Shin Tae-yong vs Indra Sjafri: Perdebatan yang Bikin PSSI Bahagia

Shin Tae Yong (Alizada Studios via Shutterstock.com)

Kekalahan Indonesia atas Vietnam membuat kita gagal melihat Indonesia juara AFF, lagi. Puasa gelar yang dialami Indonesia masih harus terjadi untuk waktu yang lebih lama. Dan seperti yang sudah-sudah, tagar yang meminta Shin Tae-yong angkat kaki kembali mengudara.

Tapi rasa-rasanya, menyalahkan Shin Tae-yong atas kekalahan Indonesia rasanya kurang tepat. Peran beliau masih amat kita butuhkan untuk mengangkat derajat Indonesia. Meski memang tak mungkin satu orang tiba-tiba membawa suatu negara naik ranking FIFA secara drastis, tapi tak ada pilihan lain.

Gara-gara itulah orang menyarankan agar cukup mendukung dan menonton Timnas, nggak perlu berharap lebih, nikmati saja. Sebab, udah dapet Shin Tae-yong aja masih ampas begitu hasilnya. Kalimat itu ada benarnya, tapi untuk menikmati permainan timnas, bentar dulu.

Kalian mungkin nggak setuju sama pendapat ini, tapi, pada dasarnya, skuat kita mungkin emang nggak bisa menerjemahkan apa yang Shin Tae-yong minta. Rasanya memang berlebihan, mengingat timnas sekarang benar-benar punya level yang berbeda, ketimbang satu dekade kemarin.

Tapi masalah timnas jauh lebih gede ketimbang itu. Serius, makin hari STY melatih, makin kentara kalau masalahnya memang sebegitu besar. 

Ini salah Shin Tae-yong? Haya nggak bisa seenak gitu dong ngomongnya. STY itu maunya jelas lebih gede ketimbang kita. Tentu ingin membawa timnas yang lebih baik, jelas itu mah. Juga, beban yang dipikul oleh STY itu nggak ringan. Dan usaha dia untuk bikin Indonesia lebih baik sudah berhasil. Tapi, pola pikir yang melekat di benak pemain timnas kita inilah yang nggak bisa dikompromi. 

Egoisme tinggi. Pengen ngegocek mulu. Lama pegang bola. Passing amburadul. Gampang terprovokasi. Dikit-dikit tekel, melakukan pelanggaran tanpa mengenal zona. Hal-hal tersebut, saya yakin jelas bukan instruksi dari STY. Main yang jelek betul dan dikit-dikit kayak main tarkam, itu saya yakin bukan dari arahan STY. Tapi memang pemainnya yang kebiasaan. 

Kebiasaan dari mana? Ya dari liga lah, mana lagi.

Liga sebegitu buruknya, kok minta kualitas timnas ada di ujung langit sana. Wasit nggak jelas, umpan yang buruk, permainan kasar, kayak gitu diminta bersaing di Asia? Dude, you’re high.

Memang banyak pemain kita yang berlaga di luar negeri. Tapi coba taruh Messi di timnas kita. Dia masih jago, jelas, tapi milih keluar lapangan dan makan nasi pecel di warung sekitar stadion.

Terus permainan kayak gini disuruh menikmati? Memaksa menikmati sih, iya.

STY itu memang maunya Indonesia bermain bagus untuk menang. Tapi lagi-lagi, pemainnya yang nggak bisa diajak kompromi. Jika sampeyan belum baca cuitan akun The Flanker di Twitter, baiknya berkunjung ke sana. Baca cuitan yang akhir kalimatnya gini: Darurat Pembinaan, Peningkatan Teknik dan Pemahaman Taktik. 

Artinya, jika liganya bagus, didukung dengan pembinaan, peningkatan teknik dan pemahaman taktik, maka yakinlah, permainan Indonesia nggak akan seburuk dan sebapuk ini. Nah, karena itu akar masalahnya, apakah itu salah Shin Tae-yong? Ya nggak. Ini kan ranahnya di PSSI. 

Masak pelatih yang pernah jungkalin Jerman diminta tanggung jawab atas kebapukan timnas kita yang udah lagu lama. Agak laen kau.

Maka, keterlambatan pembangunan dari PSSI ini, ya baiknya segera diatasi sendiri oleh PSSI. Meski, ini juga nggak akan langsung diatasi secara serius oleh PSSI. Setidaknya, kita berkhayal dulu. Main jelek, nihil prestasi, kok ya malah Shin Tae-yong yang disuruh untuk keluar dari timnas. 

Andai saja STY sudah lelah dan merasa tak bisa memberikan yang terbaik buat Indonesia, jika STY memang punya akal, dengan sendirinya ia akan mundur sebagai bentuk penghormatan yang elegan. Honda, misalkan. Lantaran tak bisa membawa Kamboja ke fase selanjutnya di AFF sekarang, ia memilih mundur. Dan masih banyak lagi pelatih yang punya pemikiran dewasa yang memilih mundur karena merasa tak bisa memberikan yang terbaik untuk timnya. 

Jika STY masih terus bertahan, secara tak langsung, berarti ia masih bisa mengatasi problematika di kubu timnas Indonesia. Perkara apakah itu bisa ditangani dengan optimal, ya belakangan. 

Perkara timnas Indonesia mainnya tetap bikin mumet, ya memang begitulah pola permainannya. Kita, tak bisa mendepak Shin Tae-yong seenaknya. Emang, kita ini siapa? 

Jadi mari, ayolah tetap nikmati permainan timnas Indonesia yang sesungguhnya sulit untuk dinikmati itu. Gitu-gitu, tetap bikin kita merinding dan senang, kok. Daripada timnas kita kena pelanggaran dan tak bisa mengikuti event seperti AFF, ah, ini untung besar. Ini layak disyukuri. 

Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Shin Tae-yong vs Indra Sjafri: Perdebatan yang Bikin PSSI Bahagia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version