Indonesia dan rokok itu ibarat Upin dan Ipin, alias tidak bisa dipisahkan. Keragaman tembakau dan produk rokoknya menjadikan masyarakat Indonesia akrab dengan rokok. Rokok pula, melalui cukainya, yang jadi salah satu pendapatan terbesar negara, meskipun ini sering diperdebatkan. Tapi, keragaman inilah yang membuat rokok-rokok enak muncul dan berterbaran di mana-mana. Mulai dari yang kretek, filter, sampai rokok putih yang ada di Indonesia ini enak-enak. Ya meskipun rokok enak itu selera, tapi ada beberapa rokok enak yang disepakati hampir semua perokok, salah satunya adalah Djarum Black Tea.
Sesuai namanya, Djarum Black Tea ini adalah rokok produksi dari raksasa rokok Djarum, yang punya rasa teh di dalamnya. Djarum Black Tea juga jadi salah satu rokok yang pertama kali memperkenalkan varian rokok dengan rasa. Bersama Djarum Black Cappucino, keduanya sempat menjadi kesukaan para perokok di awal kemunculannya. Kalau sekarang sudah banyak rokok dengan rasa-rasa, tapi dulu, paling hanya satu dua yang punya varian rasa, dan produk dari Djarum Black ini salah satunya.
Kembali soal Djarum Black Tea, rokok ini adalah satu perpaduan sempurna di mana tembakau yang sudah enak, berpadu dengan perasa yang sudah enak. Entah mengapa teh selalu menjadi perasa yang cocok untuk rokok, dan Djarum Black Tea ini sudah pernah membuktikannya. Muncul di sekitar pertengahan 2000-an, rokok ini tenar di kalangan perokok, terutama perokok muda yang masih coba-coba berbagai macam rokok untuk cari mana yang cocok. Tentu tidak sedikit pula orang-orang yang akhirnya kepincut dan jatuh hati dengan rokok ini.
Ya bayangkan saja betapa nikmatnya rokok ini. Kita tahu, lah, bagaimana kualitas dan rasa tembakau rokok produksi Djarum, lalu dipadu dengan perasa teh yang segar. Rasa manis, pahit, asam, berpadu menjadi satu, menciptakan satu kesatuan rasa yang tiada tanding. Belum lagi ukurannya yang panjang dan sedikit lebih gemuk dari Djarum Black biasanya, yang membuat kepuasan tersendiri bagi para penikmat rokok ini. Secara ukuran per batangnya pas, rasanya juga pas.
Rokok ini juga jadi rokok pertama saya saat saya masih kelas enam SD. Saya ingat satu cerita tentang saya pertama kali beli rokok ini. Dulu, saat saya masih kelas enam SD, sekitar 2008/2009, saya mulai belajar merokok. Suatu saat, saya dan teman-teman sedang main ke sebuah tambak milik pemerintah. Nah, karena kami semua merokok, kami patungan untuk beli rokok. Terkumpul lah uang sepuluh ribu rupiah, dan bingung mau beli rokok apa. Salah satu teman saya nyeletuk, beli rokok Djarum Black Tea saja. Dia sudah pernah coba dan rasanya enak.
Maka jadilah uang sepuluh ribu itu saya belikan rokok Djarum Black Tea di warung dan teman-teman saya menunggu di tambak. Dengan harga sembilan ribu saja, sebungkus rokok isi 16 batang tersebut berhasil kami dapatkan (plus dua snack dari kembalian rokok tadi). Hari itu juga, kami sikat habis sebungkus rokok tersebut itu dengan bahagia, menikmati rasa yang nyaris sempurna. Sejak saat itu, rokok tersebut jadi rokok favorit saya, meskipun saya harus patungan dulu dengan teman-teman untuk beli rokoknya (karena tidak ada ecerannya).
Namun, kenikmatan rokok tersebut tidak membuat usianya panjang di pasaran. Kini, rokok ini hanya jadi cerita saja. Saya juga lupa kapan tepatnya Djarum Black Tea ini resmi ditarik. Tiba-tiba hilang saja. Entah apa sebabnya, rokok ini akhirnya ditarik dari pasaran dan tidak diproduksi lagi. Kalau bicara soal penikmat, harusnya rokok ini masih ada sampai sekarang, sebab penikmatnya juga tidak sedikit.
Perkiraan saya, Djarum Black Tea akhirnya ditarik sebab masyarakat mulai bosan dengan varian rasanya. Perokok pasti tahu, lah, bahwa rasa-rasa yang ada di rokok itu hanya enak di tiga atau empat batang pertama dan selebihnya ya biasa saja. Sama sensasinya dengan rokok biasa. Djarum Black Tea juga susah mengalahkan rokok-rokok lain yang sudah ajeg di posisinya.
Tapi, apa pun itu, harapan saya hanya satu, berharap Djarum Black Tea diproduksi lagi dan dijual lagi di pasaran. Saya cukup yakin, kalau rokok ini dijual lagi, pasti akan laku dan penikmat-penikmat lama pasti akan langsung beli. Tolong, ya, petinggi Djarum atau siapapun yang mengurusi produksi rokok, mohon diproduksi lagi, ya!