Merek Cap Lang, Produk Asal Jerman yang Dikira Brand Lokal

Merek Cap Lang, Produk Asal Jerman yang Dikira Brand Lokal

Merek Cap Lang, Produk Asal Jerman yang Dikira Brand Lokal (Pixabay.com)

Kemarin, kita sudah membahas Lifebuoy Clear Skin, produk Unilever pionir sabun batang untuk atasi jerawat yang nyatanya gagal. Nah, kali ini, kita akan bahas produk lain yang sukses di pasaran hingga dikira brand lokal tapi nyatanya ini adalah produk asal Jerman. Yak benar, Merek Tjap Lang jawabannya, atau kita lebih mengenalnya sebagai Cap Lang.

Seperti Unilever, merek Tjap Lang juga memiliki banyak produk yang beredar di pasaran Indonesia. Mulai dari Minyak Kayu Putih Cap Lang, Green Oil Cap Lang, VFresh, Balsem Otot Geliga, Minyak Urut GPU, Geliga Krim, Norit, dan masih banyak yang lainnya.

Berawal dari ahli Kimia Jerman, Wilhelm Hauffman

Merek Tjap Lang, yang banyak dikira sebagai brand lokal di Indonesia, sebenarnya tidak berasal dari Indonesia. Sejarahnya bermula pada 1916, ketika seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman bernama Wilhelm Hauffman menemukan minyak angin yang kemudian diberi nama Eagle Brand medicated oil.

Seiring berjalannya waktu brand ini didistribusikan ke beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura. Nah, barulah pada masa pasca-Perang Dunia II, penggunaan merek Eagle Brand semakin populer di Singapura. Hal tersebut membuat J Lea & Co, distributor merek Eagle Brand di Singapura, melihat peluang besar dalam pasar ini.

Sehingga pada 1950-an, mereka memutuskan untuk membeli formula, desain botol, dan logo Eagle Brand karena popularitasnya yang terus meningkat. Ketika merek Eagle Brand mulai dijual di Indonesia, merek tersebut diubah menjadi Tjap Lang (Cap Lang) dengan menggunakan logo yang sama seperti Eagle Brand.

Bangun pabrik di Indonesia

Meski awalnya, merek Cap Lang ini hanya didatangkan ke Indonesia dan belum diproduksi di pabrik lokal, serupa dengan awal kemunculannya di Singapura. Namun, seiring dengan berkembangnya permintaan di Indonesia meminta produksi merek Cap Lang harus dilakukan secara lokal.

Tepatnya pada 1973 terjadi perpindahan lokasi produksi minyak angin Tjap Lang sepenuhnya ke Indonesia. Hal tersebut terjadi sebagai hasil dari anjuran pemerintah Orde Baru yang mewajibkan agar semua obat-obatan yang dikonsumsi di dalam negeri diproduksi secara lokal.

Perpindahan produksi ini juga membawa perubahan pada merek tersebut. Kata “Jerman” dihapus dari merek tersebut, dan mulai 1973, minyak angin yang populer tersebut diberi nama Merek Tjap Lang (Cap Lang). Perubahan nama ini membuat produk ini terasa amat lokal.

Sejak itu, Merek Cap Lang telah menjadi salah satu merek minyak angin yang terkenal dan populer di Indonesia. Meski dengan produksi yang dilakukan secara lokal, minyak angin ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Tentunya, dalam hal ini, produk kesehatan dan kesejahteraan.

Kualitas Cap Lang yang terjaga 

Keberhasilan Merek Cap Lang dalam menjaga kualitas produk dan kepercayaan konsumen telah membuatnya tetap menjadi pilihan yang umum digunakan dalam perawatan kesehatan sehari-hari di Indonesia hingga saat ini.

Meskipun memiliki asal usul yang berasal dari Jerman dan Singapura, minyak angin Cap Lang telah menjadi sangat populer di Indonesia. Kepopulerannya di kalangan masyarakat membuatnya dianggap sebagai salah satu merek minyak angin yang dikira brand lokal.

Hingga kini, seiring berjalannya waktu, merek ini telah menjadi bagian yang akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kualitas dan ketangguhan produknya memperkuat posisinya sebagai salah satu merek yang dipercaya dan diandalkan warga.

Apa pun itu, setidaknya, merek Cap Lang masih selalu kita temukan dan gunakan di rumah hingga kini. Meski ada yang bilang cintailah produk-produk Indonesia, tapi, peduli setan. Yang penting kita tetap bisa pijitan dengan syahdu di rumah bersama pasangan, sambil mikir cicilan yang tak kunjung lunas. Ya kan?

Penulis: Anik Sajawi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Membandingkan 7 Merek Minyak Angin Roll On yang Ada di Pasaran, Mana Jagoanmu?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya

Exit mobile version