Merayakan Sidang Skripsi Itu Nggak Masalah, Semua Memang Pantas untuk Dirayakan!

Merayakan Sidang Skripsi Itu Nggak Masalah, Semua Memang Pantas untuk Dirayakan!

Merayakan Sidang Skripsi Itu Nggak Masalah, Semua Memang Pantas untuk Dirayakan! (Pixabay.com)

Belakangan ini ramai dengan video seorang dosen yang mengkritik mahasiswanya yang merayakan sidang skripsi dengan banner. Meski niatnya baik, tapi saya yang bukan mahasiswa si ibunya jadi ikutan sakit hati mendengarkannya. Saya setuju sekali dengan apa yang dikatakan beliau, semuanya memang benar. Tapi di dunia ini, semua hal yang benar yang disampaikan dengan cara yang tidak benar, tentu ya nggak bakal benar ujungnya.

Semua kejadian itu terjadi di kampus. Tentu kampus punya peraturan tersendiri yang harus ditaati oleh mahasiswanya. Tapi balik lagi, semua ada prosedurnya. Jika mahasiswa diajari untuk berpikir nalar tentang faedah banner dalam perayaan sidang skripsi, harusnya dosen juga mau mempelajari dulu etika dalam menegur mahasiswanya. Toh, kayaknya mahasiswa jika dilarang sejak awal, mereka juga nggak bakalan melakukan itu.

Pertanyaannya adalah, apakah larangan itu sudah disampaikan di awal? Apakah mahasiswa-mahasiswa ini sudah diberi arahan sebelum melakukan sidang skripsi? Menegur mahasiswa dengan cara berjalan lalu memvideokannya itu tentu bukan hal yang baik bukan?

Maksud saya, mbok ya dibilangin baik-baik mahasiswanya. Diajak duduk bareng terus dikasih arahan. Hal semacam ini jauh lebih berkelas sebagai seorang akademisi. Lagi pula mahasiswa ini bukan anak kecil lagi yang bakalan susah kalau dibilangin kan ya?

Bagi orang-orang yang sudah melewati masa perkuliahan dan bahkan katanya sudah merasakan asam manisnya kehidupan, hal semacam ini tentu amat sangat tidak berfaedah. Saya mengerti hal seperti ini memang terlihat berlebihan, toh, masih sidang skripsi. Sehingga benar apa kata dosen tersebut, dalam sidang skripsi itu masih ada kemungkinan kita nggak lulus. Belum lagi setelah lulus masih harus mengerjakan revisian. Perjalanan belum selesai, lantas apakah pantas kita merayakan semua itu?

Sidang skripsi memang pantas dirayakan

Ya pantaslah!

Kalau kata Nadin, “Semua aku dirayakan”. Nggak apa-apa juga sih kalau menurut saya pribadi. Bagi sebagian orang kadang menganggap bahwa skripsi itu merupakan sebuah perjuangan yang melelahkan. Bimbingan bolak-balik mengejar dosen, revisian, matanya sampai pedas membaca banyak jurnal, tangan dan pundak pegal semua karena kebanyakan mengetik, kepala nyut-nyutan mengolah data, dan hal-hal lain yang mungkin bagi sebagian orang ini merupakan hal yang cukup berat.

Lalu merayakan semua rasa lelah, capek, dan sakit itu dengan sebuah banner bersama teman-teman seperjuangan apa salahnya sih? Toh, mereka nggak mencoret-coret almet dan konvoi keliling kota. Mereka hanya memberi reward untuk dirinya, ya nggak masalah kan ya?

Perjalanan manusia kayaknya nggak akan pernah ada habisnya. Walaupun kelar sidang skripsi dan wisuda sekalipun pasti ada orang yang bakal bilang,”Jangan senang dulu, bentar lagi nyiapin lamaran kerja noh, mampus!” Sudah kerja pun nanti juga bakalan ada netizen yang bilang untuk persiapan beli rumahlah, menikahlah, dan bla-bla lainnya. Jangankan masih hidup, sudah mati pun nanti juga bakal ada malaikat kubur yang bilang, “Oh, jangan senang dulu mantan manusia, perjalananmu masih panjang!”

Makanya sudah bener mereka yang mau merayakan hal-hal kecil. Kayaknya nggak usah para mahasiswa ini buat ngerasain dan berpikir tentang kerasnya kehidupan. Toh, nanti kalau sudah masanya mereka merasakan juga. Sehingga di akhir masa kuliah ini ya biarkan saja mereka menikmati masa-masa itu dengan indah.

Kalau hal semacam banner itu menurut mereka berkesan ya nggak ada salahnya kan, toh, itu nggak mengganggu orang lain. Kecuali mereka sampai bela-belain nyuri atau utang cuma buat bikin banner. Kalau nggak ya udah biarin saja.

Penulis: Reni Soengkunie
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Kiat Hadapi Sidang Skripsi Langsung dari Dosennya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version