Menonton Video Pencet Komedo dan Jerawat Itu Jijik tapi Menyenangkan

Menonton Video Pencet Komedo dan Jerawat Itu Jijik tapi Menyenangkan terminal mojok.co

Menonton Video Pencet Komedo dan Jerawat Itu Jijik tapi Menyenangkan terminal mojok.co

Entah mengapa saya itu punya kebiasaan sebelum tidur atau pas lagi gabut, suka sekali menonton video pencet komedo di YouTube. Sebenarnya bukan hanya komedo doang sih, tapi juga video pencet jerawat, pencet larva pada hewan, sampai pencet bisul. Ekstrem ya tontonannya. Akan tetapi sungguh, menonton video seperti ini sebelum tidur tuh bikin tidur rasanya relaks banget. Seolah kita sudah bekerja keras seharian suntuk dan dihempaskan dengan rasa puas dari berakhirnya komedo atau jerawat yang sudah keluar dari induk semangnya itu. Plong… banget.

Awal mula saya jadi kecanduan video pencet komedo ini sebenarnya merupakan hal yang tidak disengaja. Secara kebetulan ada sebuah video milik Dr. Sandra Lee yang muncul di beranda YouTube saya. Nah, buat yang belum kenal siapa itu Dr. Sandra Lee, beliau ini merupakan seorang ahli dermatologi yang mendapat gelar “Ratu Pencet Jerawat”. Selain itu, beliau juga seorang ahli kanker kulit dan kosmetik ternama di Amerika Serikat.

Melihat ada gambar komedo hitam yang parah banget dari video Dr. Sandra Lee tersebut, timbul gerakan reflek dari tangan saya untuk meng-klik video itu. Bagi yang belum pernah menontonnya, saya sarankan nggak usah coba-coba menontonnya. Karena sekali menonton, kita akan susah untuk berhenti dan bakal keranjingan menonton video-video lainnya. Soalnya video kayak gini sudah semacam candu.

Jujur saja awal mulanya saya juga merasa jijik-jijik gimana gitu, tapi di balik rasa jijik itu muncul juga sebuah perasaan euforia yang menyenangkan sekali. Ada sebuah perasaan lega dan puas dalam sekali waktu. Gimana ya mendeskripsikan kegembiraan tersebut, tuh. Mungkin antara perasaan gemes, geli, jijik, ngeri, penasaran, menggelitik, dan geregetan.

Saya dulu sempat mikir, jangan-jangan saya ini punya kelainan psikologis? Kok, sukanya nonton video kayak gituan, sih? Namun, setelah saya membaca komentar-komentar di video semacam itu, ternyata banyak juga manusia-manusia seperti saya yang keranjingan menonton video receh pencet komedo dan jerawat kayak gitu. Selain itu, hampir di semua video yang mengunggah video serupa, pasti memiliki jumlah viewer sampai jutaan. Itu membuktikan bahwa peminat tontonan semacam ini laris manis. Bahkan penontonnya pun juga bukan hanya orang Indonesia saja, tapi banyak orang luar dari negara lain yang suka dengan tontonan ini.

Fakta ini membuat saya lega. Ternyata bukan saya saja yang terobsesi melihat terangkatnya komedo dan jerawat. Sebenarnya tabiat kayak gini masuk ke ranah “bahagia melihat penderitaan orang lain” nggak, sih? Kok kesannya jadi jahat, ya?

Namun, menurut para ahli hal ini lumrah terjadi. Manusia katanya memang memiliki kecenderungan melakukan hal-hal berbahaya, tapi tetap mengambil langkah aman. Mereka itu sebenarnya sadar betul bahwa mereka merasa jijik dengan jerawat atau komedo. Akan tetapi, mereka juga seolah memiliki minat untuk masuk ke ranah berbahaya tersebut dengan menggunakan pengalaman orang lain sebagai contohnya. Hehehe.

Gimana ya, menonton video pencet komedo ini memberi sensasi yang hihhh banget. Di satu sisi saya nggak mau mengalami hal itu, hanya saja di satu sisi saya juga sangat suka melihat percobaan itu pada orang lain. Rasa-rasanya, tiap kali melihat video orang yang mencet jerawat, saya juga ikut merasakan sebuah ketegangan yang berlipat-lipat. Tak jarang saya menonton sambil menahan napas dalam-dalam. Kadang kalau jerawat atau komedonya sudah ektream banget, melihat kayak gitu itu bikin merinding dan kadang gatalnya ikutan nular.

Menurut saya hal paling nyebelin, kalau si tukang pencet jerawat alias dokternya itu melakukan gerakan slow motion. Nyongkel komedonya nggak keluar-keluar atau nekennya kurang tekanan. Ini sensasinya kayak nonton drama India yang cuma mau ngambil garam aja harus joget setengah jam dulu. Duh, rasanya gemes banget pengin masuk ke layar dan ambil alih jadi tukang mencetnya.

Mungkin kebiasaan menonton video pencet jerawat ini mirip dengan saat kita menonton film horor. Sudah tahu film horor itu hantunya nyeremin, tapi kok ya masih suka aja nonton film gituan. Nah, kurang lebih begitulah sensasi yang dirasakan para kaum pecinta video pencet komedo dan jerawat.

Namun, yang paling menyenangkan setelah video selesai, ada sebuah kelegaan dan kepuasan tersendiri yang saya rasakan. Puas banget. Kalau kata para ahli, sensasi ini sudah semacam orgasme otak. Wkwkwk.

BACA JUGA Jerawat Hilang dengan Minum Air Putih yang Banyak? Ah, Mitos! dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version