Menguji Mukjizat Nabi Muhammad Saw., Bulan Terbelah di Langit Mekkah

bulan terbelah malam siang matahari mukjizat nabi muhammad saw rasulullah abu jahal habib bin malik raja syam kisah nabi cerita nabi mojok

bulan terbelah malam siang matahari mukjizat nabi muhammad saw rasulullah abu jahal habib bin malik raja syam kisah nabi cerita nabi mojok

Kisah Nabi Muhammad ini dinukil dari riwayat-riwayat shahih dan mutawatir.

Suatu hari Abu Jahal mengirim surat undangan kepada Habib bin Malik, seorang raja Syam (sekarang Palestina dan Suriah). Setelah menerima surat itu Sang Habib bersama 12 ribu pasukan berkuda berangkat menuju Mekkah. Saat tiba di Kota Abtha, sebuah daerah dekat Mekkah, Abu Jahal beserta pembesar Suku Quraisy menyambutnya dengan membawa persembahan berupa hamba sahaya dan perhiasan. Usai duduk, Habib bertanya pada Abu Jahal tentang siapa Nabi Muhammad saw.

“Paduka, silakan bertanya tentang Bani Hasyim,” pinta Abu Jahal.

Habib menukas, “Aku bertanya tentang siapa Muhammad itu.”

Salah satu kaum Quraisy pengikut Abu Jahal menjawab, “Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya. Ketika menginjak usia 40, ia berbalik mencerca tuhan kami dan membawa agama baru yang berbeda dari agama kami!”

Mendengar kesaksian itu, Habib mengutus seseorang untuk memanggil Rasulullah saw.. “Bawalah ia ke hadapanku dengan sukarela! Bila ia tak mau, paksalah!” Rasulullah pun datang memenuhi panggilannya disertai Abu Bakar dan istri beliau, Khadijah.

Ketika Rasulullah saw. telah berada di hadapan Habib, wajah beliau memancarkan cahaya hingga Habib tertegun sesaat. “Wahai Muhammad, engaku tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Tapi apakah engkau juga demikian?” tanya Habib dengan penuh keangkuhan.

“Apa yang engkau inginkan dariku?” tanya Rasulullah saw.

“Aku ingin engkau membuat matahari terbenam lalu bulan muncul turun ke bumi, terbelah menjadi dua bagian. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sediakala!”

Menyaksikan semua itu, Abu Jahal berkata, “Benarlah apa yang Tuan katakan! Tuan telah mengatakan sesuatu yang luar biasa!”

***

Kemudian Nabi Muhammad saw. keluar menuju Jabal (gunung) Abu Qubaisy dan salat dua rakaat. Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah. Sejurus kemudian, Jibril datang seraya berkata, “Assalamualaikum, wahai Rasul Allah, sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah engkau bersedih dan bersusah hati! Aku senantiasa bersamamu. Pergilah menemui mereka! Kuatkan hujjahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukan matahari dan bulan, siang dan malam.’”

Waktu itu hari mulai sore dan matahari sudah condong ke barat. Matahari pun terbenam dengan cepat di ufuk barat dan hari mulai gelap. Lalu muncullah bulan purnama. Setelah bulan itu tepat berada di atas Rasulullah, beliau memberi isyarat dengan dengan jarinya. Seketika bulan itu turun ke Bumi dan berhenti di hadapan beliau. Kemudian Allah Swt. menunjukan kekuasaan-Nya, bulan terbelah menjadi dua bagian. Selanjutnya, bulan berpadu kembali di atas kepala Rasulullah saw. dan kemudian bersaksi, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.”

Setelah itu, bulan kembali ke langit, dan matahari kembali muncul seperti semula. Sebab matahari waktu itu belum saatnya terbenam. Tapi tetap saja, Abu Jahal dan para pengikutnya menggangap mukjizat itu sebagai sihir belaka, dan mereka sedikit pun tak merasakan kekuasaan Allah dalam hatinya. Mereka tetap tidak mau beriman.

BACA JUGA Standar Ganda Ala Nabi Muhammad dan tulisan R. Fauzi Fuadi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Exit mobile version