Menghitung Kekayaan Monkey D. Luffy, Kapten Bajak Laut Topi Jerami

Kekayaan Luffy

Menghitung Kekayaan Monkey D. Luffy, Kapten Bajak Laut Topi Jerami

Kekayaan dalam jagad universe One Piece agaknya memang tabu untuk diperbincangkan. Mau bagaimana lagi, empunya, Eichiro Oda, tidak pernah memberi satu clue pun baik melalui panel manga secara resmi atau melalui SBS tanya jawab dengan pembaca setianya. Bak bola panas yang bergulir, semua bebas berasumsi. Sebenarnya tidak hanya prihal keuangan, Oplovers pun bebas berasumsi mengenai bagaimana ending manga yang layak disandingkan dengan sebuah epos yang satu ini. Ndakik, bukan?

Untuk menambah khasanah per-ndakik-an duniawi One Piece, saya ingin menambah daftar panjang ke-sok tahu-an para penggemarnya ini. Bukan tentang ending atau asumsi liar apakah “anak-anak” dari kru Topi Jerami bakal meneruskan tongkat estafet menjadi bajak laut sebagaimana formula yang diajukan oleh manga Naruto kepada Boruto, pun saya nggak tertarik membahas kru Topi Jerami selanjutnya setelah Jinbe siapa. Mau Kinemon kek, mau Carrot kek atau bahkan mau Bowo Tiktok juga terserah deh. Pokoknya saya mau membahas berapa sih pundi-pundi Belly yang hingga kini dihimpun oleh si kapten yang satu ini.

Pendekatannya pun sederhana, saya nggak perlu repot-repot riset atau membuka Reddit dan membaca setiap asumsi yang ada. Karena apa, karena daftar di bagian akhir akan menjawab semuanya. Tapi, sebelum sampai daftar terakhir, kalian harus membaca satu persatu terlebih dahulu dengan seksama.

Kira-kira segini perkiraan kekayaan Luffy

Satu: Morgans adalah tokoh paling kaya

Pertama, jika kalian menganggap para Yonkou yang terkaya di universe One Piece, selamat, jawaban anda sekalian salah. Iya, paham kok, kita lihat bahwa betapa mudahnya para Yonkou ini dapat Belly. Pun, Big Mom, memiliki gugusan pulau yang amat luas dan Kaidou memiliki teritori kekuasaan yang tunduk kepada dia. Kedua, jika menganggap Tenryuubito adalah bangsawan yang tajir melintir, ya ada benarnya, tapi mereka ini bukan yang paling kaya.

Siapa sih yang paling kaya? Jawabannya adalah Morgans si burung albatros yang makan buah iblis Tori Tori no Mi. Kenapa bisa jadi yang terkaya? Karena ia adalah seorang jurnalis yang bisa membuat berita apa saja yang ia inginkan. Denger-denger nih, ketika Oda Sensei bisikin saya ketika kami sedang ngangkring bareng di Bilangan Klebengan, ia membeberkan fakta menarik. Morgans ini bukan jurnalis di Koran World Economy, tapi dia adalah Redaktur Mojok yang terkhusus ditugaskan memonitori rubrik “Nafkah”.

Coba deh jelajahi rubrik nafkah, ada gitu yang merecoki keuangan orang-orang penting di One Piece? Ada yang menulis “Menghitung Penghasilan Akagami Shank, Si Ganteng yang Belum Punya Pacar” gitu? Nggak ada.

Ini rahasia kita aja ya, jangan kasih tahu tukang teori One Piece di komunitas-komunitas mereka, ribet nanti jadinya. Begini, Mojok melalui awasan Morgans sebenarnya sudah menyiapkan beberapa nama untuk ditulis dan dihitung nafkahnya, namun ia selalu mendapat sogokan dari para Yonkou agar tidak dipublikasi berapa rincian keuntungan mereka. Juga sama dengan apa yang dilakukan Tenryuubito. Makanya, secara tidak langsung, ia mendapatkan pundi-pundi Belly dari sogokan tokoh-tokoh terkenal di One Piece. Maka, nggak ada satu naskah pun yang merecoki keuangan mereka di rubrik nafkah.

Kenapa mereka tidak mau mengekspos kekayaannya, nggak seperti artis yang memperlihatkan uang di dalam rekeningnya? Edan po! Diuber-uber Direktorat Jenderal Pajak baru tahu rasa. Emang punya pulau begitu besar nggak bayar pajak, gitu?

Dua: Jumlah buronan “Bounty” > kekayaan sementara si bajak laut

Dari pisau analisis seorang Morgans, kalau kalian anggap jumlah buronan itu berangkat dari asumsi “seberapa kuat”, itu sangat salah. Emang berapa kuat sih Mas Morgans? Lawan God Ussop juga bakalan kejang-kejang, kan? Nah, dalam jagad One Piece, yang kuat akan kalah dengan yang super beruntung seperti Buggy Badut. Jadi kuat-kuat amat itu nggak ngaruh. Karena melalui prinsip dasar bajak laut, yakni saling merampas, harta kekayaannya menjadi patokan dalam menentukan bounty (harga buronan).

Melalui prinsip dasar bajak laut yang saling merampas, jumlah buronan si Buggy harus lebih besar dari kekayaannya. Misalkan Buggy memiliki kekayaan 1 juta Belly, maka ketetapan buronan yang diajukan oleh Marine harus lebih besar dari angka tersebut. Ya, kalau jumlah buronannya lebih kecil, semisal hanya 300 Belly, mana ada yang mau memburu kepala Buggy? Pun kalau ada, mendingan juga setelah mengalahkannya langsung merampas hartanya dan kemudian meninggalkan kepalanya tanpa “nyetor” kepada Marine. Lebih efektif dari pada buang-buang waktu.

Memang, kita melihat fluktuatif kenaikan Belly Mas Luffy ini selalu meningkat ketika menang melawan musuh-musuhnya. Tapi “harga buron” yang ia dapatkan pertama kali ketika Nami resmi bergabung—masuk dalam arc melawan Arlong Manusia Ikan, temennya Denny Manusia Ikan—dan….ya tahu sendirilah betapa matrenya Mbak Nami. Lha wong selama mengalahkan Do Krieg di Restoran Apung Baratie dan Kuro di Desa Syrup Marjan bounty-nya nggak naik-naik.

Dari teori sederhana dan ngasal itu, kita bisa prediksi ketika arc Arlong, pertama bounty Luffy ialah  30 juta belly. Itu adalah nilai bounty pertama yang Luffy dapatkan, pun kawan-kawannya yang juga mendapatkan list target dari Marine. Seperti diperkirakan di atas, saat itu kekayaan Luffy berkisar di angka 20-10 juta Belly. Kedua, kenaikan pertama didapatkan ketika mengalahkan Shichibukai, Sir Crocodile, yakni naik menjadi 100 juta Belly. Ya alasannya jelas bahwa Crocodile ini kaya karena menjadi parasit Kerajaan Alabasta. Diprediksi kekayaannya berkisar 80-70 juta. Iya to, Mbak Nami? Ketiga, kenaikannya selalu berjalan signifikan. Makin besar skop kekuasaan musuh, meningkat drastis pula Bounty-nya. Dari 300 juta menjadi 500 juta dan kini menjadi 1,5 miliar Belly.

Tiga: 1  Belly berapa Rupiah?

Dilansir dari One Piece Wikia, pada chapter 490 dijelaskan bahwa harga satu porsi Takoyaki-nya Hatchi si Gurita adalah 500 Belly. Hal ini lantas dikomparasikan dengan harga satu Takoyaki di depan SD Negeri Wirokerten yang harganya 12 ribu rupiah. Atau di depan SD Negeri Sampangan adalah 9 ribu rupiah (lebih murah karena saya sudah kenal sama abangnya). Jadi, dapat dibulatkan secara asal-asalan, 500 Belly itu kurang lebih sama dengan 10 ribu rupiah. Maka, 1 Belly itu sama dengan 20 Rupiah. Menengok jagad One Piece sedikit goyah karena hilangnya satu Yonkou, ya kira-kira segitu deh sebelum daerah kekuasaan Ayah Shirohige ini mengalami inflasi hebat.

Nah, dari teori bounty > kekayaan sementara si bajak laut dan kita sudah dapat berapa rupiahkan satu Belly itu, maka asumsinya menjadi seperti ini: Harga buronan Luffy kini berada di angka 1,5 milliar Belly. Dan dapat ditaksirkan bahwa kekayaan bersih Luffy ada di angka 1 miliar Belly. 1.500.000.000 Belly jika dikonfersi menjadi rupiah, maka hasilnya adalah 30.000.000.000. Kekayaan si kapten menyentuh angka segitu! Belum ketambahan kekayaan anggota lainnya, kan?

Dengan kekayaan sebanyak 30 milliar Rupiah, Luffy bisa membeli Takoyaki di depan SD Negeri Sampangan sebanyak 3,3 juta porsi. Itu bisa bagi-bagi buat penduduk Yogyakarta karena pada tahun 2014, jumlah penduduknya adalah 3,5 juta. 2 juta penduduk yang belum kebagian takoyaki, bisa minta sama Zoro atau Sanji. Atau ini bisa bagi-bagi takoyaki sama seluruh penduduk Pulau Whole-Cake beserta Big Mom. Kembung-kembung deh Big Mom.

Kalau dihabiskan untuk beli nasi kucing dua dan es teh satu, Luffy bisa beli sebanyak 3 juta porsi. Astaga, Luffy bisa jajain seluruh mahasiswa di Jogja selama seminggu. Bukan hanya memakmurkan mahasiswa Jogja, tapi juga bisa meringankan beban perasaan orangtua/wali di daerah asal. Sungguh mulia jika itu memang terjadi. Sayangnya…

Empat: Luffy nggak menyimpan kekayaannya

Kalau Luffy yang megang semua uangnya, sudah habis ia belikan daging atau mainan robot-robotan seperti Franky. Uang itu disimpan oleh orang yang “tepat” karena nggak akan keluar untuk sesuatu yang nggak perlu. Dan sialnya, nama orang itu adalah Nami.

BACA JUGA Menghitung Penghasilan Tsubasa Ozora di Barcelona atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version