Daftar Isi
Uang Rp80 ribu di Situbondo bisa buat apa aja?
Sudah tentu kebutuhan utama manusia adalah mbadok. Nah, kalau di Situbondo ini, rata-rata sekali makan akan menghabiskan uang sekitar Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Memang ada opsi yang lebih murah, tapi siapa yang tahan kalau sudah susah-susah kerja, pas milih makanan sama sekali nggak membangkitkan selera, sih? Ya memang bisa masak sendiri, tapi malah jauh lebih repot nggak, sih?
Sedangkan dalam sehari, rata-rata frekuensi makan sehari seseorang adalah 3 kali. Jadi, buat makan saja sudah mengeluarkan uang Rp30 ribu sampai Rp45 ribu seharinya. Kalau sebulan, artinya kita memakai uang sebesar Rp900 ribu sampai Rp1,3 jutaan untuk biaya.
Jadi, sisa gaji UMK Situbondo dikurangi biaya makan sekitar Rp1,2 juta sampai Rp800.000.
Itu baru buat makan doang, lho. Ngomongin soal kebutuhan dasar manusia nggak usah pakai hierarcy of needs-nya Maslow dulu, kejauhan. Kita pakai tiga indikator: perut, baju, dan tempat tinggal saja dulu.
Nah, sisa Rp1,2 juta sampai Rp800 ribu ini digunakan buat dua kebutuhan dasar lainnya, yakni baju sama tempat tinggal.
Sisa UMK Situbondo setelah dikurangi uang makan memangnya cukup buat tempat tinggal?
Setelah makan, sekarang kita beralih ke tempat tinggal. Kalau di sini, saya sudah survei tipis-tipis harga kos berkisar di angka Rp300 ribu-Rp500 ribuan sebulan. Saya nggak mau ngomong jauh-jauh beli rumah karena kalau penghasilan UMK, yang paling affordable dan menenangkan sudah pasti kos atau kontrak rumah saja.
Jadi, kalau kita kurangi lagi, sisanya masih ada Rp600 ribu-Rp800 ribu.
Biasanya sih kalau di Situbondo, biaya kos segitu sudah sekalian listrik dan air. Jadi sudah nggak ada tanggungan lain yang harus dibayar.
Transportasi
Rata-rata kalau di Situbondo, warga bepergian naik sepeda motor. Biar gampang, kita anggap saja ongkos PP kos-tempat kerja Rp5 ribu-Rp10 ribu buat bensin dalam sehari. Soalnya saya kalau isi bensin Rp15 ribu bisa buat tiga hari.
Hal ini beda dengan di kota besar yang rata-rata tempat kerjanya jauh dari tempat tinggal. Makanya biaya transportasinya jelas lebih mahal. Sementara kalau di Situbondo, ah elah, paling berapa kilometer doang, sih. Nggak pakai macet pula.
Jadi, UMK Situbondo kita kurangi lagi dengan ongkos transportasi. Sisanya jadi Rp450 ribu – Rp500 ribu.
Buat beli baju, masih okelah
Kebutuhan lain adalah buat beli baju yang sepertinya nggak terlalu signifikan kalau kita nggak kakean polah. Lagi pula sekali beli baju kan bisa buat berbulan-bulan, ya. Bahkan satu baju bisa kita pakai hingga bertahun-tahun lamanya. Jadi, perubahannya nggak signifikan kalau dari gaji yang tersisa.
Hiburan
Untungnya ada sisa dari UMK Situbondo yang kecil itu, jadi bisa buat hiburan. Kalau kata banyak advisor keuangan, hiburan itu mentok di angka 10%-15% dari gaji. Jadi, kalau gajinya Rp2,1 jutaan, biaya hiburannya Rp210 ribu-Rp315 ribu.
Ini bagus buat orang yang tinggal di Situbondo. Soalnya hiburan di sini terbatas. Ada coffee shop, harga menunya juga berkisar di angka Rp12 ribu sampai Rp20 ribu per menu. Itu pun sudah mentok di situ-situ saja.
Sekarang kita kurangi lagi UMK Situbondo dengan biaya hiburan ini, sisanya Rp185 ribu-Rp240 ribu. Nah, sisa uang yang ada biasanya untuk kebutuhan lain semacam beli toiletries, biaya perawatan motor, dsb.
UMK Situbondo sebenarnya sudah cukup, tapi…
Sebenarnya angkanya pas, tapi saking pasnya, kita jadi nggak bisa ngapa-ngapain lagi dengan UMK segini. Mungkin nggak cuma buat Situbondo, ini juga berlaku untuk daerah lainnya penerima gaji sesuai UMK.
Tapi, tahu sendiri kan kalau UMK adalah gaji ideal yang harus dibayarkan perusahaan/bisnis ke karyawannya. Kenyataannya, nggak semudah hitung-hitungan tadi, Gaes.
Kalau mau ngomong pekerja yang dibayar di bawah UMK Situbondo sih banyak banget. Soalnya jumlah perusahaan besar yang sudah lepas dari skala UMKM itu cuma ada sedikit. Coba saja tanya ke orang Situbondo, di mana perusahaan besar di Situbondo. Saya yakin, jawabannya pasti perusahaan pengolahan udang sama perusahaan gula doang yang mungkin sudah ada dari zaman Belanda.
Ini menjelaskan bahwa hanya ada sedikit perusahaan yang masuk kategori wajib membayar karyawan/pekerja sesuai UMK Situbondo.
Sisanya, UMKM yang terus berjalan dan tetap dengan rutin membayar pekerjanya. Tapi, kalau melihat ketentuan, bisnis dengan skala UMKM itu lepas dari kewajiban membayar karyawan/pekerjanya sesuai UMK.
Kalau soal nominal, nggak bisa dikasih tahu karena masih jadi hal tabu. Namun, paling nggak ada sedikit kesimpulan: opsi untuk mendapatkan UMK yang terendah di Jawa Timur saja, buat masyarakat Situbondo pada umumnya sangat susah dan terbatas.
Sudah terendah, terbatas pula. Sisanya memang warga harus berbesar hati dibayar berapa pun demi bisa menyambung hidup sehari-hari.
Makin anehnya lagi, sudah tahu Situbondo begini, eh, malah ngide buat GOR yang jadi tribute buat diri sendiri~
Penulis: Firdaus Al Faqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA UMK Situbondo Kecil Nggak Ngaruh, Selama Ada Padi dan Ikan, Tagihan Tetap Bisa Lunas!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.