Mengenal Posisi Pemain dan Perannya dalam Sepak Bola Modern

Mengenal Posisi Pemain dan Perannya dalam Sepak Bola Modern

Mengenal Posisi Pemain dan Perannya dalam Sepak Bola Modern (Maciej Rogowski Photo via Shutterstock.com)

Jika Anda mau meluangkan waktu, coba tonton final Liga Champions di era 2000-an dan 2016 ke atas. Pasti Anda menemukan perbedaan yang amat besar, terutama dalam taktik dan jalannya pertandingan. Seiring waktu, tak hanya teknologi, namun taktik sepak bola pun ikutan berubah. Posisi pemain berubah, tempo berubah, dan taktik juga berubah. Kita sering menyebutnya “sepak bola modern”. Tapi, dari banyaknya perubahan, yang paling kentara selain taktik adalah posisi pemain.

Di dunia sepak bola modern, seorang kiper misalnya, tidak hanya dituntut piawai dalam menghalau sepakan musuh, tetapi juga harus bisa memulai serangan tim dari garis paling belakang. Hal ini juga turut berlaku pada posisi-posisi lain yang semakin dituntut untuk memberikan sumbangsih lebih. Oleh karena itu, melalui artikel ini, saya akan sedikit mengenalkan kepada kalian mengenai posisi pemain dan perannya dalam sepak bola modern.

#1 Sweeper-keeper

Sebelumnya saya telah menyebutkan bahwa seorang kiper “modern” tidak hanya harus piawai dalam menghalau sepakan musuh, tetapi juga harus bisa memulai serangan tim dari garis paling belakang. Secara singkat, itulah deskripsi yang paling tepat untuk mendeskripsikan tugas dari seorang sweeper-keeper. Pada klub-klub yang menerapkan gaya bermain possession football, seperti Manchester City, misalnya, kiper mereka diwajibkan untuk memiliki akurasi operan yang baik agar build-up serangan dapat dilakukan sejak posisi paling belakang.

Selain itu, mereka juga dituntut untuk reaktif dan pandai membaca permainan. Jika tim yang ia bela mulai kehilangan bola tatkala sedang berada di garis pertahanan musuh, seorang sweeper-keeper harus bertindak gesit dan memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Hal yang paling umum terjadi dalam situasi seperti itu adalah serangan balik atau istilah lainnya “counter attack”. Jika hal tersebut sudah terjadi, seorang sweeper-keeper yang baik tak hanya akan berdiri diam saja menunggu di kotak penalti, melainkan harus bergerak maju dan melakukan antisipasi demi mencegah pemain lawan untuk masuk ke kotak dua belas pas.

Singkatnya, ketimbang harus melakukan penyelamatan akrobatik keren, seorang sweeper-keeper biasanya cenderung lebih memilih untuk melakukan tindakan preventif dan mencegah tim lawan melakukan serangan. Contoh dari penjaga gawang yang merupakan sweeper-keeper adalah Ederson Moraes, Manuel Neuer, Aaron Ramsdale, Robert Sanchez, dan Marc-André ter Stegen.

#2 Ball playing defender

Dahulu, seorang bek atau defender sangat identik dengan pemain-pemain bertipe “keras” yang tak ragu untuk melakukan tekel demi merebut bola dari kaki pemain lawan. Nah, di era sepak bola modern seperti sekarang, definisi seorang defender sedikit mengalami perubahan ke arah yang lebih “lembut”. Lembut bagaimana, sih, maksudnya?.

Jadi, maksud saya adalah semua “kekerasan” tersebut kini tak lagi menjadi tugas utama seorang bek, melainkan sudah beralih menjadi seorang pemain yang pandai meluncurkan operan-operan kunci kepada pemain tengah atau kepada para penyerang dari lini pertahanan. Memang, tugas untuk menjaga pertahanan juga tetap harus mereka lakukan, tetapi bukankah ada sebuah quote legendaris yang mengatakan bahwa “Pertahanan terbaik adalah menyerang?” Oleh sebab itu, seorang sweeper-keeper dan ball playing defender wajib dimiliki oleh tim-tim yang berinisiatif untuk memegang kendali laga dan menyerang tim lawan tanpa henti. Contoh pemain yang merupakan ball playing defender adalah Harry Maguire (iya, bek termahal di dunia yang sering ngelawak itu), John Stones, Virgil van Dijk, Pau Torres, dan Antonio Rudiger.

#3 Inverted fullback

Masih di garis pertahanan, posisi pemain lainnya yang mengalami evolusi dalam sepak bola modern adalah bek sayap. Jadi, sekarang ini dikenal istilah “inverted fullback” untuk menyebut seorang bek sayap yang ditugaskan untuk rajin bergerak ke tengah dan membantu para gelandang. Selama ini seorang bek sayap biasanya disuruh untuk melakukan overlap di sisi sayap dan mengirimkan umpan lampung ke kotak penalti lawan. Namun, sekarang semuanya sudah berubah, sama seperti hubungan saya dengan doi. Hiks.

Jadi, kini semakin banyak fullback yang diinstruksikan untuk memperkuat lini tengah demi menciptakan jumlah yang lebih superior di sektor tersebut. Tak percaya? Coba tanya saja pada sang pemain asal Portugal, Joao Cancelo, tentang peran apa yang ia mainkan selama berseragam The Cityzens. Saya yakin ia akan memberikan penuturan yang sama seperti saya, hanya saja ia akan menyampaikannya dalam bahasa Portugis dan Inggris.

#4 Box-to-box midfielder

Box-to-box midfielder adalah sebutan bagi seorang gelandang tengah yang harus bermain secara seimbang: ia terkadang harus ikut membantu penyerangan, tetapi juga mesti turun ke belakang jika timnya yang diserang. Pemain-pemain yang berposisi ini juga dituntut untuk memiliki stamina yang kuat agar tidak mudah lelah ketika menjalankan peran tersebut selama 90 menit.

Kehadiran posisi ini sekaligus menandai “punahnya” pemain-pemain bertipe gelandang serang murni seperti Mesut Ozil atau Ricardo Kaka. Demi terciptanya stuktur permainan yang lebih seimbang, mayoritas para pelatih kini lebih memilih menggunakan seorang box-to-box midfielder daripada gelandang serang murni yang biasanya tidak begitu jago dalam urusan bertahan. Contoh pesepak bola yang sering berperan sebagai box-to-box midfielder adalah Frenkie de Jong, Ilkay Gundogan, Jordan Henderson, Federico Valverde, dan Paul Pogba.

#5 False nine

False nine merupakan sebuah posisi yang paling identik dengan Lionel Messi ketika ia masih berseragam Barcelona. Jadi, tugas seorang false nine sejatinya adalah membuka ruang bagi para pemain sayap untuk bisa bergerak masuk ke tengah dan menceploskan bola ke jala gawang lawan.

Peran ini juga dapat dijadikan solusi bagi tim-tim yang tidak memiliki penyerang tengah yang benar-benar tajam di dalam skuadnya. Hal itu dibuktikan oleh Manchester City di musim ini, di mana sang pelatih, Pep Guardiola, memutuskan untuk memasang pemain-pemain yang aslinya merupakan seorang gelandang, seperti Bernardo Sila, Jack Grealish, atau Kevin de Bruyne, sebagai ujung tombak di lini depan. Hasilnya? City justru dapat menjadi tim yang lebih fleksibel dan tetap tak kehilangan tajinya dalam urusan mencetak gol. Selain Messi, pemain lain yang identik dengan peran ini adalah Roberto Firmino dan Carlos Tevez.

Itulah pemaparan singkat saya mengenai posisi pemain dan peran dalam sepak bola modern yang mungkin belum kalian ketahui. Semoga ke depannya industri sepak bola bisa semakin maju dan terus menciptakan inovasi-inovasi lain yang akan membuat olah raga ini menjadi semakin mengasyikkan untuk ditonton.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rodrygo, The Starboy

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version