Menerka Kepribadian Orang yang Hobi Gambar Titit di Sembarang Tembok

Menerka Kepribadian Orang yang Hobi Gambar Titit di Sembarang Tembok Terminal Mojok

Saya selalu merasa heran saat melihat gambar alat kelamin laki-laki yang terpampang di banyak tembok. Entah tembok di sepanjang jalan atau tembok rumah milik orang lain. Bingung saja gitu. Apa maksud dan tujuan orang yang gambar titit di tembok dengan begitu sembarangan sekaligus serampangan? Gambarnya hanya gitu-gitu saja pula. Nggak kreatif!

Bukan tanpa alasan saya begitu antusias membahas hal ini. Asli, ini bukan soal konten pornografi atau sejenisnya. Saya hanya merasa sangat, sangat mangkel, lantaran baru saja mendapati tembok rumah saya dicoret gambar tak senonoh tersebut. Dibilang bagus dan estetik nggak. Dibilang jelek banget, iya. Intinya, nggak ada keren-kerennya blas!

Sejujurnya, sudah lama pula hal ini menjadi keresahan sekaligus mengendap dalam pemikiran saya.

Masalahnya, kejadian seperti ini nggak hanya saya alami satu-dua kali saja. Di lain kesempatan, bahkan tembok rumah orang tua saya pun pernah dijadikan kanvas oleh orang-orang yang punya gejolak kreativitas di luar batas ini.

Kalau gambarnya bagus dan estetik sih nggak jadi masalah. Lumayan, hitung-hitung jadi penghias sekaligus penanda rumah kalau ada yang kebingungan kirim paket atau sekadar cari alamat. Kan nggak lucu kalau saya menyampaikan kepada orang lain bahwa rumah saya itu yang ada gambar tititnya. Hmmm.

Jelas, ini adalah perkara yang sangat pelik. Lantaran sudah dicat berkali-kali pun tetap saja ada yang menimpali kembali dengan gambar serupa. Lama-lama jadi tuman. Saya curiga, jangan-jangan memang sudah menjadi passion bagi sebagian orang.

Lantaran hal seperti ini terus berulang dan sudah banyak tembok rumah yang menjadi korban, bahkan seakan menjadi fenomena tersendiri, saya sampai melakukan penelusuran dengan pendekatan kualitatif. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran maksud, tujuan, serta karakteristik orang yang hobi gambar titit di tembok orang lain. Syukur-syukur jika dalam waktu mendatang kita bisa mencegah tindak laku serupa. Berikut hasil penelusuran saya.

#1 Egois

Tidak bisa tidak, mereka yang sembarang gambar titit di tembok rumah orang lain dan fasilitas umum, bagi saya, adalah orang yang egois. Lah gimana nggak egois? Sudahlah gambar hal yang nggak etis sama sekali di tembok orang lain, tanpa meminta izin terlebih dahulu, gambarnya besar pula. Betul-betul mengganggu kenyamanan dan pandangan.

Yang lebih menyebalkannya lagi, hal serupa selalu dilakukan di tembok milik orang lain atau di fasilitas umum. Pertanyaan terbesar saya adalah kenapa mereka nggak gambar di tembok rumah sendiri saja, sih? Betul-betul tipe orang yang hanya mementingkan diri sendiri.

#2 Nggak ngerti caranya move on

Menggambar titit di sembarang tempat bukanlah hal yang baru. Sejak saya masih kecil, gambar tersebut hampir selalu ada tiap kali mengunjungi suatu tempat. Dan bagi saya, ini adalah permasalahan yang serius. Oleh karena itu, wajar saja jika mereka adalah sebenar-benarnya tipe orang yang susah move on. Sudah tahu gambarnya itu-itu saja sejak zaman baheula, nggak ada perubahan pula. Masak sih nggak mau berinovasi? Gambarnya bikin yang sedikit futuristik gitu.

#3 Anti-mainstream yang mainstream

Buat kalian yang merasa gambar-gambar begitu di tembok adalah hal yang anti-mainstream, sini saya bisikin. Itu adalah hal yang keliru. Sangat keliru. Sebab, yang bikin gambar serupa banyak dan tersebar di mana-mana. Jadi, lupakan saja niatan untuk menjadi anti-mainstream dengan cara yang mainstream. Tanpa disadari, ujung-ujungnya ya malah mainstream.

#4 Menyukai tantangan dan olahraga yang memacu adrenalin

Sudah pasti orang-orang yang sukanya menggambar titit di tembok sembarangan adalah para penyuka segala sesuatu yang memacu adrenalin. Coba bayangkan. Pas lagi corat-coret tembok milik orang lain atau fasilitas umum lainnya, mereka yang menggambar harus siap ditegur, diomeli, sampai dengan dikejar oleh si pemilik rumah atau pihak yang berwenang.

Secara nggak langsung, hal tersebut bikin mereka harus bersiap untuk mengerahkan seluruh kemampuan fisik dan ketahanan tubuhnya untuk berlari secepat mungkin saat dikejar.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya mengimbau kepada orang yang hobi menggambar titit sembarangan. Tolong dong, kalau mau corat-coret di tembok orang, dipilah dulu gitu gambarnya. Jangan asal-asalan. Daripada gambarnya itu-itu saja, mending nggak usah, deh. Serius. Repot ngecat ulangnya, Bos! Hadeh…

BACA JUGA Iklan di Spotify Adalah Iklan Terbaik yang Pernah Saya Dengar dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version