Menerka Alasan Seragam Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Menerka Alasan Baju Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Menerka Alasan Baju Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu (Pixabay.com)

Kenapa sih seragam olahraga sekolah itu desainnya bikin malu? 

Selama saya sekolah negeri, hal yang selalu bikin deg-degan tiap kenaikan kelas adalah kegiatan bayar-membayar kebutuhan sekolah baru. Sudah bukan hal yang mengejutkan memang kalau orang tua selalu terbebani dengan hal ini tiap 12 bulan. Entah itu membeli buku pelajaran baru, buku LKS, bayar kalender, bahkan sampai bayar utang kas anaknya.

Yang terakhir memang bikin geleng-geleng kepala, tapi itu nyata adanya sebab saya sendiri juga pernah demikian. Duh, semoga saya nggak berdosa.

Oh ya, urusan membayar kebutuhan sekolah ini juga merambah ke dunia busana yaitu atribut seragam dan seragam baru. Bukan berarti seragamnya kekecilan atau koyak sana sini, tapi naik kelas juga berarti ganti badge dan seragam olahraga.

Nah, seragam olahraga yang selalu ganti tiap tahun ini terkadang menjadi keluhan rutin para orang tua lantaran menambah biaya yang dikeluarkan. Padahal, pelajaran olahraga juga hanya seminggu sekali. Jadi beli baru karena alasan mengikuti tingkatan kelas itu benar-benar merugikan. Namun, jangan dikira yang mengeluhkan hal ini hanya orang tua saja. Pasalnya, masalah ini juga selalu menjadi keluhan rutin para siswa, yaitu desain seragam olahraga yang selalu bikin malu.

Entah mengapa saya juga heran. Sejak dulu, setiap kali saya dan teman-teman mendapatkan baju olahraga baru, wajah kami nggak pernah hepi. Banyak yang mengeluhkan desain bajunya yang tidak sesuai ekspektasi. Tapi kira-kira kenapa ya, desain baju olahraga sekolah negeri itu selalu demikian?

Seragam olahraga bikin mudah dikenal oleh penduduk

Ada hal unik yang saya temukan di seragam olahraga SD negeri, yaitu rata-rata seragamnya warna merah. Ini bukan berarti saya menggeneralisir, ya, ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi sekaligus observasi saya terhadap siswa-siswi SD yang sering saya jumpai. Kalaupun warnanya nggak sepenuhnya merah, ya biasanya ada unsur merahnya. Seperti merah dan putih, merah dan hitam, atau malah merah, putih, dan hitam.

Saya pikir pemilihan warna ini bukan nggak ada artinya. Mungkin saja, warna merah ini identik dengan seragam anak SD sehingga apabila ada gerombolan siswa berpakaian demikian masyarakat bisa langsung mengenalinya. Kemungkinan besar ini juga memudahkan penduduk supaya dapat membantu siswa atau siswi SD yang tertinggal dari gerombolannya ketika olahraga di luar.

Budaya senioritas

Saya nggak tahu apakah di daerah lain menerapkan aturan yang sama atau tidak. Tapi warna baju olahraga tiap tingkatan kelas sekolah-sekolah di Surabaya itu biasanya dibedakan. Ini biasanya berlaku di SMP dan SMA. Kalau SD umumnya selalu sama tiap tahun.

Adapun warna baju untuk kelas rendah biasanya hijau, kelas tengah kuning, dan kelas tinggi merah. Yang paling kasihan itu yang kelas tengah sebab mereka selalu mendapatkan warna ngejreng. Sejak saya SMP semua siswa rasa-rasanya selalu mengeluh kalau menginjak kelas tengah.

Saya kurang tahu apa alasan pembedaan warna ini. Boleh jadi ini sebagai tanda pengenal agar murid-murid lain bisa mengetahui bagaimana mereka harusnya memanggil si pemakai baju olahraga tertentu. Hal ini supaya mereka nggak keliru manggilnya. Bisa saja dia kelas 12, tapi malah dipanggil “dek” oleh adek kelas. Pembedaan warna ini lumrah di Surabaya, apa mungkin tujuannya untuk melestarikan budaya Jawa yang harus sopan terhadap yang lebih tua?

Menyesuaikan budget

Kalau alasan yang satu ini sih nggak usah ditanya lagi. Alasan lain mengapa seragam olahraga sekolah desainnya selalu bikin para murid muram adalah menyesuaikan budget. Yah, namanya juga sekolah negeri. Nggak mungkin para guru berani mematok harga tinggi. Sebab tidak semua siswa berasal dari keluarga berlatar belakang ekonomi yang mumpuni. Ada siswa yang masih sulit membayar buku, ini malah minta harga seragam olahraga dinaikkan. Ya tentu saja sulit dong!

Nah, karena budget-nya yang cenderung pas-pasan, sudah pasti sekolah nggak seberapa memedulikan desain. Desain itu anggapannya seperti rasa dalam makanan, hanya lewat saja. Fokus utamanya adalah untuk menghilangkan rasa lapar. Dugaan saya konsep ini juga diterapkan dalam proses membuat seragam olahraga. Desain nggak penting, yang penting baju jadi dan bisa dipakai. Beres deh!

Desain seragam olahraga punya standar

Alasan terakhir yang bisa jadi pertimbangan adalah desain seragam ini memang sudah ada standarnya. Pernah mikir nggak, kenapa seragam sekolah desainnya gitu-gitu aja? Kayak ada template-nya gitu. Nah, ini bisa jadi karena seragam tersebut ada standarnya. Tentu saja standarnya tidak dibuat oleh Kemendikbud melalui undang-undang atau konferensi pers, melainkan dari kesepakatan wakil tiap-tiap sekolah negeri di Indonesia.

Masalahnya, mungkin standar ini dibuat ketika tahun 90-an atau 2000-an. Sehingga para boomer yang nggak ngerti desain ini akhirnya mengusulkan gaya yang jadul banget. Misalnya, nih, nama sekolah di belakang membentuk setengah lingkaran. Ini umum banget ditemukan. Kemudian ada juga logo sekolah di bagian depan seragam, kalau bisa yang agak besar biar ada rasa bangga. Belum lagi di celananya juga ada nama sekolah di bagian kanan dan kiri.

Itulah 4 alasan desain seragam olahraga seringkali bikin siswanya malu sendiri. Menurut saya nih, desain seragam itu penting banget lantaran dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri siswa. Gimana mau bangga kalau desainnya aja nggak memuaskan? Yang ada siswa pada malu. Semoga sekolah ke depannya bisa bikin seragam olahraga yang makin bagus.

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version