Menengok Seberapa Besar Gaji Orang Pelayaran kok Bisa Arogan dan Kemaki Gitu

Menengok Seberapa Besar Gaji Orang Pelayaran kok Bisa Arogan dan Kemaki Gitu Mojok.co

Menengok Seberapa Besar Gaji Orang Pelayaran kok Bisa Arogan dan Kemaki Gitu (unsplash.com)

Beberapa hari terakhir, linimasa media sosial saya dipenuhi dengan konten tentang “mas-mas pelayaran”. Bukan tentang gimana rasanya kerja di pelayaran, bukan tentang peluang kerja di pelayaran, juga bukan tentang berapa besar gaji yang diterima ketika kerja di pelayaran. Ramai-ramai tentang pelayaran ini konteksnya adalah tentang orang yang mengaku sebagai “orang pelayaran” yang melakukan tindakan kekerasan terhadap driver ShopeeFood di Jogja.

Cerita singkatnya, ada orang yang memesan minuman di ShopeeFood. Sejak awal, pemesan ini emang udah kelihatan arogan, kecut banget, lah. Nah, pesanannya terlambat datang (cuma terlambat 5 menit sebenarnya), karena si driver kejebak macet. Pemesan marah, sambil mengaku bahwa dia orang pelayaran (nyombongin diri gitu), terus bertindak arogan ke driver. Bahkan, arogansi pemesan ini sampai pada level penganiayaan terhadap pacar driver yang saat itu ikut juga.

Kita tahu bagaimana endingnya. Rumah customer digeruduk banyak driver. Customer pun kicep. Kasus ini ramai, bahkan sampai naik ke pidana. Si customer yang mengaku sebagai orang pelayaran  udah diamankan polisi. Jadilah kalimat “mas-mas pelayaran” ini jadi konten lucu-lucuan di medsos.

Satu hal yang bikin penasaran dari kasus ini adalah, emang sebesar apa, sih, gaji orang pelayaran kok bisa sampai arogan. Bahkan berani melakukan kekerasan, untuk kesalahan sepele yang sebenarnya bisa rampung dalam sekali sruput kopi.

Pelayaran = awak kapal ferry dan kapal pesiar

Frasa “pelayaran” ini sebenarnya luas banget pengertiannya. Bekerja di dunia pelayaran juga punya makna banyak. Selama kerjaannya ada urusannya dengan perahu, kapal, dan laut, ya bisa disebut pelayaran. Bahkan nelayan juga bisa disebut dengan kerja pelayaran, lha wong mereka ini berlayar ke laut, kok. Tapi, untuk konteks ini, kita persempit saja pengertian pelayaran sebagai awak kapal, lebih tepatnya awak kapal ferry dan kapal pesiar.

Kita semua tahu, bahwa kerja pelayaran atau kerja jadi awak kapal ferry ini jadi salah satu kerjaan yang menjanjikan. Kerja jadi awak kapal ferry ini selain punya gaji pokok yang cukup tinggi, juga punya tunjangan yang nggak main-main. Bahkan tunjangannya bisa melebihi gaji pokok. Selain itu, bisa mengunjungi tempat-tempat yang jauh, bahkan di luar negeri, jadi salah satu yang bikin banyak orang tertarik.

Sekarang pertanyaannya, seberapa besar gaji orang pelayaran?

Menengok gaji awak kapal ferry dan kapal pesiar

Gara-gara ramai-ramai soal “orang pelayaran”, saya jadi cari tahu seberapa besar gaji mereka. Dan ternyata, gaji mereka cukup besar. Salah satu contohnya adalah gaji pegawai/awak kapal ferry di PT. ASDP Indonesia Ferry, BUMN yang bergerak di bidang bisnis jasa penyeberangan dan pelabuhan terintegrasi dan tujuan wisata waterfront.

Melansir laman Tirto.id, gaji awak kapal di PT. ASDP ini berkisar Rp4 juta hingga Rp70 juta. Gaji Rp4 juta itu untuk security dan cleaning service. Sementara gaji Rp8 juta untuk teknisi kapal. Sedangkan untuk pengawas pelabuhan, gaji mereka bisa sampai Rp10 juta. Yang paling tinggi tentunya di posisi general manajer, yang mana gajinya antara 40-70 juta per bulan.

Baca halaman selanjutnya: Gimana? Cukup …


Gimana? Cukup menjanjikan kan? Nggak heran kalau banyak orang yang mengincar posisi pekerjaan di pelayaran. Dan, nggak heran juga ada orang-orang yang bisa bertindak arogan kepada orang lain hanya karena mereka bergaji tinggi. Ini baru awak kapal ferry. Gimana dengan gaji awak kapal pesiar, misalnya?

Gaji awak kapal pesiar tentu saja jauh lebih besar. Apalagi kalau awak kapal pesiar internasional, gajinya sudah bukan rupiah lagi. Dan, kalau dirupiahkan, angkanya gede banget. Dari hasil cari tahu, saya nemu bahwa gaji awak kapal pesiar bisa menyentuh angka ratusan juta per tahun. Untuk ABK kapal pesiar misal, gajinya bisa sampai Rp222 juta per tahun (sekitar Rp18 juta per bulan). Bahkan, untuk Chief Engineer atau Chief Officer kapal pesiar, gajinya bisa sampai Rp740 juta per tahun (sekitar Rp60 juta per bulan).

Edan, kan? Tapi ya risikonya besar. Kerja di pelayaran, meskipun gajinya besar, tapi akan jauh dari rumah, bahkan bisa nggak pulang dalam waktu yang lama. Ya nggak apa-apa, yang penting gajinya besar, kan?

Gaji besar bukan alasan untuk bisa arogan ke orang lain

Sekarang balik lagi ke kasus “mas-mas pelayaran” itu. Gaji yang besar, pekerjaan atau jabatan yang tinggi, nggak seharusnya jadi alasan orang untuk bisa bertindak arogan kepada orang lain. Bahkan, nggak ada alasan apapun untuk orang bisa berbuat arogan. Apalagi sampai melakukan penganiayaan seperti kasus di atas.

Apalagi untuk kasus di atas, mas-mas yang bertindak arogan kepada driver ShopeeFood dan menganiaya pacar driver ShopeeFood sebenarnya bukan benar-benar orang pelayaran. Dia cuma ngaku-ngaku sebagai orang pelayaran agar terlihat sangar aja. Aslinya, dia hanya kerja sebagai staf admin pelabuhan, yang mana gajinya paling mentok di angka Rp6-7 juta.

Masa begitu udah berani arogan? Mana bawa-bawa dan ngaku-ngaku orang pelayaran pula. Idih, najis.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Customer Shopee Food yang Arogan seperti “Mas-mas Pelayaran” Memang Pantas Jadi Musuh Bersama.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version