Beberapa hari lalu muncul pendatang baru di deretan grup WhatsApp yang sudah menjamur dan krikk-krikk di hape saya. Pas pertama kali melihat gambar profil grup, saya kudu memutar otak soalnya terlihat familier, tapi apa ya??? Lah, ternyata logo sekolah SMP yang sudah saya tinggalkan alias lulus di tahun 2012. Ya ampun, grup WhatsApp sekolah saya nambah lagi.
Secara historis teman-teman SMP cuma sekali sih bikin grup angkatan SMP, itu pun pas jaman SMA di mana lagi naik daun yang namanya BBM (BlackBerry Messenger) dengan segala drama yang norak. “Invite pin temanku, cogan, cecan, ahli sumur bla bla bla….” Syukurlah kita sudah terbebas dari jaman eksistensial yang bikin eneg tapi pernah disombongkan, heuheu. Aw malu~
Setelah BBM kehilangan pamor dan penggunanya berpindah ke WhatsApp, grup angkatan SMP tidak pernah lagi muncul ke dunia. Seperti avatar Aang yang ketiduran di bongkahan es karena nggak ada yang bangunin, seperti itulah nasib grup angkatan SMP itu berhenti. Dan selama hampir 8 tahun nggak ada yang punya inisiatif buat bikin.
Tapi menduplikasi nasib avatar Aang, akhirnya ada sosok Katara dan Sokka yang tiba-tiba bangunin grup angkatan SMg. Terpantau sampai tulisan ini ditulis, saya tidak mengenali sosok mereka yang sebenarnya sebagai pembuat frup alias nomornya tidak pernah saya simpan. Dan kerennya, grup ini punya kecepatan penambahan anggota yang lumayan cepat. Dari total 7 kelas, sekitar 3 kelas sudah terkumpul dalam waktu 12 jam.
Masih menjadi tanda tanya besar di pikiran saya. Kok bisa muncul grup angkatan SMP lagi setelah 8 tahun berlalu. Padahal sudah nggak ada keperluan lagi di sekolah, bahkan yang kuliah sudah pada lulus, kecuali yang betah. Ihwal ini bikin saya geregetan pengin tanya ke grup langsung. Tapi nggak jadi karena takut nanti dikira sombong. Overthinking akhirnya bikin saya nulis ini.
Setelah melihat pergerakan grup kurang lebih selama 12 jam dengan saksama, akhirnya bisa disimpulkan motif dibuatnya grup angkatan SMP yang haduh ini. Tentu saja ini berdasarkan data di lapangan alias isi chat yang ada di grup. Widiiih, dah kayak bikin skripsi.
Motif munculnya grup WhatsApp sekolah #1 Gabut aja selama musim corona
Tidak perlu kita pertanyakan lagi bagaimana tingkat kegabutan orang-orang di musim corona. Sudah memang nasib angkatan saya kalau banyak yang pengangguran fresh graduate karena keadaan (nyalahin nasib). Jadinya jempol penghuni grup rajin membalas chat walaupun cuma satu assalamualaikum tapi yang bales waalaikumsalam gerudukan. Saya positive thinking, mungkin mereka takut dikira PKI kalau nggak jawab. Terbukti juga, kalau dibiarkan selama 10 menit chat di grup sudah nambah 100 yang sebagian besarnya berisi sapaan-sapaan.
Motif munculnya grup WhatsApp sekolah #2 Nostalgia dengan share foto aib temen
Memantau pergerakan kirim-kirim foto di grup, beberapa anggota grup rupanya ingin bernostalgia. Tapi yang mereka kirim rata-rata foto aib. Tahu sendirilah gimana kelakuan anak SMP dari 8 tahun lalu. Belum ada TikTok cuy. Teknologi kamera depan belum ada. Ya bisa dibayangkan sendiri betapa dekil-dekil dan tampak polosnya anak SMP tahun 2012. Maklum, belum ada kecanggihan filter IG, kamera hape 2 megapiksel itu sudah dibilang bagus.
Motif munculnya grup WhatsApp sekolah #3 Nyari kontak mantan gebetan
Masih ada aja yang usaha nyari kontak mantan gebetan. Pakai sok-sokan bilang, “Rek, yang tahu nomornya anak di foto ini, tolong masukin grup ya.” Terus pas udah masuk grup chatnya dibales terus. Tidak lupa dengan sedikit gombalan cuih. Pepet terosss pepet. Tak doain mantan gebetan yang lagi dipepet udah pada tunangan. Soalnya emang lagi musim-musimnya tunangan atau nikah. Apalagi angkatan lulusan 2012.
Ada yang bilang jodoh biasanya temen sendiri. Kalau nggak temen sekolah, temen kuliah, ya temen kerja. Ini kali ya misi si pembuat grup. Jadi dia adalah seorang mak comblang.
Motif munculnya grup WhatsApp sekolah #4 Ngajakin mabar
Di antara hebohnya obrolan grup, ada aja yang nyeletuk “Mabar yok”. Dengan entengnya jarinya dia mengajak push rank padahal temen yang lain sedang nostalgia dan mepet (lagi) mantan gebetan. Tapi kalau dipikir-pikir ajakan mabar itu logis. Daripada ajakan nongkrong atau reuni yang jelas-jelas lagi musim corona. Mabar memang jalan paling bener udah.
Motif munculnya grup WhatsApp sekolah #5 Mau jualan online
Selama 12 jam memantau arah pembicaraan grup yang ke mana-mana, pasti ada aja yang nitip lapak. Menurut data yang sudah saya rekapitulasi, barang-barang yang dijual adalah camilan kerupuk, cireng, kacamata, hingga ikan cupang. Mungkin si pembuat grup telah memprediksi hal ini lebih awal, atau jangan-jangan itu memang tujuan utamanya?
Terpantau nama grup sudah berganti menjadi Lapak SMP Angkatan 2012. Gambar grup juga sudah ganti jadi logo lapak ala editan bapak-bapak yand dikombinasikan dengan logo SMP. Hazh, yasudahlah, saya jadi mau ikutan jualan. Keju Malang khas mozzarellanya, Kakak!
BACA JUGA Daftar Orang yang Seharusnya Dihilangkan dari Grup WA dan tulisan Mas Uliatul Hikmah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.