Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menebak Kepribadian Orang Jogja karena Mereka Suka Menganggukkan Kepala

Rinawati oleh Rinawati
26 Agustus 2020
A A
menebak kepribadian orang jogja berhati nyaman romantisasi jogja mojok.co

menebak kepribadian orang jogja berhati nyaman romantisasi jogja mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya berasal dari Grobogan, dulu kuliah di Semarang, dan bekerja di Jogja. Memang, saya baru punya pengalaman di beberapa kota itu saja. Tapi beberapa kota itu sangat berbeda. Grobogan tentu masih kurang berkembang dan terkenal, terbukti belum ada investor yang berminat mendirikan Transmart di sini. Eh. Grobogan dan Semarang orang-orangnya sebelas dua belas. Tapi, untuk kepribadian orang Jogja, saya akui agak berbeda.

Orang lain boleh saja muak karena banyak yang terus-menerus meromantisasi Jogja yang konon sebenarnya biasa aja, sama seperti kota lainnya. Keistimewaan yang terkenal dari Jogja bukanlah rindu dan angkringan, melainkan UMR yang konon katanya rendah. Bukan konon lagi sih, ya emang rendah. Lha pengalaman kerja di Jogja je.

Kali ini saya tidak akan membahas tentang rindu, angkringan, ataupun UMR Jogja. Sudah, sudah banyak yang mentakwilkan, nanti saya dicap romantisasi lagi. Oke, kali ini saya mau menjlentrehkan penilaian saya tentang orang Jogja.

Konon katanya, orang yang lembut dan tutur katanya baik hanya berasal dari dua daerah yakni Jogja dan Solo. Sebab dua daerah ini bersifat kesultanan. Jujur saya juga kurang ngeh apa hubungannya.

Saya akui, di Jogja memang benar adanya. Hanya bermodal menganggukkan kepala saja, kita bisa mendapatkan balasan sapaan yang ramah dari masyarakat setempat. Di kota lain, Semarang dan Grobogan, tidak semua orang memberi respons dari gerakan “menganggukan kepala” ini. Ada yang merespons, ada yang justru malah buang muka.

Modelan orang yang kalau niat disapa malah buang muka biasanya punya masalah hidup yang saya rasa sangat pelik. Tapi ajaibnya di Jogja, hampir semua warga lokalnya memberikan respons dengan wajah sumringah. Ajaib.

Dengan modal menganggukkan kepala, kita bisa tahu sedikit banyak atau menebak kepribadian orang tersebut. Oh ibunya ramah. Oh bapaknya suaranya tegas, mantan polisi kayaknya. Oh anaknya sopan dan sebagainya. Ini klise, tapi ayolah, akui saja bahwa Jogja memang layak diromantisasi.

Kebetulan, kos saya yang dulu di depannya ada pos ronda, otomatis banyak bapak-bapak yang sering cangkruk di sana. Sebagai anak kos yang hobi wara-wiri keluar masuk kos, mau tidak mau harus nyawang wajah hangat bapak-bapak ini. Biar terkesan sopan, saya selalu bermodal menganggukan kepala saja.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

Pernah ketika membeli makan, berpasasan dengan seorang ibu. Saya dan teman menganggukkan kepala, sontak si ibu pun memulai obrolan, “Njih mbak, monggo-monggo. Bisa bahasa Jawa?” Hmmm, orang Jogja ngga ada gengsi ketika memulai obrolan.

Berbanding terbalik ketika dengan gebetan, mau ngobrol atau ngechat dulu. Gengsinya sampai mau meninggal. Pantesan Jogja berhati nyaman, bukan berhati gebetan.

Pernah juga saya menganggukkan kepala ke bapak-bapak yang sedang ngobrol di pos ronda, jawaban mereka pun hangat, “Iya mbak, monggo. Ngantos-antos.” Ya ampun, modal ngangguk aja didoain, lho. Nggak perlu salim atau semacamnya.

Besok-besok, kalau pamit sambil salim bisa-bisa dikasih uang saku. Sungguh, the power of ngangguk ke orang Jogja.

Saat jogging di JEC kebetulan ada seorang bapak yang saya salip lari. Kemudian bapak-bapak ini malah ngajak ngobrol, curhat ngalor ngidul tentang pekerjaan dan keluarga. Kalau dipikir-pikir, saya kan stranger, kok si bapak cerita masalah pribadi.

Apakah si istri kurang menampung aspirasi si bapak, atau si bapak kurang dekat ke anak-anaknya. Saya pun jadi kasihan, seorang bapak saking harus terlihat tegar dan baik-baik saja, mesti menahan untuk tidak menceritakan masalah pribadi ke keluarga. Hmm?

Jadi, kegiatan menganggukkan kepala ini bisa menjadi modal kita untuk menebak kepribadian seseorang. Misal kalau orangnya nganggung balik, mungkin dia orang Jogja.

Ada banyak keuntungan dari menganggukan kepala sebagai bentuk penghormatan ke orang lain. Nggak cuma ke orang Jogja. Saya berharapnya sih, nggak harus di Jogja, di kota lainpun juga harus punya tindak tanduk begini. Tapi masalahnya, kalau kita ngangguk direspons nggak? Kalau nggak dapat respon kan malu-maluin.

Sumber gambar: Unsplash.com.

BACA JUGA Skripsi Bukan Dijual, Bisa Jadi Masuk Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan tulisan Rinawati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2020 oleh

Tags: jogja berhati nyamanorang jawa
Rinawati

Rinawati

Perempuan yang percaya bahwa menjadi diri sendiri itu overrated~

ArtikelTerkait

4 Stereotip Orang Jawa Ketika Merantau ke Luar Pulau MOJOK.CO

4 Stereotip Orang Jawa Ketika Merantau ke Luar Pulau

20 Juli 2020
Evolusi Nama Orang Jawa_ Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid terminal mojok

Evolusi Nama Orang Jawa: Mulai dari Paijo hingga Vairus Abdul Covid

22 April 2021
tanya jalan

Cerita Unik tentang Tata Krama Ketika Tanya Jalan ke Orang

9 Oktober 2019
Sudah Saatnya Jogja Meninggalkan Kata “Istimewa” dan Kembali ke “Berhati Nyaman” Mojok.co

Jogja Tidak Lagi Pantas Menyandang Status Istimewa. Saatnya Kembali ke Jogja Berhati Nyaman

13 Februari 2024
Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja rumah orang jawa

5 Stereotip Orang Jawa yang Kerap Dianggap sebagai Kebenaran

18 Juli 2023
Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa terminal mojok

Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa

18 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.