Menebak Ekstrakurikuler Upin Ipin dan Anak-Anak Tadika Mesra dari Kacamata Guru SMA

Menebak Ekstrakurikuler yang Akan Diikuti Upin Ipin dan Anak-Anak Tadika Mesra dari Kacamata Guru SMA Mojok.co

Menebak Ekstrakurikuler yang Akan Diikuti Upin Ipin dan Anak-Anak Tadika Mesra dari Kacamata Guru SMA (upinipin.fandom.com)

Beberapa waktu terakhir saya mengikuti artikel-artikel tentang serial Upin Ipin di Mojok. Sungguh menarik acara TV anak-anak yang satu ini, bisa begitu digemari dan memicu berbagai imajinasi penonton. Saking menyukainya, penonton jadi berandai-andai kalau duo kembar dan anak-anak Tadika Mesra tumbuh menjadi seorang mahasiswa. Bahkan, ada yang membayangkan kalau Upin dan Ipin tumbuh di Madura, bukan Kampung Durian Runtuh. Ada-ada saja. 

Membayangkan Upin dan Ipin menjadi apa saja nggak salah sih, namanya juga imajinasi, bebas-bebas saja. Saya pun tergelitik untuk ikut membayangkan Upin Ipin dan anak-anak Tadika Mesra ketika memilih ekstrakurikuler alias ekskul di SMA.

Sebagai seorang guru SMA saya selalu mencoba memahami pilihan-pilihan murid dalam hal apapun, mulai dari pilihan jurusan hingga ekstrakurikuler. Bekal pengalaman ini akan menjadi dasar analisis saya untuk menerka pilihan ekstrakurikuler Upin Ipin dan anak-anak Tadika Mesra ketika SMA kelak. 

Upin dan Ipin akan memilih ekstrakurikuler yang sama

Saya pikir Upin dan Ipin akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sama. Selama ini mereka selalu bersama sehingga minat yang muncul pun akan mirip. Menurut saya, mereka akan mengikuti ekstrakurikuler baris berbaris hingga sering terpilih menjadi paskibraka atau pasukan pengibar bendera pusaka. 

Pilihan itu bukannya tanpa alasan, kalian masih ingat episode Upin dan Ipin Kesayanganku kan? Dalam episode itu mereka bercita-cira seperti abah atau bapaknya yang berprofesi sebagai tantara. Nah, di antara berbagai pilihan ekstrakurikuler yang ada, baris berbaris adalah pilihan yang paling mendekati dengan pekerjaan tentara. 

Mengapa tidak ikut ekskul badminton yang sangat mereka sukai sejak anak-anak? Saya rasa, ketika beranjak remaja, Upin dan Ipin mulai sadar kalau badminton adalah olahraga mahal. Olahraga ini perlu raket, sepatu, baju olahraga nyaman, hingga sewa lapangan. Padahal kita sama-sama tahu kalau Upin-Ipin masih bergantung pada penghasilan Kak Ros dan Opah yang tak seberapa. Jadi ya, mereka harus merelakan hobi badmintonnya sebagai kenangan masa kecil saja.

Fizi memang cengeng, tapi akan memilih ekskul pecinta alam

Fizi digambarkan sebagai tokoh yang cengeng dalam serial Upin dan Ipin. Namun jangan salah, cita-cita dari tokoh cengeng ini sangat mulia yaitu menjadi petugas kebersihan. Di episode Cita-Citaku, Fizi menjelaskan dengan bangga kalau impiannya menjadi petugas kebersihan supaya lingkungan selalu bersih. 

Melalui episode itu, terlihat betapa Fizi mencintai lingkungan dan alam. Berdasar ketertarikannya ini, kemungkinan besar dia akan mengikuti ekskul pecinta alam. Ketika bergabung di pecinta alam, saya yakin Fizi akan ditempa dengan maksimal hingga jadi sosok tangguh yang nggak cengeng. 

Tidak cukup bagi Mei Mei yang ambis mengikuti satu kegiatan

Mei-mei dalam serial Upin dan Ipin digambarkan sebagai sosok yang ambisius. Di dunia nyata, murid-murid seperti Mei Mei mungkin tidak hanya memilih satu ekskul saking semangatnya. Menurut saya, Mei Mei akan memilih dua ekskul yakni Karya Ilmiah Remaja atau KIR dan ekskul PMR (Palang Merah Remaja).

Mei Mei mengikuti KIR demi memperluas pengetahuan dan belajar metode penelitian. Dia memang terkenal rajin dan haus akan pengetahuan. Bahkan, di salah satu episode dijelaskan dirinya punya masalah mata karena terlalu sering membaca buku. Di episode itu dia juga mempertegas kalau dirinya sangat gila pengetahuan dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. 

Selain KIR, Mei Mei akan mengikuti ekskul PMR. Saya rasa karakter ini memang punya ketertarikan dalam bidang kesehatan. Di beberapa episode Upin dan Ipin Mei Mei kerap ditampilkan berperan menjadi suster penyelamat bersama Susanti. 

Baca halaman selanjutnya: Susanti akan menyalurkan …

Susanti akan menyalurkan hobi fotografi 

Tidak seperti Mei-Mei, Susanti hanya akan fokus pada satu ekstrakurikuler saja. Dia akan menekuni hobi memotretnya melalui fotografi. Saat masih sekolah di Tadika Mesra, Susanti memang sudah gemar memotret. Dia senang mengabadikan momen bersama orang-orang tersayang. 

Hobi yang sudah ditekuni sejak lama itu membuatnya terkenal sebagai orang yang jago memotret di SMA. Itu mengapa berbagai kegiatan OSIS sering meminta tolong pada Susanti untuk mendokumentasikan acara sekolah 

Ijat memilih kegiatan yang berhubungan dengan olahraga dan bola

Ijat, sudah jelas akan ikut ekstrakurikuler yang berkaitan dengan bola kaki. Baik itu futsal atau sepak bola. Hanya saja, biasanya di SMA Negeri nggak ada ekstrakurikuler sepak bola. Adanya futsal. Jadi yaa, Ijat pasti akan ikut ekstrakurikuler futsal dan menjadi pemain andalan tim futsal sekolahnya.

Tidak seperti Upin Ipin, Ehsan akan tetap menekuni badminton

Berbeda dengan Upin-Ipin yang meninggalkan hobi badminton karena masalah biaya, Ehsan justru sebaliknya. Dia terus menekuni hobinya ini sehingga kemampuannya semakin matang. Dia bahkan menjadi andalan di tim sekolah. 

Tidak hanya kemampuan Ehsan yang menonjol ketika ekskul, penampilan ketika ekskul tidak menarik perhatian. Dia akan menjadi anak dengan perlengkapan badminton paling mahal di antara teman-teman yang lain. Mulai dari sepatu, baju, raket, hingga atribut lainnya berasal dari merek-merek ternama. Ayah Ehsan yang kaya raya itu jelas mendukung penuh hobi anaknya ini. 

Mail lebih memilih berdagang daripada ikut ekskul

Saya yakin Mail tidak akan mengikuti ekskul di sekolahnya. Menurut dia, waktunya yang berharga lebih baik digunakan untuk berdagang saja. Maklum dia adalah salah satu orang yang menghayati prinsip waktu adalah uang. Ekskul hanya membuang-buang waktu saja. 

Guru-guru sekolahnya mungkin akan maklum dengan pilihan Mail ini. Sejak masuk SMA Mail terkenal suka berdagang, bahkan sudah punya bisnis kecil-kecilan dengan untung yang lumayan. Mengingat jiwa wirausaha anak itu sudah berkembang, pihak sekolah nggak ingin menghalangi potensinya dengan kewajiban ekskul. 

Di atas bayangan saya sebagai Guru SMA kalau Upin, Ipin, dan anak-anak Tadika Mesra mengikuti ekstrakurikuler di SMA. Kalau mereka sekolah di tempat saya mengajar, apapun pilihan ekskulnya akan saya dukung sepenuh hati. Syukur-syukur saya bisa mencarikan kesempatan dan pengalaman lebih luas melalui hal-hal yang mereka sukai. 

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA  Seandainya Upin Ipin dan Anak Kampung Durian Runtuh Tumbuh di Madura, Saya Jamin Ceritanya Akan Lebih Seru!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version