Mencari Tahu Buku Apa Saja yang Jadi Bacaan Nico Robin dalam Serial One Piece

Hah, Serial One Piece Lebih Baik? Padahal Ceritanya Aja Bermasalah!

Para pembaca dan penonton serial One Piece pasti sudah sangat mengenal Nico Robin. Bagi yang tidak mengikuti One Piece saya akan menceritakan latar belakangnya sedikit. Nico Robin adalah salah satu dari dua perempuan yang menjadi kru bajak laut topi jerami. Nico Robin memiliki kemampuan sebagai arkeolog. Untuk saat ini harga buronannya adalah 130 juta berry.

Kisah masa kecil Robin juga diceritakan sangat menarik, lahir di Ohara daerah penghasil arkeolog terbaik semesta One Piece. Sejak kecil Robin telah ditinggalkan ibunya yang juga seorang arkeolog untuk pergi melakukan ekspedisi. Sejak kecil Robin telah belajar ilmu arkeologi di pusat pembelajaran arkeologi yang bernama perpustakaan Ohara. Berkat kehebatannya dalam menyerap ilmu, Robin telah bisa membaca dan memahami poneglyphs (dibaca: prasasti One Piece). Pemerintah dunia tidak menyukai kerja dari arkeolog yang mencoba membaca dan memahami poneglyphs. Singkat cerita para arkeolog dibantai dan tersisa hanya Robin, ini membuat Robin memiliki harga buron awal 79 juta berry. Robin juga mendapatkan julukan iblis Ohara.

Bagi saya, Robin adalah karakter yang dianugerahi kesempurnaan oleh Eiichiro Oda (pengarang One Piece). Mempunyai paras cantik, badan aduhai, keahlian dalam bertarung, dan yang tak kalah penting adalah intelektualitasnya sebagai arkeolog. Saya berpendapat setelah tokoh utama Luffy, Robin adalah karakter yang paling penting dalam serial One Piece. Robin dengan kemampuannya untuk membaca dan memahami poneglyphs, mempunyai peran penting untuk membongkar rahasia dunia atau konspirasi elite global semesta One Piece.

Lantaran kesempuranaan dan peran penting dari Robin, membuat saya mengaggumi karakter ini. Saya juga menjadi penasaran kira-kira buku apa saja yang pernah menjadi bacaan Nico Robin. Setidaknya ada beberapa yang bisa saya jabarkan.

Buku Arkeologi

Robin adalah arkeolog, itu berarti Robin pernah mempelajari ilmu arkeologi. Sepemahaman saya untuk mempelajari arkologi seperti ilmu lainnya ada beberapa buku referensi yang harus dibaca dan dipelajari. Seperti buku Archaeology: The Key Concepts karya dari Colin Renfrew, dan Paul G. Bahn. Selain itu ada juga textbook dari Ancient Lives: An Introduction to Archaeology and Prehistory karya Brian M. Fagan. Mungkin Robin juga membaca A History of Archaeological Thought dari Bruce G. Trigger dan Archaeological Theory: An Introduction dari Matthew Johnson. Saya yakin Robin juga membaca buku arkeologi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan.

Sama dengan ilmu lain, buku arkeologi juga cukup banyak. Arkeologi juga merupakan suatu ilmu yang harus dipelajari cukup lama dan membutuhkan penelitian mendalam. Selain buku textbook, ia juga pasti membaca jurnal penelitian arkeolog terdahulu.

Kamus dan Buku Bahasa

Untuk bisa membaca poneglyphs tentu harus menguasai aksara dan bahasa yang terdapat dari poneglyphs itu sendiri. Dari artikel Kincir, konon yang bisa membaca tulisan ini adalah klan Kozuki dan para arkeolog Ohara seperti Robin. Oleh karena itu saya berasumsi mungkin saja poneglyphs ini menggunakan bahasa dan aksara klan Kozuki. Apa pun itu bahasa ini sepertinya sudah punah dan kemungkinan besar Robin telah bisa menggunakan bahasa tersebut.

Sama seperti belajar bahasa asing lainnya, untuk mempelajari bahasa dari klan Kozuki setidaknya membutuhkan kamus dan buku bahasa. Sama seperti yang kita gunakan jika ingin belajar bahasa Inggris atau bahasa daerah.

Buku Epigraf

Diketahui pula Robin meneliti benda tertulis seperti poneglyphs, yang berarti Robin juga menguasai cabang ilmu dari arkeologi bernama epigrafi. Untuk menunjang keahliannya mungkin Robin membaca buku epigraf yang sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh poneglyphs. Kemungkinan ia membaca buku epigraf dan sejarah klan Kozuki. Buku ini tentu saja ditulis oleh arkeolog Ohara lainnya yang sempat melakukan penelitian terhadap poneglyphs pada masa-masa sebelumnya.

Buku Petualangan atau Jurnal Petualang Lainnya

Pada episode 131 kalau tidak salah Robin pernah menunjukkan buku yang dia baca. Buku tersebut berjudul The Rainbow Mist I buku yang menjelaskan tentang kabut berwarna. Penulis buku tersebut menceritakan rincian petualangannya di lautan luas. Tidak dijelaskan siapa penulis buku ini.

Dari sini saya berasumsi bahwa Robin juga menyukai buku bertema petualangan, khususnya petualangan lautan. Wajar saja saya rasa karena Robin merupakan kru bajak laut yang berlayar mengarungi lautan luas untuk mencapai Raftel (sekarang dibaca: laugh tale). Oleh karena itu, besar kemungkinan Robin membaca buku tentang eskpedisi Kon-Tiki berjudul The Kon-Tiki Expedition: By Raft Across the South Seas karya dari Thor Heyerdahl. Mungkin juga ia membaca The Four Voyages of Christopher Columbus karya dari Christopher Columbus sendiri. Tidak menutup kemungkinan bila ia juga membaca majalah Lonely Planet.

Pada akhirnya Nico Robin adalah karakter paling penting untuk membongkar sejarah yang disembunyikan dan konspirasi yang terjadi pada semesta One Piece. Untuk itu kemampuan intelektual Robin sangat diandalkan di sini. Orang sepintar Nico Robin saya yakin masih punya banyak bahan bacaan lainnya yang belum bisa saya analisa.

BACA JUGA Lebih dari Komik, One Piece Adalah Sejarah Dunia Kita dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version