Mengenyam pendidikan adalah sebuah kemewahan. Terlebih bila mencapai jenjang pascasarjana. Saking istimewanya, orang berpendapat kuliah S2 tak ubahnya kamuflase mereka yang gagal berkompetisi di bursa kerja.
Di luar opini tersebut, nyatanya meraih gelar magister memang butuh banyak dana. Tak perlu muluk-muluk, biaya kuliah S2 dalam negeri saja sudah menipiskan isi dompet. Prediksi pengeluaran berikut mungkin bisa dijadikan potret kasar anggaran wajib guna mengambil studi lanjut.
Daftar Isi
- Belum resmi diterima, rincian biaya awal kuliah S2 sudah membuat pusing kepala
- Nominal pembayaran terbesar ada di UKT per semester
- Biar nggak kaget, biaya hidup pakai acuan UMK Jogja saja
- Awas, ada pengeluaran tersembunyi sepanjang pengerjaan tesis
- Menjelang tamat S2, persiapan dana kelulusan wajib dikalkulasi
Belum resmi diterima, rincian biaya awal kuliah S2 sudah membuat pusing kepala
Pengorbanan pertama calon mahasiswa S2 adalah membeli formulir pendaftaran. Meski belum pasti diterima, mereka tetap perlu membayar biaya pendaftaran untuk keperluan seleksi program. Besarannya tentu berbeda sesuai kebijakan masing-masing universitas. Biasanya, harga yang dipatok berkisar antara 200 ribu sampai satu juta rupiah.
Bila lolos, mereka akan dihadapkan pada pelunasan uang pangkal. Beruntung, sejumlah institusi seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak membebankan biaya ini. Namun, sebagian perguruan tinggi lain masih menarik uang pangkal antara satu hingga empat juta.
Tak cukup sampai di situ, ada SPP matrikulasi yang perlu dipikirkan. Nilai yang diajukan berada pada angka satu sampai sebelas juta, tergantung ketetapan setiap universitas. Menggunakan asumsi paling ringan, tahapan pertama ini sudah memaksa calon mahasiswa S2 menggelontorkan dana kurang lebih 2,2 juta rupiah.
Nominal pembayaran terbesar ada di UKT per semester
Penderitaan finansial demi menyandang gelar tak berhenti di sana. Menilik angka UKT yang disodorkan setiap enam bulan, jauh lebih mengerikan. Walaupun nominalnya bervariasi menurut disiplin ilmu yang dituju, rata-rata biaya UKT ini berada di kisaran belasan juta. Agar lebih mudah dihitung, angka 10 juta rupiah dapat dijadikan patokan.
Tanpa menyertakan waktu matrikulasi, masa studi normal menuntaskan program magister adalah empat semester. Jika dikalikan dengan perkiraan UKT sebesar 10 juta rupiah per semester, keseluruhan biaya kuliah S2 yaitu 40 juta rupiah. Sialnya, jumlah ini belum termasuk kebutuhan membeli buku cetak, fotokopi, dan perintilan perkuliahan lainnya.
Biar nggak kaget, biaya hidup pakai acuan UMK Jogja saja
Perkara pengeluaran sehari-hari pantang dilupakan. Andaikata tidak menyewa kos dan masih ditopang orang tua soal makan, seorang mahasiswa pascasarjana tetap membutuhkan uang saku. Misalnya saja untuk sekadar isi pulsa, transportasi, maupun biaya sosial.
Mari gunakan UMK Jogja yang kerap dijadikan bulan-bulanan sebagai rujukan biaya hidup. Penggambaran uang saku 2,5 juta per bulan ini merupakan hitungan paling pahit. Pengambilan referensi tersebut adalah pilihan paling frugal yang bisa dilalui seorang mahasiswa S2. Anggap saja seseorang dengan otak super cemerlang sukses membereskan kuliah S2 selama empat semester saja. Satu semester 6 bulan, berarti per semester butuh 15 juta untuk biaya hidup. Tinggal kalikan 4 saja. Praktis, dana 60 juta adalah nominal minimal demi menyambung hidup dengan mode survival.
Awas, ada pengeluaran tersembunyi sepanjang pengerjaan tesis
Pengeruk isi dompet yang tak kalah besar berikutnya terkait serba-serbi pengerjaan tesis. Sebuah anugerah jika data yang dibutuhkan guna menyelesaikan penelitian berupa data sekunder. Sementara, tidak sedikit riset yang menuntut perolehan data primer. Artinya, mahasiswa akhir tersebut kudu siap menyisihkan dana penelitian untuk observasi serta pengadaan kompensasi bagi responden.
Mereka yang memilih ilmu sosial mungkin lebih beruntung ketimbang mahasiswa yang harus melaksanakan penelitian di laboratorium. Terkadang, alat dan bahan uji coba tidak disediakan kampus. Akibatnya, mereka mengusahakan secara mandiri guna menindaklanjuti hipotesis risetnya. Biaya kuliah S2 jadi begitu membengkak gara-gara ini.
Anggaran tak terduga lainnya di tahap ini berkenaan dengan kesehatan. Sebagaimana yang dipahami, mahasiswa yang tengah berusaha merampungkan skripsi rentan mengalami tekanan mental. Kadang kala, hal ini memengaruhi kondisi fisik dan psikis mereka. Sekurang-kurangnya, satu juta rupiah akan melayang demi kewarasan yang terus terjaga.
Menjelang tamat S2, persiapan dana kelulusan wajib dikalkulasi
Gong dari semua anggaran biaya kuliah S2 tersebut adalah saat kelulusan tiba. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah biaya wisuda. Untuk program pascasarjana, sederet perguruan tinggi menentukan angka 500 ribu sampai satu juta rupiah.
Mau menyewa jasa makeup artist dan studio guna mengabadikan momen? Cadangkan saja satu juta rupiah untuk jaga-jaga. Namun, ingat, jumlah ini belum termasuk bila hendak merayakan kelulusan dengan menjamu teman-teman seangkatan. Sebut saja angka dua juta sebagai penutup proyeksi biaya kuliah S2.
Setelah menelaah dari berbagai aspek, akumulasi sebesar 100 juta lebih menjadi jawaban total biaya paling cekak untuk memenuhi ambisi meraih gelar magister. Itu pun dengan catatan prosesnya lancar tanpa hambatan keuangan serta didukung kemampuan otak yang mumpuni. Jika memang tidak ada urgensi dan safety net yang mencukupi, sebaiknya keputusan melanjutkan studi ditelusuri kembali.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Kuliah S2, Cuma Buang-buang Waktu dan Duit