Banyak orang-orang yang sudah pensiun dan mengalami kondisi finansial memburuk. Tidak jarang, bahkan banyak yang terpaksa tetap bekerja di usia yang telah senja. Padahal bukankah wajar punya impian sejahtera hingga hari tua? Kalau dipikir-pikir capek juga kerja terus dan tidak menikmati masa tua karena semasa muda dana pensiun tidak dipersiapkan.
Selama ini, terutama bagi muda-mudi yang masih produktif dan aktif bekerja, pasti cenderung melupakan apa yang sedang menunggu mereka di masa pensiun kelak. Kebanyakan dari pemuda ini lebih memilih menikmati hidup yang sedang dijalani dibanding mempersiapkan untuk masa depan. Padahal pensiun itu adalah suatu kepastian, toh pasti ada saatnya seseorang berhenti bekerja. Entah itu karena memang sudah tidak produktif lagi, atau karena keterbatasan-keterbatasan lain.
Orang-orang yang selama ini bergantung pada pendapatan atau gaji bulanannya saat bekerja, tentu akan merasa kaget dan stres sendiri saat memasuki masa pensiun. Pendapatan per bulannya tidak sebanyak saat masih aktif bekerja. Tapi, ada tuntutan gaya hidup yang tidak bisa mereka ubah. Hal ini kemudian dapat menyebabkan mereka yang telah pensiun justru menjadi beban bagi anak-anak maupun keluarganya karena harus bergantung dari orang lain.
Hal semacam ini sebenarnya bisa dicegah dari jauh-jauh hari sebelum masa pensiun tiba. Perencanaan keuangan yang baik, mengatur gaya hidup yang tidak terlampau tinggi, memperbanyak sumber pendapatan, serta kebiasaan menabung, dapat mengurangi risiko beban finansial di masa pensiun kelak.
Upaya dalam mempersiapkan kondisi keuangan saat sudah tidak bekerja bisa dilakukan dengan mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Hal yang selama ini sering ditunda-tunda untuk dilakukan. Padahal dana pensiun memiliki peran yang amat besar bagi kehidupan senja seseorang.
Dana pensiun adalah tabungan yang memang khusus dialokasikan untuk persiapan seseorang menghidupi dirinya, saat sudah tidak bekerja. Kelak dana ini yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apabila mengharapkan gaya hidup yang sama seperti saat masih aktif bekerja, dana pensiun yang dipersiapkan pun harus memenuhi pos-pos pengeluaran tersebut dari segi jumlah dan kecukupan.
Oleh karena itu, dalam mempersiapkannya memang sebaiknya perlu dihitung berdasarkan pengeluaran tiap bulannya. Dengan begitu akan tercermin berapa banyak uang yang harus dipersiapkan. Banyak sekali instansi perbankan maupun lembaga pemerintahan yang mengakomodir persiapan pendanaan masa tua. Hal ini akan mempermudah saat seseorang mulai mempersiapkan dana pensiun mereka. Semakin awal dalam mempersiapkannya, tentu akan semakin banyak jumlah yang didapatkan kelak.
Saya pernah mendengar Raditya Dika berkata kurang lebih seperti ini, “Nggak keren dong pas muda punya mobil mewah dan mahal, tapi pas tua malah jadi beban buat anak.” Ucapan ini yang selalu terngiang di pikiran saya. Tidak ingin menjadikan anak-anak kelak menjadi generasi sandwich. Generasi yang harus menanggung beban orang tua sekaligus anak-anaknya. Sejak saat itu, saya berpikir bahwa dana pensiun adalah hal yang penting. Sebab, saya tidak ingin saat sudah tua, justru membebani anak-anak dan cucu.
Jangan pernah berpikir dana pensiun hanya untuk yang memiliki pendapatan tetap tiap bulannya alias pekerja kantoran. Dana pensiun adalah hal yang esensial bagi semua orang terlepas dari apa pun pekerjaannya. Toh, pensiun tidak melulu soal tua. Saat masih muda pun seseorang juga bisa memutuskan untuk berhenti bekerja. Kita tidak pernah tahu apa yang bakal terjadi, usia produktif tidak bisa menjamin seseorang terus bekerja. Makin cepat nabung untuk pensiun, makin cepat pula bersantai.
Jadi jika ditanya seberapa penting sebenarnya dana pensiun itu, jelas akan saya jawab sangat penting.
BACA JUGA Decoy Effect, Penghancur Prioritas Belanja yang Menyebalkan atau tulisan Sri Pramiraswari Hayuning Ishtara lainnya.