Mempertanyakan Standar Toilet Coffee Shop: Jangan Sampai Antrean di Toilet Lebih Panjang daripada Antrean di Kasir!

Mempertanyakan Standar Toilet Coffee Shop: Jangan Sampai Antrean di Toilet Lebih Panjang daripada Antrean di Kasir

Mempertanyakan Standar Toilet Coffee Shop: Jangan Sampai Antrean di Toilet Lebih Panjang daripada Antrean di Kasir (Unsplash.com)

Permasalahan toilet di coffee shop bukan perkara mudah. Saya sering mendengar keluhan dari beberapa teman mengenai kondisi toilet di sebuah coffee shop. Sebagian besar teman perempuan mengeluh karena toilet itu tercampur antara laki-laki dan perempuan. Keluhan utama dari konsep toilet campur adalah kondisinya jadi tidak kondusif. Misalnya, bisa saja ada puntung rokok di mana-mana, asap rokok mengepul begitu memasuki toilet, dan jelas saja lantai toilet yang menjadi sangat kotor.

Makanya saya jadi bertanya-tanya, apakah sebaiknya ada standar toilet coffee shop? Entah harus terpisah antara laki-laki dan perempuan, atau jumlahnya harus lebih dari satu. Atau, bisa juga harus ada cermin raksasanya biar pelanggan bisa selfie dengan iPhone boba mereka. Masalah ini membuat saya teringat masa-masa ketika bekerja di sebuah coffee shop.

Antrean di toilet lebih panjang daripada antrean kasir

Dulu, coffee shop tempat saya bekerja memiliki kapasitas 80 pelanggan. Tempatnya lumayan luas dan waktu itu lumayan ramai juga. Celakanya, tempat itu hanya memiliki satu toilet. Letaknya di area outdoor dan merupakan toilet campuran antara laki-laki dan perempuan.

Alhasil ketika sedang ramai-ramainya, kerap terjadi antrean panjang di toilet. Bahkan sering kejadian antrean toilet lebih panjang daripada antrean di kasir.

Perkara toilet yang hanya satu dan campur itu kerap menjadi bahan komplain utama di coffee shop tempat saya bekerja. Celakanya, owner coffee shop juga tidak bisa berbuat banyak mengingat tempat itu hanya sewaan, maka sulit juga untuk membangun toilet baru di lokasi sekitar.

Kala itu solusi yang bisa kami lakukan hanyalah menambah tenaga cleaning service. Iya, solusi ini tidak membuat antrean toilet jadi lebih pendek, tapi cukup membantu menjaga kebersihan toilet tersebut. Setidaknya meski cuma ada satu, toiletnya selalu bersih.

Sebelum menyewa ruko atau tempat untuk usaha, owner sebaiknya mengecek ketersediaan toilet terlebih dulu

Di sisi lain, ada juga coffee shop yang areanya cukup besar, namun tidak memiliki toilet sama sekali. Kalau pelanggan ingin ke toilet, baristanya akan menyarankan agar pergi ke toilet di masjid terdekat. Memang ada masjid di dekat coffee shop itu, tapi bukankah itu sudah merupakan fasilitas dari tempat lain? Lagi pula kenapa juga memilih lokasi coffee shop yang tidak punya toilet?

Ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi siapa pun yang hendak membuka usaha coffee shop, ya. Sebelum memutuskan menyewa ruko atau tempat untuk dijadikan tempat usaha, perhatikan area toiletnya. Bukan hanya demi kenyamanan pelanggan, tapi juga demi kenyamanan para karyawanmu. Bahkan demi kenyamanan dirimu sendiri kalau sedang berada di tempat usahamu. Memangnya kamu sendiri mau repot bolak-balik ke masjid atau pom bensin terdekat cuma biar bisa ke toilet gara-gara di tempat usahamu nggak ada fasilitas toiletnya?

Kalau begitu seperti apa toilet yang ideal di sebuah coffee shop?

Untuk menjawab pertanyaan seputar toilet di coffee shop, saya sempat membuat QnA di Instagram. Saya penasaran, seperti apa sih toilet ideal yang harusnya ada di coffee shop. Hasil dari tanya jawab itu, kebanyakan perempuan ingin agar toilet dipisah. Menurut responden, harus dipisah karena kebanyakan laki-laki sangat ugal-ugalan saat berada di toilet.

Beberapa jawaban lain, dari para laki-laki, memiliki pandangan yang lebih beragam. Ada yang menjawab dicampur dan dipisah tidak jadi masalah asalkan toilet bersih. Ada juga yang ingin dipisah agar lebih nyaman. Bahkan, ada yang menjawab dicampur atau dipisah tidak masalah asalkan saat masuk ke toilet tidak barengan. Hei! Jawaban apa ini???

Kapasitas coffee shop memengaruhi standar toiletnya

Meski begitu, ada beberapa jawaban yang menurut saya pantas untuk mendapat perhatian lebih. Menurut beberapa orang, jumlah toilet serta apakah dicampur atau dipisah harus kembali lagi pada seberapa besar kapasitas coffee shop tersebut. Apabila tempatnya hanya kecil dan sederhana, rasanya memiliki satu toilet dan dicampur tak jadi masalah. Sekali lagi, asalkan bersih dan kondusif, ya.

Sebaliknya, apabila kapasitas tempatnya cukup besar, jumlah toiletnya juga harus menyesuaikan. Antara lebih dari satu atau dipisah antara pelanggan laki-laki dan perempuan. Tak lupa, harus tetap bersih juga.

Soalnya lucu aja apabila ada coffee shop yang super ramai, kapasitasnya besar, jadi pusat nongkrong anak skena, tapi toiletnya cuma satu, campur, dan lantainya selalu basah plus ada bercak-bercak jejak kakinya. Kan sangat tidak proper untuk pelanggan.

Mungkin dari pembahasan ini, beberapa orang akan bertanya-tanya, kenapa saya begitu ribet sampai mengurusi kebersihan toilet. Begini, ada ungkapan yang entah benar atau tidak, bahwa jika ingin mengetahui keadaan dapur dari sebuah coffee shop—atau tempat makan pada umumnya—perhatikan kebersihan toiletnya. Jika toiletnya amburadul, dapurnya juga begitu. Sebaliknya, jika toiletnya bersih, berarti dapurnya juga bersih. Menurut saya, hal ini benar.

Penulis: Riyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Fasilitas Penting di Coffee Shop yang Sebaiknya Ada.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version