“Memori Baik” Sheila on 7: Memberikan Kehangatan, Merajut Kenangan Indah, dan Mengajarkan Legowo 

Memori Baik Sheila on 7: Memberikan Kehangatan, Merajut Kenangan Indah, dan Mengajarkan Legowo  Mojok.co

Memori Baik Sheila on 7: Memberikan Kehangatan, Merajut Kenangan Indah, dan Mengajarkan Legowo  (sheilaon7.com)

“Memori Baik” mengakhiri penantian panjang pendengar setia Sheila on 7.

Saya sempat mengira Sheila on 7 akan jadi seperti Dewa 19: tetap manggung dengan lagu-lagu lama, tanpa perlu merilis lagu baru. Itu bukan keputusan yang salah, sah-sah saja. Toh, band sekelas mereka yang ketenarannya sundul langit itu masih akan tetap kaya raya dan hidup nyaman jika memilih jalan itu. Dan, jika Sheila on 7 memilih jalan itu, saya pun sudah siap untuk bersikap legowo.

Akan tetapi, Sheila on 7 tampaknya tidak memilih jalan seperti Dewa 19. Band ini tidak mau main aman hanya dengan terus menerus manggung membawakan lagu-lagu lama mereka. Band asal Jogja itu memilih jalan sebagaimana jalan yang dilalui musisi pada umumnya. Sheila on 7 tetap (dan akhirnya) merilis lagu baru meskipun itu sudah tidak mereka lakukan selama 6 tahun terakhir sejak Film Favorit pada 2018.

Adalah “Memori Baik”, sebuah lagu baru Sheila on 7 yang dirilis pada 25 November 2024 kemarin. Lagu yang menurut Eross diciptakan ketika pandemi ini seakan menjadi oase di tengah penantian panjang Sheilagank selama 6 tahun. Lagu ini juga sangat spesial, sebab Sheila on 7 menggandeng Aishameglio, anak dari Pak Duta, untuk ikut mengisi vokal.

Harmoni hangat antara orang tua dan anak

Ketika nama Aishameglio muncul sebagai featuring di lagu “Memori Baik”, saya sebagai pendengar Sheila on 7 tentu tidak terkejut. Anak perempuan dari sang vokalis yang kharismatik itu memang kerap ikut Sheila on 7 manggung dan didapuk menjadi backing vocal sang bapak. Sosok dan suaranya tentu sudah tidak asing bagi para Sheilagank.

Melibatkan Aishameglio sebagai featuring juga sangat cocok untuk konsep “Memori Baik”. Lagu ini selain bercerita tentang rajutan memori-memori indah masa lalu, juga menceritakan tentang hubungan orang tua dengan anak. Tentang bagaimana orang tua yang mau tidak mau harus rela melihat anaknya tumbuh dewasa, tidak lagi bergantung pada mereka dan pada akhirnya akan menghabiskan sisa hidupnya tanpa mereka. Hal yang mungkin saat ini dialami oleh Pak Duta dan anaknya, Aishameglio, yang juga dialami oleh Eross dan Adam dengan anak-anaknya. Situasi ini tergambar dari penggalan lirik berikut.

Melangkah dengan pilihan yang kau punya

Kami di sini kirim rindu yang sama

Tak mudah kadang, tak mudah jalannya

Ketika pertama kali saya mendengar bagian ini, terutama ketika vokal dari Pak Duta dan Aishameglio bersanding beriringan, ada semacam kehangatan dan rasa haru yang coba memeluk. Saya membayangkan bagaimana orang tua saya melihat saya tumbuh dewasa, lalu nanti orang tua saya melepas saya untuk melanjutkan hidup bersama pilihan saya.

Tentu tidak mudah membayangkannya, apalagi mengalaminya langsung, baik untuk orang tua, maupun untuk anak. Tapi, mau bagaimana lagi. Begitulah hidup. “Memori Baik”-lah yang mampu menghangatkan keharuan itu. Dan kehangatan serta keharuan ini seakan digenapkan Sheila on 7 di bagian refrain lagu ini.

Segenap cinta yang kau berikan

Tak akan hilang ditelan zaman

Kau yang terbaik, memori baik

Semoga doa yang tersampaikan

Jadi cahaya jalan di depan

Kau yang terbaik, memori baik

“Memori Baik” mengundang air mata 

Bohong rasanya jika tak ada air mata yang menetes ketika mendengar bagian ini. Sebuah paduan hangat dan haru antara Sheila on 7 rilis lagu lagi, serta apa yang diceritakan lewat lagu “Memori Baik”. Terlebih jika kita tonton juga video liriknya. Iya, lagu yang hangat dan haru ini berpadu dengan video lirik yang selain menampilkan lirik, juga menampilkan foto-foto dan penggalan video Sheila on 7 dari masa ke masa. Tidak ketinggalan kebersamaan Pak Duta, Eross dan Adam bersama keluarganya masing-masing.

Kita—setidaknya saya—seakan dibawa mundur ke belakang, melalui perjalanan Sheila on 7 sejak awal yang tersimpan di memori. Ini mengingatkan saya bertahun-tahun lalu, yang masih seorang anak kecil ingusan, ketika pertama kali saya memegang kaset album Kisah Klasik Untuk Masa Depan milik kakak sepupu saya dan melihat poster bergambar lima orang Jawa yang masih kurus. Saya berakhir mengaguminya dan mendengarkan karya-karya mereka sampai sekarang. Sebuah perjalanan panjang.

Pendewasaan musik Sheila on 7 

Ada satu hal buat saya sangat menarik dari lagu “Memori Baik” ini selain harmoni hangat hubungan orang tua dan anak. Satu hal, yaitu kedewasaan musik Sheila on 7. Jika bicara diskografi Sheila on 7, kita akan bicara tentang lagu bertema romansa cinta-cintaan anak muda. Tidak ketinggalan riff dan lick gitar renyah khas Fender Telecaster yang kadang njelimet dari Eross.

Akan tetapi, semua itu nyaris samar di lagu ini. Lirik lagu “Memori Baik” malah menceritakan hubungan orang tua dan anak. Secara musik, Eross tidak memainkan notasi/melodi yang njelimet. Adam juga membetot bass dengan sederhana, menuntun 4 menit 43 detik “Memori Baik” tanpa banyak tingkah. Semuanya presisi, pas dengan porsi masing-masing, tapi tetap indah. Vokal Pak Duta dan Aishameglio juga bersanding beriringan di level yang sama, tidak saling mendominasi satu sama lain. Kesederhanaan ini yang bagi saya adalah pendewasaan musik Sheila on 7. Tidak pretensius.

Mendengarkan lagu “Memori Baik” ini membuat saya membayangkan, bahwa kesederhanaan dan kehangatan lagu “Memori Baik” ini seperti bapak-bapak Jawa yang duduk di beranda rumah ketika sore hari, Menyapa orang-orang yang lewat dengan penuh senyum, mempersilakan mampir, menyuguhkan kopi, dan pisang goreng, berbagi cerita, melepaskan sejenak semua beban yang ada, sembari menunggu matahari benar-benar tenggelam. Hangat, indah, dan dewasa.

“Memori Baik” babak baru Sheila on 7?

Sheila on 7 sudah melalui banyak hal sepanjang kariernya. Mereka sempat dihina, dibilang norak, vokal Pak Duta bahkan sempat diejek di awal perjalanan mereka. Band ini juga mengalami beberapa kali bongkar pasang personel. Sheila on 7 sempat berlima, lalu berempat cukup lama, lalu sekarang tinggal bertiga. Sheila on 7 juga sempat vakum dua tahun ketika pandemi, bahkan sempat diisukan mau bubar.

Akan tetapi, Sheila on 7 bertahan. Rilisnya lagu “Memori Baik” semacam menjadi penegasan bahwa band ini masih ada, produktif, berkualitas, dan tidak ke mana-mana. Band ini tidak menjadi seperti Dewa 19 yang manggung dengan lagu-lagu lama tanpa pernah merilis lagu baru. Sheila on 7 juga tidak menjadi seperti Slank yang rutin rilis album hampir tiap tahun, tapi entah kenapa jelek, dan terlalu pretensius. Sheila on 7 tetap sakmadyane.

Dan boleh jadi, rilisnya “Memori Baik” ini jadi semacam pembuka babak baru Sheila on 7. Babak baru untuk apa? Entahlah. Mungkin babak baru menuju album/mini album baru dengan warna yang berbeda, atau mungkin babak baru dengan mengajak Sakti kembali menjadi gitaris tetap, kembali berduet dengan Eross. Entahlah, hanya mereka yang tahu.

Intinya, saat ini mari kita rayakan “Memori Baik” dengan perayaan sehangat dan sesederhana mungkin. Sembari selalu mendoakan tiga bapak-bapak itu sehat supaya mereka tetap bisa manggung dan menghibur kita, memberikan memori-memori baik yang akan terkenang sepanjang masa.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Konser Sheila On 7 Bandung Banyak Drama, tapi Tetap Ramai. Bukti Betapa Bucin Fans SO7

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version