Membocorkan Resep Starbucks Itu Nggak Guna, Sumpah!

Membocorkan Resep Starbucks Itu Nggak Guna, Sumpah!

Membocorkan Resep Starbucks Itu Nggak Guna, Sumpah! (Unsplash.com)

Beberapa waktu lalu ada sebuah cuitan yang cukup menarik perhatian saya di Twitter soal resep Starbucks. Kira-kira begini bunyinya:

Cuitan tersebut sontak ramai dan mendapat berbagai macam tanggapan. Beberapa orang tampak penasaran untuk mencoba resep yang bocor tersebut. Sisanya, misuh-misuh. Mereka nggak rela kalau kopi kesayangannya dituduh menggunakan “kopi instan biasa” sebagai bahan utama. Lu kata starling alias Starbucks keliling? Yakali grinder segede gaban nggak kelihatan~

Sesat logika

Menyebut kopi sekelas Starbucks berbahan dasar dari kopi instan jelas suatu kebodohan yang hakiki. Rasa-rasanya, para penganut bumi datar lebih dapat dimaafkan daripada kebodohan yang satu ini. Bagaimana tidak? Starbucks bukanlah merek kemarin sore. Dia lahir bukan karena latah coffee shop yang belakangan ini kian menjamur. Starbucks, nyatanya, sudah berdiri sejak 30 Maret 1971 di Washington.

Dengan kata lain, Starbucks telah malang melintang di dunia perkopian selama lebih dari setengah abad. Kalian pikir, bisnis mereka bisa eksis hingga sekarang, bahkan memiliki outlet lebih dari 35 ribu, karena mereka pakai kopi instan? Mbahmu. Sungguh logika yang sangat sesat.

Selain itu, kalau bener resep Starbucks pakai kopi instan, trus di-brew depan mata kita, sudah pasti hasil brew-nya bakal hancur dan nyiprat ke mana-mana. Mesin kopi mereka nggak bakalan awet kalau caranya begitu.

Bukan resep Starbucks

Kembali soal resep rahasia Starbucks yang dibocorkan oleh mantan pegawainya. Selain sesat logika, kebocoran resep ini juga nggak ada manfaatnya. Pertama, jelas yang disebut-sebut sebagai resep Starbucks itu sebenarnya bukan resep, melainkan lebih mirip ke menu break down atau cara penyajian dari bahan baku yang diperlukan.

Sementara bahan bakunya? Woya jelas, cuma Starbucks yang tahu. Makanya meskipun beredar bocoran resep Starbucks, kita nggak akan pernah bisa menciptakan rasa yang sama dengan yang ada di kedai kopi berlogo Siren tersebut. Bahan bakunya udah beda, Lur. Bahan baku kedai kopi satu itu bukan tipikal bahan baku yang bisa dengan mudah kita dapatkan di toko ataupun online shop.

Jangan lupa, Starbucks itu dari hulu ke hilirnya terstandarisasi dengan premium touch. Konon, biji kopi yang mereka gunakan diawasi secara ketat mulai dari proses setelah panen, oasted, cupping, dst. hingga jadi ke gelas konsumen di gerai mereka. Belum soal mesin espreso mereka yang harganya ratusan juta itu. Singkatnya: abot ditiru.

Branding kuat

Alasan kedua kenapa nggak ada manfaatnya membocorkan resep Starbucks adalah karena kedai kopi berlogo Siren ini memiliki branding yang sangat kuat. Taruhlah bermodalkan resep bocoran itu kamu bisa menciptakan rasa yang mirip dengan rasa kopi aslinya. Lalu, kamu buka kedai kopi sendiri dan diberi nama hingga logo yang mirip brand aslinya. Apakah hal itu akan menjamin kedai kopimu bakal seramai Starbucks? Tidak semudah itu, Ferguso.

Di awal, kedai kopimu mungkin bakalan rame. Orang berbondong-bondong datang karena penasaran. Apalagi kalau kedai kopimu menawarkan harga yang lebih murah. Tapi selanjutnya? Orang akan kembali ke Starbucks. Mereka kembali dengan sukarela menghabiskan uang mereka di sana.

Karena rasa kopinya seenak itu?

Wah, kalau enak sih relatif. Prestisius itu yang pasti. Lah kan memang gitu kenyataannya. Orang-orang dari awal ke Starbucks bukan karena rasa, tapi karena mencari suasana, gengsi, atau bahkan memang karena pengin nongkrong mewah aja.

Tak ada resep rahasia di Starbucks

Tentang bocoran resep Starbucks yang ramai kemarin, sebenarnya kalau kita telusuri lagi bukanlah hal yang baru. Jauh sebelum si ngaku-ngaku mantan karyawan ini nge-spill resep, sudah ada banyak tutorial membuat kopi ala-ala Starbucks yang beredar di YouTube. Bahkan, beberapa di antaranya menggunakan judul yang sangat provokatif.

Modal 10 Ribu Dijual Starb*cks 70 Ribu

Begitu judul video yang diupload dua tahun lalu. Tapi nyatanya, sampai detik ini, gerai Starbucks masih rame-rame aja tuh. Logikanya, kalau resep tadi mencipta rasa yang sama, mereka pasti sudah gulung tikar.

Sudahlah. Memang nge-spill resep Starbucks dari awal itu adalah suatu kesalahan. Lha wong sebagian besar bahan baku kopinya mereka produksi sendiri, kok. Kalau soal komposisinya mah sudah jadi rahasia umum. Nggak ada rahasia-rahasiaan. Semua komposisi bisa dilihat secara terang di Starbucks. Bahkan, pelanggan bisa memiliki pesanan minuman sesuai dengan keinginan masing-masing.

Maka alih-alih menyebut bocoran di Twitter itu sebagai resep rahasia, saya malah menyebutnya sebagai strategi marketing. Tujuannya biar orang penasaran. Apalagi narasi awalnya adalah bocoran ini bersumber dari mantan karyawan. Wah, jelas tambah bikin orang jadi penasaran.

Setelah penasaran, orang akan rame-rame mencoba. Kemudian, mereka akan membeli versi asli untuk dibandingkan. Makin banyak yang penasaran mencoba, makin banyak pula yang beli versi aslinya. Itu dia! Kena lu dikibulin S3 marketingnya Starbucks!

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Menu Red Flag Starbucks. Jangan Dipesan kalau Nggak Mau Kecewa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version