Membela Gebrakan Menteri Perdagangan yang Kontroversial

Membela Gebrakan Menteri Perdagangan yang Kontroversial

Membela Gebrakan Menteri Perdagangan yang Kontroversial (Shutterstock.com)

Menteri Perdagangan yang baru, Zulkifli Hasan, memulai gebrakan sehari setelah dilantik. Tak pakai basa-basi, Pak Menteri langsung blusukan alias sidak ke pasar. Sebuah bukti nyata dari kinerja yang satset, lebih cakcek dibanding Si Gundul.

Bahkan, ia pun langsung dibuat terkaget-kaget oleh harga kebutuhan pokok yang tinggi. Itulah kiranya tujuan ia diangkat jadi menteri, agar tahu permasalahan yang dihadapi rakyat. Tak hanya agar mau membuka mata saja, sudah barang tentu agar mau juga mengurusi dan merampungkan masalah ini.

Harga kebutuhan pokok yang tinggi kan sudah berlangsung lama, kok baru tau ya?

Seseorang yang dipilih oleh Pak Jokowi bukanlah orang sembarangan, sudah pasti ia mampu dan tokcer. Terbukti ia langsung memberi gebrakan lain dengan berjanji memberangkatkan umrah pedagang yang ia temui di sebuah pasar. Sebuah bukti nyata jika menteri kita ini mampu bekerja dengan sangat baik. Bayangkan, di hari pertamanya saja, ia langsung menggabungkan ibadah dengan bekerja. Benar-benar contoh nyata dari baliho-baliho MLM yang punya konsep : bekerja diniati ibadah.

Ia adalah blueprint revolusi mental di dalam hal memangku jabatan. Bahwa sebuah jabatan tak mampu menggelapkan mata dan hati orang yang amanah. Setinggi apa pun jabatannya, ia masih ingat soal ibadah rakyatnya. Di tengah harga kebutuhan pokok yang tinggi, rakyat yang kesusahan dan terjepit, munculah menteri sehebat blio. Bayangkan, seorang pedagang pasar yang juga terimbas kenaikan harga, malah ditawari umrah. Siapa yang tak bisa kagum?

Tak menutup kemungkinan jika ada saja yang berkomentar miring soal hal ini. Ya, apa pun yang ada di dunia ini memang sudah seharusnya punya dua sisi, ada yang pro, ada juga yang kontra. Sebagai orang yang pro, tentu saya ingin membela blio. Hal itu jangan dipandang sebagai bukan hal baik. Memang, memberangkatkan pedagang pasar umrah tak akan berpengaruh pada kestabilan harga bahan pokok di negara ini. Namun, jika melihat dari sisi spiritualitas, hal ini tentu punya nilai guna yang lebih tinggi dibanding kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Umrah adalah ibadah yang bukan hanya bisa diganjar pahala saat melakukannya, namun merupakan salah satu ibadah nan prestisius bagi kebanyakan rakyat Indonesia. Dan Pak Menteri Perdagangan pandai mengambil kesempatan baik itu. Soal ada tuduhan pencitraan, saya kira itu tak benar. Kinerja semacam ini adalah jenis kinerja yang rawan dinyinyirin. Padahal umrah adalah hal paling penting bagi negara ini. Memang itu sangat penting bagi rakyat, meski tak semuanya bisa merasakan. Setidaknya hal ini mengindikasikan bahwa tak ada yang lebih penting dari ibadah.

Apalagi yang umrah adalah pedagang pasar, salah satu sendi utama dari marwah perdagangan Indonesia. Karena itulah, ini serupa menguatkan sendi perdagangan Indonesia lewat sisi spiritualitas. Sendi yang makin kuat, bikin tubuh pun makin kuat. Ini inovasi yang sudah seharusnya didukung oleh banyak orang Indonesia. Kan, sayang kinerja semacam ini dinyinyirin terus.

Ya emang nggak ada efeknya ke harga bahan pokok sih. Tapi, tetep penting dan bagus kok.

Dalam dua tahun mendatang, siapa tahu makin banyak inovasi yang blio lakukan. Bisa saja semua pedagang pasar di seluruh Indonesia dibawa naik haji atau umrah. Atau semua pedagang Indonesia diajak ziarah kubur keliling Indonesia. Intinya agar pasar di negara ini menjadi pasar yang religius. Menjadi religius adalah keutamaan, soal yang lain nanti dulu.

Harga pangan tak stabil sudah menjadi masalah yang sejak dahulu belum punya jalan keluar nan ampuh, jadi biarkan Pak Menteri berinovasi. Siapa tahu cara itu berhasil. Selagi Bapak Menteri masih sibuk membenahi sisi religius para pedagang, kita harus bersabar dahulu. Meski kita juga tahu, sabar dan masa jabatan selalu ada batasnya. Kalau sampai habis masa jabatan tak ada perubahan, setidaknya kita makin religius dan tinggal menunggu inovasi lain dari menteri yang baru lagi.

Atau menunggu menteri perdagangan periode selanjutnya kaget sama harga bahan pokok dulu, baru ada terobosan lagi. Dan semoga terobosannya benar-benar sebuah langkah yang solutif, nggak lagi gimmick.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mendukung Ide Hebat Rompi Penangkal Korupsi Ciptaan KPK

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version