Membedah Perbedaan Editor Naskah di Luar Negeri dan Indonesia

Membedah Perbedaan Editor Naskah di Luar Negeri dan Indonesia terminal mojok

Saat seseorang memutuskan jadi editor naskah, berarti ia harus siap bekerja di depan komputer, berinteraksi dengan penulis, dan jadi orang yang super teliti. Menjadi seorang editor juga harus siap bertemu dengan beberapa penulis dengan karakter yang berbeda-beda. Ada penulis yang mudah diajak berunding, ada penulis yang fleksibel, ada juga penulis yang antikritik.

Tahukah kalian job desc dari seorang editor naskah? Sederhananya, seorang editor naskah bertugas memeriksa aksara. Beberapa orang mungkin mengira tugas tersebut adalah hal yang mudah, padahal tentu saja tidak begitu. Seorang editor harus siap mengambil risiko apa pun yang terjadi terkait naskah yang sedang ia pegang. Belum lagi harus berhadapan dengan deadline yang mepet.

Saya pernah bertemu dengan seorang teman yang merupakan editor kawakan, sebut saja Mas Mumu. Blio bercerita pada saya mengenai perbedaan menjadi editor di Indonesia dan luar negeri. Atas pencerahan yang blio berikan, saya jadi tertarik untuk menuliskan perbedaan antara editor di Indonesia dan luar negeri. Berikut perbedaannya:

Pertama, di luar negeri editor lebih dikenal daripada penulis. Hal ini tentu jadi perbedaan yang paling mencolok antara editor di Indonesia dengan luar negeri. Kenapa editor di luar negeri lebih dikenal ketimbang penulis? Karena editor luar negeri biasanya punya kemampuan yang luar biasa melebihi penulis. Di luar negeri, nama editor lebih melambung ketimbang nama penulis.

Nama-nama editor di luar negeri lebih disegani karena beberapa buku yang berhasil tak lepas dari peran seorang editor yang membantu mengotak-atik karya tersebut. Tentu saja editor akan memberikan masukan-masukan yang baik berdasarkan pengalaman mereka selama menangani beberapa penulis. Gaji yang diterima editor di luar negeri pun bisa lebih besar dibanding penulis.

Kedua, editor di luar negeri mendampingi penulis sebelum tulisan dimulai. Pertama kali mendengar penjelasan tersebut, saya sempat kaget. Lho, belum punya tulisan kok sudah cari editor, lalu apa yang akan disunting? Kawan saya ini lalu menjelaskan bahwa editor di luar negeri benar-benar membantu penulis dalam merancang sebuah karya.

Penulis di luar negeri akan berburu editor terbaik karena editor akan sangat berperan dalam membuat sebuah karya menjadi fenomenal. Di luar negeri, editor juga jadi pihak yang memberikan saran di mana sebaiknya tulisan atau karya si penulis diterbitkan. Mereka punya channel pada penerbit-penerbit yang mereka rekomendasikan. Di Indonesia, belum ada editor yang berani menemani proses seperti di luar negeri ini.

Ketiga, pengalaman editor di luar negeri lebih mumpuni. Tentu menjadi seorang editor di luar negeri harus serba bisa merujuk pada penjelasan saya di poin pertama dan kedua. Hal itu terjadi berkat pengalaman-pengalaman yang telah mereka lalui selama mendampingi penulis dalam menelurkan suatu karya.

Nah, itulah tiga perbedaan editor naskah di luar negeri dan Indonesia. Sejujurnya, saya pribadi masih jarang melihat editor yang bekerja di balik karya seseorang ketika membaca sebuah buku.Padahal tanpa kehadiran editor, suatu karya belum tentu sebaik yang sudah terbit. Semoga saja kelak editor di Indonesia juga bisa dikenal dan lebih dihargai.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version