Membedah Alasan ‘Hospital Playlist’ Jadi Drakor Favorit Sejuta Umat

Hospital Playlist musim kedua kini hadir di tengah para penggemar drakor. Mengikuti season pertamanya, drakor ini masih mengusung tema cerita serupa. Dengan skenario yang ditulis oleh Lee Woo Jung dan disutradari oleh PD Shin Won Ho, Hospital Playlist melanjutkan cerita di dalam maupun di luar rumah sakit, pada 5 sekawan: Lee Ik Jun (Jo Jung Suk), Ahn Jeong Won (Yoo Yeon Seok), Kim Jun Wan (Jung Kyung Ho), Yang Seok Hyeong (Kim Dae Myung), dan Chae Song Hwa (Jeon Mi Do).

Bagi saya pribadi, Hospital Playlist sukses jadi salah satu drakor favorit. Tidak hanya bagi saya, saya rasa drakor ini telah mengisi daftar drama favorit banyak orang di luar sana. Bisa dibuktikan dengan animo yang cukup besar para fans Hospital Playlist menanti-nanti season 2 yang sedang tayang sekarang.

Lalu, apa yang membuat drakor satu ini menjadi begitu spesial?

#1 Tema cerita yang heartwarming

Di belantara K-Drama, genre medical atau kedokteran seperti tak pernah ada habisnya. Penggarapannya yang maksimal juga menjadikan drakor genre ini banyak dilirik penggemar. Misalnya saja The Doctors, Dr. Romantic, Doctor John, Heart Surgeons, Hospital Ship, dan banyak lainnya.

Di antara banyaknya drakor bergenre kedokteran, Hospital Playlist hadir dengan cerita hangat persahabatan para dokter. Tidak melulu berkutat pada kehidupan dokter yang stressful dan hectic, drakor ini mendekati sisi jalinan persahabatan 5 orang ‘biasa’ dengan profesi spesialisasinya masing-masing.

#2 Karakter yang variatif dan realistis

Karakter dokter di dunia sinema sering kali digambarkan strict, galak, menjunjung logika, mengesampingkan perasaan. Padahal, dokter juga manusia yang punya berbagai sisi dalam diri mereka. Karakter 5 sekawan di Hospital Playlist seolah ingin menunjukkan hal itu.

Dokter juga bisa punya hobi dan kegemaran di luar urusan kerja. Mereka juga punya kehidupan pribadi yang terkadang complicated. Bertahan pada malam-malam panjang jaga bangsal. Terus belajar dari kesalahan. Dan banyak lainnya.

Saya suka bagaimana uraian karakter di Hospital Playlist ini terasa realistis. Penonton diperlihatkan bukan hanya sisi menawan dari para dokter ini, melainkan juga sisi-sisi lain yang terasa a little bit off. Lee Ik Jun, karakter paling lucu tapi sebenarnya merasa diri pengecut dalam urusan asmara. Ahn Jeong Won, dokter paket lengkap yang sempat terjebak dilema masa depan. Kim Jun Wan, si tsundere yang terpaksa pacaran diam-diam. Yang Seok Hyeong, anak kesayangan ibu yang punya keraguan akibat masa lalu. Serta Chae Song Hwa, dokter bedah saraf mumpuni yang takut kehilangan makna persahabatan.

#3 Berbagai scene relatable di dunia medis

Sebagai seorang tenaga kesehatan, menonton Hospital Playlist seperti menonton cuplikan kehidupan para tenaga kesehatan. Banyak adegan yang membawa saya merasa déjà vu, atau paling tidak relatable, sambil dalam hati mengiyakan scene-scene yang jarang ditangkap kamera.

Di season 1, kita diperlihatkan bagaimana Song Hwa menderita CRS (Cervical Root Syndrome), kelainan tulang belakang ruas leher akibat terlalu lama operasi dengan posisi berdiri menunduk. Ada pula keterikatan emosional Jeong Won pada pasien anak-anak yang ia tangani. Pun betapa jagonya emotional support yang diberikan Seok Hyeong pada pasien ibu hamil, meskipun di sisi lain pada orang lain ia terkesan pendiam.

Hang out bareng teman sejawat, dimarahi konsulen (dokter spesialis), berhadapan dengan pasien yang keras kepala, melakukan breaking bad news (menyampaikan berita duka), terjebak di jaga malam berurutan hingga hari libur adalah suatu keniscayaan, sampai pada kembalinya kita pada diri sendiri setelah menyelesaikan pekerjaan. Semua adegan itu terasa sederhana namun terkenang-kenang di kepala.

Selain 3 alasan itu, kira-kira apalagi yang bikin kalian suka nonton drakor hits satu ini?

Sumber Gambar: YouTube The Swoon

BACA JUGA Daftar Kejanggalan Plot K-Drama Terbaru Lee Min Ki ‘Oh My Ladylord’ yang Bikin Gemas dan tulisan Maria Monasias Nataliani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version