Waktu SD saya pernah disuruh oleh guru saya menulis di selembar kertas mengenai cita-cita. Ibu saya dulu pingin banget anaknya jadi dokter, itu dulu ya. Kalau sekarang sih yang penting punya kerjaan tetap udah syukur, katanya. Jadi ketika SD saya menulis cita-cita saya sebagai dokter, tapi ketika nengok kanan-kiri kok banyak sekali teman sekelas saya yang punya cita-cita yang sama, jadi dokter juga. Karena saya orangnya tidak mau kalah, makanya saya tidak mau sama dengan teman-teman saya yang lain, saya ganti cita-cita saya jadi guru. Ternyata saya tidak salah, kalau kata Pak Muhadjir Effendy, Menteri pendidikan dan kebudayaan kita sekarang. Profesi guru apalagi guru honorer adalah profesinya orang-orang penghuni surga.
Itu zaman saya SD ya, tapi sekarang berbeda. Kalau anak-anak disuruh menulis cita-cita mereka sekarang sudah lebih banyak pilihan cita-cita lain misalnya jadi YouTuber. Saya punya keponakan laki-laki yang masih duduk di bangku SD, cita-citanya kepingin jadi seperti Atta Halilintar. Kalau saya kasih tau pekerjaan Atta Halilintar itu YouTuber, berarti kalau dia mau jadi seperti Atta Halilintar ya berarti dia harus jadi YouTuber dia pasti ngeyel. Pokoknya cita-citanya jadi Atta Halilintar, titik.
Di dunia yang serba online ini, saya sempat berfikir juga jadi seorang YouTuber, selain karena kerjanya lebih fleksibel (tidak terikat waktu tertentu) ya kecuali ada perjanjian endorse. Tapi masalahnya konten apa yang bisa saya suguhkan kepada penonton supaya channel saya ini banyak yang subscribe, like dan comment, terus saya bisa jadi miliarder macam Atta Halilintar dan Ria Ricis, terkenal pula. Tapi saya tidak punya modal untuk beli squishy segunung macam Ria Ricis atau Tim make-up profesional untuk orang gila punya Atta. Saya ini YouTuber tidak bermodal tapi pingin dapet banyak subscriber. Saya ingin buat konten macam “I QUIT” Instagram macam Awkarin, tapi kan “I IN” saja belum. Atau konten “Alasan Kita Selesai” macam Rakry dan Indy tapi “Alasan Kita Mulai” saja saya tidak ada.
Dalam masa pencarian konten untuk calon channel YouTube saya, yang saya prediksi sendiri bisa mengalahkan Atta Halilintar. Sekali lagi, prediksi saya sendiri, Anda tidak perlu ikut-ikutan. Saya mulai mengadakan penelitian kualitatif kecil-kecilan, kelinci percobaannya teman-teman saya di kampus. Saya mulai menanyai mengenai konten-konten apa saja yang sering mereka tonton di YouTube. Golongan pertama yang terbanyak dari mereka adalah yang menonton acara musik atau konser (rekaman ulang) alasannya karena tidak punya uang beli tiket konser langsung. Yang kedua adalah cewek-cewek yang care sama penampilan mereka tontonannya di Youtube tidak jauh-jauh dari tutorial make-up, tips and trick, DIY semuanya rata-rata tentang make-up dan fashion. Yang ketiga adalah orang-orang yang hobi kulineran tapi lewat mata, nontonin Ria SW dan Hari Jisun nggak bosen-bosen. Tapi yang unik, ada salah satu dari teman saya yang tidak hanya hobi kulineran lewat mata tapi juga kulineran lewat telinga. Video yang pernah dia tunjukan kepada saya berjudul “ASMR Mukbang”. Mukbang (먹방) berasal dari kata “meoknun” (먹는) dan “bangsong” (방송) yang memiliki arti makan dan broadcast (siaran) sedangkan ASMR adalah singkatan dari Autonomous Sensory Meridian Response. ASMR terdiri atas bunyi-bunyian yang dianggap menenangkan.
Jadi ASMR Mukbang adalah siaran makan yang nggak ada ngomongnya sama sekali, nggak kayak RIA SW yang dikit-dikit bilang “Wah ini rasanya ‘rich’ banget”. ASMR Mukbang ini bener-bener nggak ada apa-apa, cuman suara ngunyah, bunyi piring yang bertabrakan sama sendok dan air liur. Usut punya usut ternyata teman saya ini bukan nonton Mukbang-nya, tapi ASMR-nya. Kata temen saya ini kalau mendengar orang mengunyah atau bunyi “sruput” mie, enak aja gitu dengernya. Ketika saya tanya kenapa ya jawabannya tetap sama, karena enak didengar dan menenangkan.
Saya sendiri pengalaman dengan mendengar bunyi-bunyian yang menenangkan. Dulu di SMP saya pernah tidur di kelas karena mendengar teman sebangku saya membolak-balik bukunya kalau dalam ASMR dikenal dengan istilah page turning. Saya kira saya aneh karena bisa tidur hanya karena mendengar suara kertas, tapi setelah beberapa tahun saya akhirnya menemukan jawaban. Ini karena ASMR dapat membawa pendengarnya berada dalam kondisi tenang, meditative, dan rileks yang akan memacu tubuh untuk memproduksi hormon kebahagian dan penyembuhan. Sangking rileksnya saya sampai tertidur.
ASMR ternyata bisa macam-macam, tidak cuman bunyi orang makan saja. Ada juga yang disebut dengan “tingles” ini lebih beragam bunyi-bunyiannya. Mulai dari suara alat makan seperti sendok atau garpu yang diketuk-ketuk, alat kantor seperti pensil, pena dan buku sampai alat cuci piring macam spons cuci piring juga digunakan. Pokoknya yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian kalau disentuh.
Sebagai calon YouTuber tidak bermodal, saya merasa ASMR adalah konten yang bagus untuk memulai karir di aplikasi video ini. Tidah perlu pakai judul saya pamit atau saya kembali, prank jadi orang gila karena aslinya saya sudah gila, atau modal gibahin orang di video, cukup ASMR saja. Cukup dengan barang-barang di kosan, saya punya sendok, garpu, gelas, kertas, spons cuci piring sekalian sama piring-piringnya yang belum dicuci dari minggu kemarin, semua lengkap. Tinggal ketuk-ketuk, usap-usap, gosok-gosok sudah jadi konten YouTube.
Yes! Akhirnya saya punya kesempatan mengalahkan Atta ‘Ashiap’ Halilintar. Twenty million subscriber, I’m coming!!! (*)
BACA JUGA Jangan Tertipu Video Tutorial Masak yang (Katanya) Mudah dan Murah! atau tulisan Sabrina Mulia Rhamadanty lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.