Matinya Cebong dan Kampret Gara-gara Reuni Prabowo-Sandi di Kabinet Jokowi Ma’ruf

sandiaga uno prabowo-sandi cebong kampret jokowi mojok

prabowo-sandi cebong kampret jokowi mojok

Happy ending, itulah kata yang tepat untuk drama perpolitikan di negeri kita tercinta. Lengkap sudah kedua pasang calon presiden dan wakilnya di Pilpres 2014 sekarang ada di kabinet yang sama. Alhamdulillah saya bersyukur akhirnya polarisasi politik sejak 2009 sudah selesai dengan adanya “rekonsiliasi” antara kedua elit. Lho kok cuma elitnya saja? Lah wong ternyata masih aja tuh sampeyan-sampeyan punya visi yang berbeda tentang persatuan indonesia yang sudah diwujudkan junjungan sampeyan semua lho. Menurut versi kampret level malaikat (apa neh iki?), masuknya Prabowo-Sandi dalam kabinet Jokowi Ma’ruf adalah untuk penetral rezim dari kedzoliman. Oh ya gitu boleh, akhi, ukhti. Ya silakan saja. Antum memang terus husnudzon sama orang ya alhamdulillah, semoga ketemu di surga sama idolanya ya, aamiin.

Nggak harus Prabowo-Sandi, masih banyak orang baik juga di kabinet yang ingin melawan kedzoliman. Pak Kiai Ma’ruf sendiri jelas kan dia itu punya ilmunya untuk amar ma’ruf nahi munkar lebih dari antum lah. Beliau kan kiai, lah antum itu ngajinya emang dah berapa lama? Sama ulama mana? Paling-paling ya ceramah di YouTube ta?

Beda sedikit tanggapan dari kampret patah hati, lah wis didukung nemen-nemen kok ya malah nyemplung kolam bareng. Istilah kolam memang biasa digunakan untuk merujuk komunitasnya cebong. Astaghfirulloh, akhi, ukhti, mbok ya wis ta, nggak perlu segitunya kecewa. Mereka “menerima” amanah ini ya juga demi bangsa dan negara biar semakin baik. Antum juga senang ta kalau Indonesia tambah makmur.

Sampeyan aja yang terlalu berlebihan dukungnya, lah wong mereka itu saling mendukung og. Lah mbok kira, dana kampanyenya Sandi kan dari hasil jual saham perusahaannya, lah siapa yang beli sahamnya? Yang jelas Lord Luhut juga termasuk yang borong lho. Lah antum seberapa persen emang infaq buat dukung akh Sandi, sekukunya Lord Luhut belum ada deh kayaknya.

Tidak beda jauh dengan kubu kampret, di kubu cebong pun terbelah penyikapannya. Setidaknya juga ada dua tanggapan dari penelusuran saya dalam diskusi kenegaraan di FB dan WA, nggak tau ya kalau Twitter dan IG, jarang aktif saya di sana. Cebong die hard merasa bergembira karena menganggap bukti takluknya Prabowo-Sandi. Uwuwuwu, segitunya. Hmz, ya gitu juga boleh sih. Nggak salah juga. Nyatanya emang sih Prabowo-Sandi yang jadi menterinya Jokowi-Ma’ruf, bukan sebaliknya.

Tapi ,sampeyan harus tahu, Prabowo-Sandi itu dipilih sebagai partner sebelum sampeyan milih Jokowi-Ma’ruf di pilpres. Lah kok bisa? Tontonlah film Sexy Killers dah jelas banget kalau mereka itu punya kepentingan bisnis yang sama dalam menyedot SDA. Sampeyan aja itu yang main boikot-boikotan produk. Kayak anak kecil lagi berantem aja.

Adapun cebong yang masih berharap jabatan langsung komen jadi sia-sia Pemilu 2019. Lah kok Gerindra dapat dua kursi kenapa nggak partaiku saja yang dibanyakin jatahnya. Lah kan dedek sudah dikasih pakde jabatan komisaris BUMN, lah mbok yawis disyukuri lah, modal medsosan aja minta macem-macem, hyuh biyung.

Gerindra itu partai politik, punya suara di parlemen. Lumayan kan bisa mengamankan program pemerintah biar nggak dikritisi terus sama anggota dewan. Lah sampeyan itu wong demo aja cuma berapa biji yang dateng. Mbok ya sekali-kali sampai jutaan gitu berjilid-jilid menuhin Monas. Itu aja kadang masih perlu stimulus biar mau demo.

Sudah lah ya, cukupkan sampai di sini kita terbelah mengolok-ngolok pilihan orang lain, lah wong siapapun yang kita pilih sekarang sama-sama bekerja untuk Indonesia. Saya bosen lihat orang berantem di medsos. Sama-sama sobat misqueen aja segitunya. Sampeyan-sampeyan masih diminta bayar pajak ta? Lah ya, wong nggak ngaruh juga buat hidup kita mau para elit berantem atau akur. Situ kok ya jik baperan ae.

Kecuali kalau dengan bela salah satu terus kita dikasih sembako sama junjungan kita sampai dibiayai sekolah anak kita, nah kuwi mungkin agak logis lah fanatik. Lah wong sampeyan bingung besok makan apa, itu aja yang di atas nggak tahu menahu og. Mbok ya kita kembali berperan jadi rakyat jelata. Nggak usah lebay. Pemilu dikon nyoblos ya nyoblos dah gitu aja.

Udahan ya cebong kampretnya, apa situ seneng disapa dengan nama hewan gitu. Kita berdewasalah dalam demokrasi. Kita jalani hidup kita sebagai rakyat yang masih harus kerja keras untuk bayar pajak biar para elit itu bisa digaji. Aslinya yang bangun eksistensi negara kan ya kita-kita yang bayar pajak ta? Kecuali yang sering mangkir laporan SPT tapi sok-sokan mau perbaiki indonesia. Iya-iya bukan sampeyan kok.

BACA JUGA Kalau Ada Orang yang Meremehkan Skill Microsoft Office, Biasanya karena Nggak Paham dan tulisan Alqaan Maqbullah Ilmi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version