Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Mas-mas yang Nggak Bisa Nyetir Mobil Bukan Beban Perjalanan

Ardi Setianto oleh Ardi Setianto
14 Maret 2021
A A
Mas-mas yang Nggak Bisa Nyetir Mobil Bukan Beban Perjalanan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ada banyak ragam moda transportasi umum di Indonesia yang mendukung rakyatnya saat melakukan perjalanan ke suatu tempat. Proses pembelian tiket juga sudah mengalami pergeseran, lebih modern dan mudah diakses. Namun untuk perjalanan privat yang membutuhkan mobilitas untuk berpindah tempat, perjalanan menggunakan mobil menurut saya paling efisien.

Sebagai mas-mas biasa yang nggak bisa nyetir mobil dan sialnya bersosialisasi dengan teman-teman yang sudah bisa nyetir, beberapa guyonan dan permintaan sering saya terima saat melakukan perjalanan. Entah bahasa guyonan khas persahabatan ataupun sindiran halus dengan mimik wajah mengejek dari teman yang mengambil alih kemudi, ujung-ujungnya menyudutkan saya karena kelemahan skill berlabel “nggak bisa nyetir mobil” itu.

FYI aja nih, saya nggak bisa nyetir bukan karena apa-apa, lha wong saya saja nggak punya mobil. Lalu buat apa belajar nyetir mobil? Lagi pula pekerjaan saya juga nggak mewajibkan saya untuk bisa nyetir.

Bukan maksud membela diri, saya juga menyadari skill nyopir juga penting untuk peradaban saat ini. Tapi sekali lagi, saya nggak punya mobil. Jadi, buat apa punya skill yang pada praktiknya nggak bisa saya gunakan sebagai penunjang aktivitas keseharian? Saya rasa hal ini masih dalam tahap belum waktunya untuk mempelajari. Nggak lebih.

Beberapa waktu lalu saya semakin menyadari, semakin hari kesenjangan antara saya dan teman perjalanan semakin lebar. Di mana orang yang nggak bisa nyetir menjadi objek kalah-kalahan dalam setiap perjalanan. Hal ini terjadi karena intensitas perjalanan menggunakan mobil semakin sering saya lakukan, entah dalam urusan pekerjaan atau sekadar berkunjung ke suatu tempat di luar aktivitas pekerjaan.

Sebenarnya hal ini wajar terjadi di lingkungan pertemanan, namun jika hal seperti ini terus berlanjut juga nggak baik bagi saya. Meski tujuan tempatnya sama, saya pribadi jadi kurang bisa menikmati perjalanan. Apalagi saat melakukan perjalanan jauh ke luar kota, misalnya.

Saya juga nggak bisa menyalahkan teman-teman saya yang melontarkan guyonan-guyonan tersebut. Toh hanya sekadar guyonan biasa. Memang saya nggak menguasai teknik persopiran duniawi, namun berhubung sering duduk di sebelahnya, saya jadi bisa merasakan betapa capeknya menjadi sopir. Membagi konsentrasi haluan mata, kegesitan tangan, dan capeknya membagi kaki untuk menginjak pedal. Tenaga harus fit dan konsentrasi harus fokus.

Semakin sering melakukan perjalanan menggunakan mobil pribadi sebagai mas-mas biasa yang nggak bisa nyetir membuat saya belajar sedikit berempati, memang seharusnya begitu, ya. Hehehe.

Baca Juga:

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Cuci Mobil di Car Wash Bikin Saya Resah dan Kadang Menyesal, Bukannya Bersih Malah Baret

Yang menjadi sedikit masalah adalah beda sopir beda pula kebiasannya saat nyetir. Jadi, sebagai seorang yang nggak bisa nyetir dan supaya meminimalisir kelakar-kelakar mengenai kesenjangan sosial di dalam mobil selama perjalanan berlangsung, saya sekarang mempunyai beberapa budaya yang selalu saya lakukan sebelum melakukan perjalanan.

Tujuannya jelas, supaya saya bisa menikmati perjalanan tanpa adanya guyonan dan sindiran yang memojokkan posisi saya. Pun sebagai pembuktian jika orang yang nggak bisa nyetir mobil itu bukan beban perjalanan. Yang terpenting menyumbang kontribusi dalam perjalanan, meski sedikit. Sudah nggak bisa nyopir, sukanya duduk di bangku belakang dan memejamkan mata. Jan ramashok!!!

Hal paling penting yang saya lakukan saat akan memulai perjalanan adalah mengenali betul siapa sopirnya, meskipun dia teman sejawat saya. Ketika saya belum akrab betul dengan sopirnya, saya akan sharing terlebih dahulu mengenai hal yang dia sukai, kebiasannya saat nyopir, hingga bertanya tentang aliran musik yang dia suka. Hampir mendekati tahapan PDKT sama gebetan. Bedanya ini berlangsung singkat. Bahkan bisa juga terjadi saat perjalanan baru saja dimulai jika posisi sopir masih belum pasti.

Ketika sudah tahu beberapa informasi mengenai sopir, saya jadi lebih mudah memilih topik pembicaraan, mempersiapkan kebutuhan logistik selama perjalanan mulai air minum dan jajan kesukaan, hingga memutar playlist Spotify gratisan sesuai dengan aliran musik yang dia sukai. Memang sedikit ribet, namun demi kelancaran sebuah perjalanan terkadang hal-hal seperti ini menjadi penting.

Nggak cukup di situ, sebagai orang yang nggak bisa nyetir, secara otomatis saya juga lebih dominan berada di bangku sebelah sopir. Selain membantu haluan jarak pandang dari bangku kiri dan sesekali sebagai penerjemah aplikasi Maps, juga karena bangku belakang menjadi area wajib sopir cadangan untuk beristirahat. Jika sopir bisa shift-shift-an, sebagai orang yang nggak bisa nyetir justru lembur total.

Hal terakhir yang wajib bisa saya lakukan adalah memandu sopir saat parkir. Ya memang seharusnya sopir bisa melakukan hal itu dengan mandiri memanfaatkan kaca spion. Namun dalam kondisi lapangan tertentu tetap ada kemungkinan membutuhkan bantuan orang lain. Skill memandu sopir saat parkir ini nggak begitu saja saya kuasai, salah memberikan informasi kepada sopir bisa gawat urusannya. Suara lantang yang tegas dan perkiraan posisi yang pas sangat penting dikuasai supaya mobil terparkir dengan benar. Bukan begitu, pak sopir? Hehehe.

Jadi buat kamu yang nggak bisa nyetir dan sering melakukan perjalanan menggunakan mobil. Sudahi beraktivitas konyol duduk di bangku belakang dan memejamkan mata selama perjalanan, ya. Pengecualian jika Anda juragannya. Selagi berstatus sosial sama, taruh respek tipis-tipis terhadap sopir yang rela memancal gas dan menunda waktu leyeh-leyehnya demi sebuah perjalanan yang menyenangkan.

“Kiri parkir, Pak!!!”

BACA JUGA Saat Motor Matic Menginjak Usia 5 Tahun, Segeralah Berdamai atau tulisan Ardi Setianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: mobilnyetir mobil
Ardi Setianto

Ardi Setianto

ArtikelTerkait

Kredit Mobil Banyak Ruginya, apalagi untuk Gengsi, Jelas Bikin Hidupmu Hancur!

Kredit Mobil Banyak Ruginya, apalagi untuk Gengsi, Jelas Bikin Hidupmu Hancur!

27 April 2025
Ngiris Tempe_ Cara Belok Model Pengecut yang Bikin Emosi dan Membahayakan terminal mojok

Ngiris Tempe: Cara Belok Model Pengecut yang Bikin Emosi dan Membahayakan

26 Juli 2021
Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di dalam Mobil  merokok sambil berkendara

Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di Dalam Mobil 

26 Juli 2023
Punya mobil di Jepang itu mahal

Punya Mobil di Jepang Itu Mahal dan Ribet

7 November 2021
3 Manfaat Tersembunyi Menempelkan Boneka Marsupilami di Kaca Mobil

3 Manfaat Tersembunyi Menempelkan Boneka Marsupilami di Kaca Mobil

23 Mei 2023
Orang yang Membunyikan Klakson Serampangan Layak Kena Azab terminal mojok.co

Hal-hal Menyebalkan yang Pesepeda Temui di Jalan Raya

17 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.