Marvell kalah bersaing dengan Transmart
Menurut saya, kegagalan Marvell Mall Surabaya untuk bersaing juga dipengaruhi oleh keberadaan Transmart yang lokasinya hampir sebelahan. Berdasarkan Google Maps, jarak kedua tempat ini hanya sekitar 500 meter. Kebetulan saya juga lebih sering mampir ke Transmart daripada ke Marvell City Mall. Jadi, saya bisa merasakan perbedaan kentara antara kedua mall ini.
Selain dari segi pengunjung yang jelas bagai langit dan bumi, tenant di sini juga jauh lebih variatif. Mulai dari yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, kuliner, sampai hiburan seperti Trans Studio Mini dan XXI tersedia di Transmart. Hal ini tentu saja membuat eksistensi Marvell Mall Surabaya jadi makin merosot.
Kabar burung Marvell City Mall angker
Saya beberapa kali menemukan konten di sosial media yang mengklaim kalau Marvell Mall Surabaya itu angker (hanya) karena suasananya yang suram dan sepi pengunjung. Sebagian teman saya juga mengatakan hal serupa. Namun, beberapa teman lain justru berpendapat kalau yang angker itu bukan mall-nya, melainkan gedung terbengkalai di sebelahnya.
Akan tetapi, setelah saya coba telusuri lebih dalam, teman-teman saya nggak bisa memberikan penjelasan yang lebih lengkap soal ini karena mereka juga mendengar kabar tersebut dari orang lain. Jadi, saya kira keangkeran mall ini masih belum bisa dipastikan kebenarannya.
Tapi, saya harus sepakat kalau suasana Marvell Mall Surabaya mencekam. Itu juga bukan karena ada setan, ya, emang karena sepi aja. Lagi pula, bisa-bisanya ada orang yang tega nyebarin gosip angker ke mall yang udah sekarat kayak gini. Nggak angker aja sepi, apalagi digosipin angker. Hadeh, ngawur kalian, cuk, bikin bisnis orang rungkad.
Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya