Manfaat Tersembunyi Pemadaman Listrik yang Terlalu Sering

Manfaat Tersembunyi Pemadaman Listrik yang Terlalu Sering Terminal Mojok

Manfaat Tersembunyi Pemadaman Listrik yang Terlalu Sering Terminal Mojok

Tak banyak orang yang bisa sabar saat menghadapi keadaan harus hidup tanpa kehadiran teknologi modern. Apalagi mereka yang memang bekerja dengan piranti-piranti yang membutuhkan daya listrik. Di masa kini, duduk tanpa menggenggam gawai saja sudah terasa aneh dan seperti kehilangan separuh diri. Dan salah satu musuh yang ditakuti para pengguna gawai adalah pemadaman listrik.

Pemadaman listrik satu atau dua kali mungkin masih bisa diterima. Namun kalau sudah terlampau sering, bukan cuma bikin sedih, melainkan juga bikin pekerjaan kacau. Lantaran pemadaman listrik ini kerap terjadi pada jam-jam kerja. Sayangnya, keadaan semacam ini adalah keniscayaan di banyak wilayah Indonesia. Nggak sedikit juga orang yang pada akhirnya merasa bahwa kinerja PLN kurang baik. Sejujurnya, saya bisa memahami hal itu. Apalagi mengingat wilayah tempat tinggal saya sebagai salah satu sentra penghasil wong misuh gara-gara pemadaman listrik yang terlalu sering.

Mungkin karena pernah ngekos di Jogja bikin saya punya rasa narimo ing pandum yang terlalu ekstrem, saya jadi nggak berani menuduh kinerja PLN nggak baik. Pemadaman listrik terlalu sering memang menjengkelkan, namun sebenarnya ada manfaat tersembunyi di balik itu. Manfaat yang mungkin hanya bisa dilihat oleh orang-orang terpilih dan langka.

#1 Menurunkan angka kecanduan gawai pada anak kecil

Anak kecil dan gawai macam smartphone sudah bukan tandem langka yang bisa kita temui. Nyatanya, smartphone memang diciptakan untuk bisa digunakan semua kalangan usia. Tak terkecuali anak kecil. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mempelajari cara menggunakan smartphone. Makanya anak kecil yang lancar mengoperasikan smartphone sudah bukan merupakan prestasi istimewa.

Anak kecanduan smartphone juga sudah bukan hal baru lagi. Mungkin karena itulah PLN kerap melakukan pemadaman listrik. Tanpa kita sadari, sebenarnya PLN turut berkontribusi membantu para orang tua, terutama orang tua yang sering beralasan smartphone-nya kehabisan baterai saat anak mereka merengek minta diberi tontonan semacam Cocomelon atau Pinkfong di YouTube. Soal orang-orang dewasa yang jadi nggak bisa kerja karena pemadaman listrik ini, ya anggap saja itu adalah sedikit pengorbanan demi masa depan yang baik bagi anak-anak Indonesia.

#2 Membuat kita sadar kalau pemerintah punya banyak pekerjaan

Pemadaman listrik yang terlalu sering mengindikasikan bahwa ada banyak masalah yang terjadi, apalagi di daerah yang memang hanya punya sedikit pembangkit tenaga listrik. Di Pulau Jawa saja yang aksesnya boleh dikatakan mudah masih sering terjadi pemadaman listrik mendadak, apalagi di daerah yang berada di luar Pulau Jawa.

Penyebaran informasi, pendidikan, hingga kesehatan semuanya memerlukan listrik. Karena itulah listrik harusnya tersebar rata. Ini merupakan pekerjaan besar sekaligus tugas berat yang diemban pemerintah. Dengan munculnya kondisi pemadaman listrik yang terlalu sering ini kita jadi tahu kalau pemerintah ternyata masih punya banyak pekerjaan yang belum selesai. Masalah yang sejak dulu ada dan belum jelas jalan keluarnya kerap terulang. Yang penting kerja, kerja, kerja.

#3 Menunjukkan siapa PLN

BUMN ini adalah satu-satunya. Tiada duanya, apalagi tiga. Saking besar pengaruhnya, ia boleh menancapkan tiang tanpa menyewa lahan. Bahkan kalau mau memindahkan tiang, kita yang disuruh bayar. Pokoknya PLN ini nggak ada lawan, deh.

Mereka yang bikin listrik, mereka yang punya kuasa, dan hanya mereka yang berhak mengontrol listrik di sekitar kita. Dan kalau listrik sudah padam, mau nggak mau kita harus bersabar dan menunggu. Walaupun kita yang bayar, kita yang membuat badan usaha itu tetap hidup, kita cuma bisa menunggu hingga listrik menyala kembali.

Jangan tuduh mereka masih menggunakan nilai-nilai orde baru, karena mereka hanya bekerja sesuai peraturan yang ada. Meski peraturan yang ada tak selamanya merupakan peraturan yang benar dan berkeadilan.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Perkara Mati Listrik, Bekasi dan Inggris Nggak Ada Bedanya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version