3 Makanan Viral Sepanjang Masa yang Mulai Kehilangan Jati Diri. Please, Pedagangnya Nggak Usah Aneh-aneh

3 Makanan Viral Sepanjang Masa yang Mulai Kehilangan Jati Diri. Please, Pedagangnya Nggak Usah Aneh

3 Makanan Viral Sepanjang Masa yang Mulai Kehilangan Jati Diri. Please, Pedagangnya Nggak Usah Aneh (Unsplash.com)

Dunia kuliner memang tak berhenti menyajikan jenis-jenis makanan baru yang lezat. Yah, walaupun sebagian berkata lezat sementara sebagian nggak karena selera memang berbeda-beda. Meski begitu setiap tahun ada saja makanan viral yang ramai diperbincangan di Indonesia. Baru-baru ini yang tengah naik daun adalah si cromboloni.

Sudah biasa juga yang namanya makanan viral pasti ada yang hilang ditelan zaman, namun ada juga yang bertahan jadi idola masyarakat. Biasanya yang masih bertahan itu memang termasuk jenis jajanan atau makanan sehari-hari. Misalnya saja seblak. Malah tiap tahun selalu ada resep seblak baru yang viral, contohnya seblak ala Mamang Rafael beberapa waktu lalu.

Yang namanya viral, sudah pasti dari yang awalnya cuma satu dua orang berjualan, lama-lama semuanya ikutan. Apalagi kalau resepnya begitu mudah. Namun, risiko dari semakin banyaknya pedagang membuat jati diri dari makanan tersebut hilang lantaran banyak resep dan variasi yang bertebaran. Beberapa makanan viral berikut contohnya. Mereka mulai kehilangan jati diri seiring dengan berjalannya waktu.

#1 Seblak, makanan viral yang mulai kehilangan jati dirinya

Bumbu yang medok dengan rasa kencur khas dan cabai pedas, juga kerupuk-kerupuk yang jadi lembek karena direbus harusnya menjadi ciri khas seblak. Tapi, lama-kelamaan para pedagang akhirnya memberi variasi lain dengan menambahkan topping sebagai pemanis. Nggak masalah, sih, sebab rasa seblaknya jadi semakin kaya. Topping yang ditambahkan juga tak jauh dari bakso atau sosis.

Akan tetapi persaingan antarpedagang seblak akhirnya membuat para pedagang ini membuat penyajian yang berbeda-beda. Setelah cuma sosis dan bakso, muncul seblak dengan topping aneka frozen food. Sampai sini saya merasa masih nggak masalah, cuma ragam topping pembedanya.

Namun rasa-rasanya makin hari topping ini kok malah jadi menu utama makanan viral satu ini. Saya pernah beli seblak dengan topping seafood, ealah rasanya malah jadi kayak makan sup seafood pedas. Kerupuk seblaknya malah kecil-kecil sak ndumil. Dikit banget pula. Kebanyakan isiannya malah cikuwa, dumpling, crabstick, dan sebangsanya. Sayurnya juga cuma sebatang sawi. Telurnya pun utuh kayak campuran masak mi instan.

Tahu apa yang paling sedih? Kencurnya nggak terasa! Saya sampai mbatin, ini tomyum versi lite atau seblak?

Untungnya saya masih punya pedagang seblak langganan yang masih mempertahankan jati diri makanan viral sepanjang masa ini. Karena menurut saya, seblak itu enaknya ya di kerupuk lembek dan kuah kencur pedasnya itu.

#2 Ayam Geprek kok dioles sambal doang?

Waktu saya masih kecil dulu belum ada yang namanya ayam geprek, palingan adanya ayam penyet. Sekitar saya lulus SMA, saya baru tahu ada makanan viral yang namanya ayam geprek. Rupanya ayam krispi yang digeprek sampai remuk dan dicampur sambal, sesuai namanya yang memang ayam geprek. Sambal khasnya sendiri bisanya sambal bawang.

Yang saya suka dari makanan ini adalah penyajian ayamnya yang sudah digeprek sampai lebur. Cocok dimakan sama saya yang kadang malas suwir-suwir ayam. Makan ayam rasanya jadi lebih gampang, tinggal ambil pakai sendok terus hap.

Akan tetapi makin ke sini lagi-lagi makanan viral sepanjang masa ini dibuat kehilangan jati diri. Judulnya saja ayam geprek, tapi yang datang malah ayam utuh dengan sambal terpisah kayak ayam KFC. Bedanya ayam KFC pakai saus, sementara ayam geprek pakai sambal bawang. Seorang warganet malah mengaku pernah pesan ayam geprek, eh yang datang ayam penyet. Ayamnya tanpa tepung krispi, sambalnya dipisah, terus pakai sambal tomat pula. Kalau ini sih sudah jelas salah jurusan.

Ada yang bilang pedagang ayam geprek sengaja memisahkan sambal karena beberapa pelanggan nggak kuat pedas. Tapi harusnya kalau pedas atau nggak bisa sesuai request, ya. Secara umum yang namanya ayam geprek ya harusnya digeprek dong, jangan cuma dioles sambal.

#3 Bakso Aci yang kebanyakan topping daripada acinya juga menyalahi aturan

Saya nggak menyangka bakso aci akan masuk daftar makanan viral yang mulai kehilangan jati dirinya. Sebenarnya makanan satu ini sudah eksis cukup lama, tapi memang pernah booming kembali dan banyak yang jual. Rata-rata pedagang menjual bakso aci dalam bentuk frozen.

Katanya sih bakso aci yang isinya beragam ini—kadang ada ayam suwir, keju, dll—jadi menghilangkan jati diri bakso aci. Si bulat dari acinya sendiri malah lebih sedikit juga dari topping. Sama kasusnya kayak seblak.

Buat saya pribadi, bakso aci dengan isian beragam sebenarnya nggak masalah. Saya juga belum pernah ketemu bakso aci yang toppingnya lebih banyak daripada bakso acinya sendiri. Tapi, saya pernah ketipu bakso aci frozen entah apa mereknya. Waktu saya masak, bakso acinya nggak ada! Saya cuma dapat pentol kecil-kecil kayak kelereng yang rasanya seperti pentol celup versi lite.

Justru karena kebanyakan bakso aci dikemas sebagai frozen food, pedagangnya jadi makin ngawur. Please dong pedagang harus amanah. Kalau nggak tahu definisi bakso aci, mending jangan dagang.

Begitulah nasib sederet makanan viral yang mulai kehilangan jati diri. Saya harap, pedagang ketiga makanan di atas bisa lebih memperhatikan lagi resep orisinal makanan-makanan tersebut. Jangan sok ngide berinovasi kelewat batas, malah jatuhnya bikin pedagang bertanya-tanya, ini makanan apa sebenarnya?

Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Makanan Viral di TikTok yang Sebaiknya Nggak Usah Dimakan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version