Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mak Jah, Sang Wonder Woman Indonesia dari Desa Bedono Demak

Reza Firnanto oleh Reza Firnanto
16 Desember 2020
A A
Mak Jah, Si Wonder Woman dari Desa Bedono Demak Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, hampir seluruh wilayah daratan di Desa Bedono tenggelam akibat terkena abrasi air laut. Hal tersebut mengakibatkan lebih dari 200 KK terpaksa pindah atau direlokasi karena desa mereka telah menghilang dan menjadi lautan. Namun, masih ada satu keluarga yang memutuskan untuk bertahan di desa tersebut. Mereka adalah keluarga dari Pasijah, atau biasa disapa dengan panggilan Mak Jah.

Sebelum tenggelam, pesisir Desa Bedono, tepatnya di Dusun Rejosari Senik, masih dikelilingi persawahan yang subur. Seiring banjir rob yang datang terus menerus, persawahan pun diubah menjadi tambak oleh masyarakat sekitar. Namun, keputusan masyarakat tersebut justru mengakibatkan keadaan jadi semakin parah. Banjir rob yang terjadi di Desa Bedono semakin mengganas dan menerjang tanpa halangan, hingga mengakibatkan desa tersebut menjadi lautan.

Dampak itu kemudian dirasakan oleh keluarga Mak Jah yang juga tinggal di Dusun Rejosari Senik, Desa Bedono. Laut yang tadinya berjarak sekitar empat kilometer dari rumahnya, airnya kini perlahan-lahan menggenangi rumahnya. Hal tersebut juga mengakibatkan lantai rumahnya harus ditinggikan tiga kali dan tata letak rumahnya harus disesuaikan dengan keadaan. Ruang tamu di rumah keluarga Mak Jah diubah menjadi kamar tidur, sementara pintu belakang dan dapur diubah menjadi pintu masuk ke dalam rumah.

Kondisi rumah yang dikelilingi oleh air laut, membuat Mak Jah harus berjibaku dengan air pasang yang menerjang setiap malam. Bahkan, Mak Jah pernah terbangun dalam keadaan basah kuyup di tengah malam. Selain itu, wanita yang berusia 50 tahun ini juga harus mengayuh dayung sampan agar bisa pergi ke pasar dan mengantarkan anaknya ke sekolah. Kondisi ekonomi menjadi faktor utama keluarga Mak Jah tetap bertahan di rumah itu.

Sebelum terjadi banjir rob yang menggerus perkampungan tersebut, Mak Jah dan suaminya, Rohani, bekerja sebagai petani. Mereka menanam berbagai jenis tanaman pangan di lahan pertanian. Namun, kehidupan mereka berubah sejak desanya tenggelam. Bila sebelumnya mereka hidup dari penghasilan bertani, maka sejak desanya terkena abrasi, pekerjaan mereka berubah menjadi nelayan.

“Untuk kehidupan memang berubah. Kalau sebelumnya kami hidup dari penghasilan bertani, maka sejak desa terkena abrasi, pekerjaan kami berubah menjadi nelayan. Suami saya, Pak Rukani, setiap hari pergi melaut untuk menangkap ikan agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga kami. Saya bertugas menjual ikan hasil tangkapan suami di Pasar Sayung. Biasanya, saya pergi ke pasar naik perahu sendiri. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik sepeda onthel. Nanti sepeda itu saya titipkan di rumah tetangga di Kampung Pandansari,” ujar Mak Jah.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Mak Jah dan keluarganya hanya bergantung pada hasil melaut. Penghasilan dari melaut biasanya tidak pasti. Dalam sehari kadang hanya mendapatkan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu saja. Keadaan tersebut memaksa mereka untuk bertahan di Desa Bedono yang telah tenggelam. Selain itu, kecintaan Mak Jah pada Rejosari Senik, juga membuatnya bertahan untuk berusaha membuat nama Rejosari Senik tetap ada di peta.

Ya, Mak Jah mempertahankan Rejosari Senik agar tetap ada di peta dengan bekerja sebagai petani bibit mangrove. Padahal, 14 tahun yang lalu, Mak Jah tidak mengetahui apa itu mangrove. Hingga sebuah LPM yang bergerak di lingkungan, mengenalkan Mak Jah bagaimana caranya menanam mangrove, menjaganya, dan melakukan pembibitan mangrove. “Dulu tidak ada yang namanya tanaman mangrove di sini. Yang merintis program penanaman mangrove adalah Kelompok Mangrove Bahari. Saat itu saya diajak oleh Pak Zamrozi,” imbuhnya.

Baca Juga:

Nestapa para Pelaju Semarang-Demak, Tiap Hari Cemas karena Banjir Rob Sayung Demak Semakin Mengerikan

Nelangsa Jadi Warga Perbatasan: Dianggap Demak, Nyatanya Lebih Akrab dengan Jepara

Sejak saat itu, Mak Jah lebih dikenal sebagai petani bibit mangrove. Suaminya juga sudah tidak melaut lagi lantaran trauma kapalnya terbalik di laut. Bersama ketiga anaknya, Mak Jah dan Pak Rohani kini membibit mangrove untuk ditanam sendiri, berdasarkan pesanan instansi, komunitas, atau penanaman kolektif. Bahkan, Mak Jah telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2017.

Berkat kerja keras Mak Jah yang tidak mengenal lelah, Dusun Rejosari Senik sekarang jauh lebih baik dari yang namanya abrasi. Hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai mulai menghijau sedikit demi sedikit. Selain itu, hutan mangrove tersebut juga mulai bisa menjaga daratan dari abrasi air laut. Salah satu mimpi Mak Jah yang ingin mengembalikan desanya yang tenggelam akibat banjir rob mulai nyata.

Mak Jah seolah menggenapi cita-cita Kartini, bahwa perempuan tak hanya menjadi kanca wingking. Mak Jah juga telah menjadi Wonder Woman Indonesia yang telah menyelamatkan Desa Bedono. Mak Jah mungkin tidak mengenal Kartini dan Wonder Woman. Tapi, Mak Jah berhasil mengimplementasikan cita-cita Kartini atas perempuan Indonesia dan menjadi Wonder Woman yang menyelamatkan Desa Bedono, tepatnya di Dusun Rejosari Senik.

Dari sini kita bisa tahu, bahwa abrasi bukan fenomena alam yang sepele. Potensi bahaya yang dibawa oleh abrasi dapat menimbulkan masalah yang serius bagi ekosistem pantai. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa abrasi menjadi faktor utama menurunnya kualitas hak hidup masyarakat menyangkut persoalan lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya warga pesisir. Untuk itu, mari bersama-sama menjaga kelestarian alam dengan menanam, merawat, dan menjaga lingkungan untuk masa depan yang lebih baik. Jadilah seperti Mak Jah, sang Wonder Woman Indonesia yang peduli dengan lingkungannya di daerah kalian masing-masing. Salam Lestari!

Sumber Gambar: Kompas.com

BACA JUGA Dikenang Bak Pahlawan karena Tambal Ban.

Terminal Mojok merupakan platform Use Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2020 oleh

Tags: demakpeduli lingkungan
Reza Firnanto

Reza Firnanto

Sarjana Akuntansi yang tersesat di dunia jurnalistik. Punya kepedulian terhadap isu lingkungan, perempuan, dan ekonomi sosial politik.

ArtikelTerkait

Menggugat Perusakan Alam Lewat Lagu-lagu Sisir Tanah terminal mojok.co

Menggugat Perusakan Alam Lewat Lagu-lagu Sisir Tanah

10 September 2020
Sumowono Semarang di Mata Orang Demak: Kecamatan yang Indah, tapi Nggak Bikin Iri Mojok.co

Sumowono Semarang di Mata Orang Demak: Kecamatan yang Indah, tapi Nggak Bikin Iri

21 Juli 2024
Kantong Plastik Berbayar, Bukti Alfamart Masih Setengah-setengah Melindungi Lingkungan

Kantong Plastik Berbayar, Bukti Alfamart Masih Setengah-setengah Melindungi Lingkungan

10 Oktober 2023
Pucang Gading, Perbatasan Semarang dan Demak yang Nggak Nyaman Ditinggali

Pucang Gading, Perbatasan Semarang dan Demak yang Nggak Nyaman Ditinggali

7 Februari 2024
Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum Mojok.co

Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum

5 Desember 2023
Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak

1 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.