3 Kecurangan Mail Saat Jualan yang Nggak Disadari Banyak Penonton “Upin Ipin” 

3 Kecurangan Mail Saat Jualan yang Nggak Banyak Disadari Penonton “Upin Ipin” Mojok.co

3 Kecurangan Mail Saat Jualan yang Nggak Banyak Disadari Penonton “Upin Ipin” (upinipin.fandom.com)

Penonton setia Upin Ipin pasti nggak asing dengan sosok Ismail bin Mail alias Mail. Walau masih anak-anak, Mail terkenal sebagai salah satu pedagang handal di Kampung Durian Runtuh. Itu mengapa banyak penonton yang kagum dengan bocah satu ini. 

Akan tetapi, di balik kepiawaiannya jualan, Mail sebenarnya menggunakan cara-cara curang. Siasat licik ini jarang tersorot sehingga nggak banyak penonton menyadarinya. Hanya mereka yang benar-benar mengamati gerak-gerik Mail yang kurang terpuji itu. 

Salah satu yang kurang sreg bagi saya, Mail seolah-olah menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan cuan. Mulai dari teriak-teriak “2 ringgit” ketika jualan ayam di pasar, hingga nekat nawarin kelapa ke sekumpulan orang bule. 

Sebenarnya cara-cara itu wajar saja kalau dilakukan sesuai porsinya. Sayangnya, menurut saya, apa yang dilakukan Mail berlebihan. Kalau cara itu dilakukan di dunia nyata, bukan nggak mungkin orang lain akan terganggu atau risih. 

#1 Mail “Upin Ipin” mencari kesempatan dalam kesempitan

Cara curang pertama yang dilakukan Mail adalah menjual semua barang yang berpotensi cepat menghasilkan uang. Pokoknya ada temannya yang butuh, dia langsung gercep menyediakannya. Istilahnya mencari kesempatan dalam kesempitan. 

Cara ini seringkali digunakan adiknya Abang Iz terutama ketika kumpul dengan teman-temannya. Misal di episode Pisang Goreng Ngap Ngap Mail langsung siap siaga akan jual pisang goreng keesokan harinya lantaran Jarjit nggak kebagian saat lagi kumpul. Lalu ada juga di episode Basikal Baru dimana Mail menawarkan sepeda seharga 2 ringgit kepada Fizi yang ternyata loncengnya saja. Ada juga di episode Bila Cuti Sekolah yaitu Mail menjual buah cermai kepada Mei-mei. 

Sebetulnya ini termasuk taktik yang cerdik. Kelakukan Mail juga bisa dikatakan pintar karena dapat melihat peluang. Sayangnya, kalau terus-terusan begini Mail malah jadi orang yang annoying nggak sih? Apalagi kalau kebiasaan ini mengurangi kepekaan Mail. Ke depan, bukan nggak mungkin, teman yang sedang kesulitan dijadikan sasaran pembeli bukannya dibantu. 

Baca halaman selanjutnya: #2 Pelit promo …

#2 Pelit promo dan diskon

Terus terang selama bertahun-tahun nonton Upin Ipin, saya baru sadar kalau Mail jarang banget kasih promo. Kalau kalian menyangkal dengan sifat Mail yang sesekali mentraktir, saya rasa itu nggak bisa dihubungkan ya. Pasalnya, mentraktir itu berarti Mail emang lagi ingin berbuat baik saja. Sementara  promo, ini berhubungan dengan promosi bisnisnya. 

Nah, masalahnya, cowok jutek ini super pelit dalam memberikan promo atau diskon. Ketika jualan ayam goreng, nggak pernah tuh dia kasih promo seperti beli 4 gratis 1. Bahkan, teman-temannya sendiri juga nggak kecipratan diskon. Harga teman memang nggak boleh sih, tapi sesekali kan nggak papa? 

Saking pelitnya pengusaha muda ini, di episode Raya Penuh Makna Fizi membeli 5 baju lebaran di Mail yang katanya beli 2 gratis 3. Eh ternyata, 3 baju gratisannya adalah baju lebaran Mail yang udah nggak kepakai. Hadeh, Mail di serial Upin Ipin ini memang ada-ada saja.

#3 Mark up harga

Mail pernah melakukan praktik mark up harga. Di episode Pokok Seribu Guna Mail menjual kelapa kepada sekumpulan turis bule dengan harga yang melambung tinggi. Dia menjualnya dengan harga $2 atau setara 6 ringgit. Menonton episode ini membuat saya ngebatin, praktik semacam ini mungkin juga bisa dilakukan pada kesempatan lain. 

Semoga saja mark up harga nggak dia lakukan ke teman-teman dan kenalannya. Kalau iya, bisa jadi dia nggak punya teman. Namun, sejauh pengamatan saya, Mail ini tahu betul target pasarnya. Ketika menjual ke teman-temannya yang masih bocil dan belum punya penghasilan sendiri, dia menjual dengan harga wajar. Prinsipnya, yang setiap hari ada uang masuk. 

Di atas beberapa kecurangan yang pernah dilakukan Mail di serial Upin Ipin. Memang cara-cara itu berhasil membawa Mail sebagai salah satu pedagang sukses di Kampung Durian Runtuh. Namun, kalau cara nggak terpuji itu terus dilakukan, bukan nggak mungkin Mail akan dibenci warga. Harapan saya sih, Mail bisa jadi pengusaha jujur dan murah hati, supaya bisa diteladani oleh penontonnya. 

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 3 Kejadian Paling Meresahkan di Kampung Durian Runtuh “Upin Ipin”, Merusak Imajinasi Saya tentang Kampung yang Ideal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version