Seorang Mahasiswi Rela Nglaju Menyeberangi Laut Demi Bisa Kuliah di Tangsel lalu Pulang untuk Mengajar Ngaji

Mahasiswi Ini Rela Menyeberangi Laut Demi Kuliah di Tangsel (Unsplash)

Mahasiswi Ini Rela Menyeberangi Laut Demi Kuliah di Tangsel (Unsplash)

Banyak mahasiswa memilih nglaju demi kuliah. Umumnya, mereka yang nglaju adalah mahasiswa yang kampusnya bisa ditempuh dengan jalur darat. Namun, ada juga mahasiswa yang nglaju dengan menempuh jalur laut. Hal itulah yang dialami oleh Tantri Janatul Hikma (20), mahasiswa asal Pulau Untung Jawa. Salah satu pulau pulau dari Kepulauan Seribu, Jakarta, demi kuliah di Tangerang Selatan (Tangsel)

Tantri merupakan mahasiswa Angkatan 2023 Jurusan Sastra Indonesia (Sasindo), Fakultas Sastra (FS) Universitas Pamulang. Untuk Jurusan Sasindo berdomisili di Kampus 2 Unpam (Kampus Viktor), Jalan Raya Puspiptek, Setu, Buaran, Serpong, Tangsel.

Unpam menawarkan dua jenis kelas dalam kegiatan akademiknya, yaitu kelas reguler dan kelas karyawan. Kelas reguler dibagi menjadi dua, yaitu reguler A, di mana perkuliahan dilaksanakan pada siang hari, dan reguler B, di mana perkuliahan dilaksanakan pada malam hari. Kelas karyawan juga dibagi menjadi dua, yaitu CK (Kuliah setiap hari Kamis) dan CS (Kuliah setiap hari Sabtu).

Tantri memilih kelas CK dan demi kuliah di rela nglaju menyeberangi laut. Awalnya, dia sempat ragu tidak akan mendapat izin orang tua untuk nglaju. Dia bahkan tidak yakin dengan keputusannya. Sebelumnya, setiap keluar Pulau Untung, kedua orang tua selalu mendampingi Tantri.

“Alhamdulillah, orang tua memberi izin untuk mengambil kelas CK dan nglaju. Tentu saya memberikan alasan kenapa saya membuat keputusan ini. Saya ingin tetap dapat mengajar ngaji dan membantu ibu di rumah. Selain itu, dengan ngekos tentu pengeluarannya tidak sedikit,” ujarnya kepada saya.

Menyeberangi lautan menuju Tangsel

Tantri menceritakan bahwa dia berangkat dari Dermaga Pulau Untung Jawa pada Rabu sore menggunakan kapal motor. Ada tiga kapal motor yang melayani rute Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu-Tanjung Pasir, Tangsel, yaitu Kapal Motor Bunga Mawar, Kapal Motor Mulyadi, dan Kapal Motor Makmur.

“Pulang pergi menggunakan kapal motor, entah itu Kapal Motor Bunga Mawar, Kapal Motor Mulyadi, Kapal Motor Makmur. Jika tidak ada perahu tersebut baru menggunakan kapal mancing,” terangnya.

Perjalanan laut dari Dermaga Pulau Untung Jawa ke Dermaga Tanjung Pasir memerlukan biaya sebesar 15 ribu rupiah dengan waktu tempuh setengah jam, asalkan ombak tidak tinggi. Namun, jika kondisi cuaca buruk dan ombak sedang tinggi, perjalanan bisa memakan waktu lebih lama.

Di Dermaga Tanjung Pasir, dia sudah ditunggu oleh pamannya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah pamannya di Gang Tiger, Kabupaten Tangerang, menggunakan sepeda motor. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Keesokan harinya, Tantri diantar ke kampus oleh pamannya, dengan perjalanan yang memakan waktu sekitar satu setengah jam.

“Pulang dari kampus, saya dijemput lagi oleh paman dan langsung menuju dermaga. Kalau ketinggalan kapal, saya menginap lagi di rumah paman dan pulang keesokan harinya,” imbuhnya.

Alasannya kuliah di Unpam

Tantri bersyukur dan tak menyangka sudah satu tahun pulang pergi naik kapal ke Tangsel dan pulang untuk mengajar ngaji. Biasanya, dia selalu pergi ke mana-mana bersama ibu atau teman-temannya. Tetapi, kali ini, dia pergi sendiri dan menginap di rumah saudara. Meskipun tantri pemalu, dia berusaha menghilangkan rasa malu itu demi meraih gelar sarjana.

Tantri mengungkapkan bahwa awalnya dia ingin mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Namun, karena jurusan tersebut tidak ada di Unpam, dia memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Indonesia. 

Baginya, yang penting adalah menjadi guru, sesuai cita-citanya. Meskipun pada awalnya ada kesulitan, Tantri merasa senang dengan Jurusan Sastra Indonesia. Dia juga menjelaskan bahwa tidak memilih kampus lain karena jaraknya cukup jauh, selain itu, biaya kuliah di Unpam terbilang ringan dan bisa dicicil.

Tantri pun berharap agar diberi keselamatan dan semangat selama menimba ilmu di Tangsel.

“Sampai berada di titik ini ya tidak bisa lepas dari dukungan serta doa dari ayah dan ibu. Semoga apa yg Tantri cita citakan itu terwujud,” pungkasnya.

Penulis: Malik Ibnu Zaman

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Tangerang Selatan (Tangsel): Kota dengan Pertumbuhan Terdahsyat di Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version