Sisi Lain Mahasiswa Jurusan PGSD: Calon Guru tapi Banyak Nggak Disiplinnya

Mahasiswa PGSD Calon Guru, tapi Banyak Nggak Disiplinnya (Unsplash) jurusan PGSD

Mahasiswa PGSD Calon Guru, tapi Banyak Nggak Disiplinnya (Unsplash)

Bayangan orang ketika mendengar jurusan PGSD pasti tidak jauh-jauh dari serba disiplin. Kuliah setiap hari saja ada ketentuan seragamnya sendiri. Mengumpulkan tugas selalu tepat waktu. Orang-orangnya ambis dan serius. Maklum, calon guru.

Nggak salah, tapi nggak benar juga. Saya kira mereka yang menganggap bahwa mahasiswa PGSD serba disiplin karena jurusan ini mencetak calon guru SD (meskipun aslinya nggak semuanya minat jadi guru). Akan tetapi, jurusan ini sebenarnya juga sama saja dengan jurusan lain, banyak yang nggak disiplin. Hal ini terutama menyangkut permasalahan mengumpulkan tugas.

Masalah menunda-nunda tugas memang layaknya virus yang menjangkit semua mahasiswa. Testimoni langsung dari saya sebagai mahasiswa PGSD, juga sering menunda-nunda tugas. Kawan-kawan saya juga banyak yang mager ketika berhadapan dengan tugas.

Hal ini tentunya bertolak belakang dengan citra mahasiswa calon guru SD yang seharusnya disiplin. Akhirnya, saya mencoba membuat riset kecil-kecilan untuk mendalami kenapa sih kok kami juga terserang penyakit ini. Saya riset melalui jalan ngobrol dengan sesama teman jurusan.

Mahasiswa PGSD juga lelah dan tidak paham materi

Kondisi fisik menjadi salah satu penyebab kenapa mahasiswa PGSD juga suka menunda-nunda tugas. Dari hasil riset kecil-kecilan yang saya lakukan, mereka sering kelelahan setelah pulang kuliah. Alhasil, mereka lebih memutuskan untuk rebahan sebentar. Karena terlalu enak, ya akhirnya keterusan dan nggak jadi mengerjakan tugas.

Hal ini terjadi terutama kepada mereka yang setiap hari kuliahnya laju. Saya sebagai mahasiswa laju juga merasakan demikian. Setiap pulang kuliah rasanya lelah ditambah ingin emosi ketika cuaca panas dan macet. Sudah, pokoknya di pikiran saya tidur lebih enak daripada mengerjakan tugas.

Tidak paham materi juga bisa membuat mahasiswa PGSD malas untuk mengerjakan tugas. Ini bisa dikategorikan faktor psikologis. Mereka yang tidak paham materi atau tugas yang diberikan cenderung kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas. Hal ini dikarenakan mereka merasa bingung dan takut salah. Akhirnya, ya ditunda sampai nanti ada teman yang mengerjakan lalu tinggal minta contekan. Saya juga kadang begitu.

Anggota kelompok yang malah menjadi beban

Nah, ini satu hal yang sangat menjengkelkan, mendapatkan kelompok yang anggotanya beban. Anggota yang beban ini sering kali maunya hanya numpang nama dan terima bersih. Tidak ada sama sekali inisiatif untuk sekedar mentraktir es teh untuk anggota lain yang sudah bekerja keras. Jangankan traktir, ngeprint saja nggak mau lho, bangke memang.

Hal ini tentu membuat orang jadi ikut malas mengerjakan tugas kelompok. Dalam pikirannya, kalau kamu tidak ikut kontribusi ya saya juga nggak. Egoisme dalam masalah tugas kelompok ini pasti sering dijumpai.

Jika sudah muncul egoisme seperti ini, ya dapat dipastikan tugas kelompok akan terbengkalai. Tugas yang seharusnya dapat dikerjakan dalam waktu dekat jadi ditunda-tunda. Akhirnya, ya pasti telat mengumpulkan.

Kesibukan bekerja dan berorganisasi

Hal lain yang menjadi faktor untuk menunda tugas adalah kesibukan bekerja dan berorganisasi. Dari beberapa rekan mahasiswa PGSD yang saya ajak ngobrol, mereka mengaku sering sulit untuk membagi waktu. Mereka yang kerja sambil kuliah selain sulit membagi waktu juga sering kelelahan sepulang bekerja. Akhirnya, tugas-tugas ya tertunda.

Mahasiswa yang berorganisasi sibuk sekali dengan berbagai rapat. Sudah ada pikiran untuk mengerjakan tugas, eh ternyata ada jadwal rapat. Mau tidak mau, mereka akan menunda tugasnya dan mengutamakan rapat organisasi terlebih dahulu. Apalagi jika mahasiswa ini jiwa organisasi dan aktivisnya sangat tinggi. Dijamin, organisasi jadi prioritas utama.

Untuk kasus mahasiswa yang sibuk atau sebenarnya cuma sok sibuk berorganisasi, saya cuma mau bilang jangan jadi beban kelompok juga lah! Organisasi boleh, rapat juga nggak salah, tapi menyusahkan orang lain itu yang salah. Meskipun kalian ikut organisasi, setidaknya ya menyempatkan mengatur waktu untuk tugas kelompok, jangan jadi beban dan Cuma numpang nama. Padahal saya kira sesekali ijin rapat juga nggak ada masalah.

Pengaruh teman di PGSD yang agak sesat

Memang benar lingkaran pertemanan turut memberikan pengaruh pada kita. Saya juga sering mengalami hal ini. Dalam hati sudah mantap ingin mengerjakan tugas, tetapi tiba-tiba diajak nongkrong untuk mabar Mobile Legend dan cuci mata. Mau nolak juga nggak enak. Akhirnya ikut saja lah, toh masih ada waktu untuk mengerjakan tugas.

Dalam kasus pergaulan ini, ada hal menarik di dalamnya. Kekompakan lingkaran pertemanan menjadi salah satu pendukung untuk menunda tugas. Ketika satu lingkaran pertemanan itu klop, kompak, satu frekuensi, sudah pasti kemungkinan besar kalau mau nongkrong ya nongkrong. 

Selain kekompakan, kesepakatan dan ketaatan juga menjadi faktor yang membentuk suatu kompromi dalam lingkaran pergaulan. Mereka yang sudah klop dan kompak ketika membuat kesepakatan misalkan ngopi di hari itu, pasti akan terlaksana. 

Memang benar jika kita berada dalam situasi seperti ini bisa menolak. Masalahnya, jika salah satu tidak ikut acara ngopi itu, besar kemungkinan akhirnya acaranya ngopinya nggak jadi. Alhasil, kita sendiri yang nggak enak karena kita nggak ikut dan acaranya jadi bubar. Mau tidak mau, kita akan mengiyakan ajakan ngopi, apalagi dari sesama teman jurusan PGSD.

Kesimpulan

Dari riset kecil-kecilan saya itu, dapat dikatakan bahwa ada faktor internal dan eksternal dari mahasiswa jurusan PGSD yang tidak disiplin dan suka menunda-nunda tugas. Faktor internalnya ini berasal dari diri sendiri, yakni kelelahan dan kebingungan dalam memahami materi atau tugas yang diberikan. Faktor eksternalnya justru sangat banyak. Anggota kelompok beban yang bikin nggak mood ngerjain tugas, sibuk kerja dan organisasi, dan pengaruh teman sang agak sesat.

Penulis: Femas Anggit Wahyu Nugroho

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Tiga Dosa Fakultas Keguruan yang Membuat Calon Guru Tidak Berkembang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version