5 Istilah Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang Menggambarkan Beratnya Kuliah di Sana

5 Istilah Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang Menggambarkan Beratnya Kuliah di Sana Mojok.co

5 Istilah Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang Menggambarkan Beratnya Kuliah di Sana (unsplash.com)

Setiap fakultas pasti punya istilah yang kadang hanya diketahui mahasiswa yang berkuliah di sana. Tidak terkecuali mahasiswa Fakultas Kedokteran. Mereka memiliki istilah-istilah yang memudahkan dalam berkomunikasi. 

Saya sebagai mantan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi tentu asing dengan istilah-istilah itu. Hingga pada suatu kesempatan, kawan saya berbaik hati menjelaskan beberapa kata. Dari kawan saya ini saya menyadari kalau kuliah di Fakultas Kedokteran benar-benar berat. 

Saya tahu, persaingan untuk masuk Fakultas Kedokteran di berbagai universitas di Indonesia sangatlah sulit. Itu sudah menjadi rahasia umum. Namun, tidak pernah terpikirkan, keluar dari fakultas itu tidak kalah sulit. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yang lebih rumit dari kuliah, magang, skripsi, lalu langsung jadi dokter. Nah, istilah-istilah yang kerap digunakan di Fakultas Kedokteran ini semoga bisa menjelaskan betapa beratnya kuliah di sana. 

#1 Sistem blok

Mahasiswa Fakultas Kedokteran ternyata punya sistem perkuliahan yang sedikit berbeda dengan fakultas-fakultas lain. Pada fakultas pada umumnya, perkuliahan berjalan berdasar sks yang diambil pada semester itu. Kalau mahasiswa Fakultas Kedokteran menggunakan sistem blok. 

Simpelnya, di dalam sistem blok itu ada kelas tutorial, kelas skill lab, dan praktikum. Mahasiswa tidak bisa memilih banyaknya kelas yang diambil seperti di sistem SKS. Di akhir blok diadakan ujian tulis, ujian lisan, ujian keterampilan medis, dan ujian praktikum. Oleh karena menggunakan sistem blok, mahasiswa Fakultas Kedokteran tidak ada ujian tengah semester dan ujian akhir semester. 

Keunggulan sistem blok, ujian menjadi lebih ringan. Blok-blok yang sudah dilewati sebelumnya tidak akan muncul di ujian blok lain. Mudahnya, kalau satu blok sudah diselesaikan, langsung lanjut ke blok berikutnya.

Sistem blok ini memungkinkan mahasiswa satu angkatan lulus secara bersamaan. Dengan catatan, mahasiswanya kuliah secara benar dan lurus-lurus saja. Artinya, tidak ada kondisi khusus yang membuat mahasiswa harus cuti kuliah atau mengulang perkuliahan. 

#2 Koas

Koas atau Co-Assistant adalah masa di mana seseorang menjadi asisten di rumah sakit. Tahap ini tidak seperti kerja praktek yang biasa dilakukan mahasiswa fakultas-fakultas lain sebelum mengambil tugas akhir. Koas justru dilakukan setelah mahasiswa lulus dari Fakultas Kedokteran. 

Awalnya saya juga bingung, kenapa setelah lulus tidak langsung kerja saja? Ternyata, mereka yang sudah mengantongi ijazah kedokteran atau gelar S.Ked tidak serta merta bisa bekerja menjadi dokter. Mereka yang ingin bekerja sebagai dokter harus melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi dokter. Jenjang ini terdiri dari 3 semester dan memakan waktu 1,5-2 tahun.  

Program koas dilakukan di rumah sakit yang sudah kerja sama dengan pihak kampus. Selama koas, mahasiswa akan digilir ke berbagai stase. Ada beberapa stase selama Koas seperti bedah, anak, THT, forensik, anestesi, kandungan, penyakit dalam, psikiatri, dan lain-lain. Mudahnya, stase semacam bidang-bidang yang harus dipelajari selama Koas. 

#3 UKMPPD

Setelah melewati masa koas, bukan berarti mereka langsung menjadi dokter. Mereka harus melewati Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Ujian yang digelar oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini bertujuan mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam memahami dan menerapkan ilmu kedokteran secara klinis. Setelah lulus ujian, mereka baru mengantongi gelar dokter (dr.) serta Surat Tanda Registrasi (STR). Berbekal dua hal itu, mereka baru bisa bekerja sebagai dokter. 

#4 DST

Berbeda dengan tiga istilah sebelumnya, DST adalah istilah tidak formal di kalangan mahasiswa koas untuk memudahkan komunikasi. DST singkatan dari Daya Suruh Tinggi. Istilah ini dilekatkan pada dokter umum, perawat, residen, spesialis, atai siapa saja yang selalu minta bantuan ke anak Koas. 

Sepertinya sudah menjadi rahasia umum menjadi koas itu menderita. Mentang-mentang belum benar-benar menjadi dokter, mereka kerap dieksploitasi. Oleh karena itu, fase koas menjadi salah satu fase berat dalam perjalanan menjadi dokter. 

#5 Darah biru

Bagi masyarakat umum, darah biru berarti seseorang yang memiliki keturunan bangsawan. Di tengah mahasiswa Fakultas Kedokteran, darah biru punya arti yang berbeda, walau sebenarnya ada kemiripan sih. Mahasiswa kedokteran berdarah biru berarti berasal dari keluarga dokter atau bidang kesehatan seperti pemilik rumah sakit, pejabat penting rumah sakit. 

Dengar-dengar, mahasiswa darah biru itu lebih punya privilese ketika menjadi dokter. Contoh sederhananya, mereka bisa langsung bekerja di suatu rumah sakit setelah mengantongi gelar dokter. Suatu kesempatan yang ternyata tidak bisa dinikmati oleh seluruh lulusan kedokteran. 

Nah, di atas lima dari banyak istilah yang kerap digunakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran. Mendengar istilahnya saja terbayang kan betapa ribet kuliah kedokteran? Nggak berani membanaykan kalau saya yang menjalaninya. 

Penulis: Riyanto
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Kawanku, Tak Harus Kuliah Kedokteran untuk Jadi Mulia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version