Lumpia rebung adalah makanan khas Semarang yang (terasa) wajib dibeli bagi siapa pun yang berkunjung ke sana. Yah bisa dibilang,oleh-oleh yang otentik dari Semarang memang lumpia rebung ini. Bagi mereka pecinta lumpia rebung, rasa lumpia ini memang dianggap istimewa.
Begitu gigitan pertama lapisan luar lumpia Semarang yang tipis, krispi, dan sedikit berminyak itu masuk di mulut, sensasi renyahnya langsung menggetarkan lidah. Setelah itu, ketika gigitan makin dalam merobek tekstur dari lumpia, maka aroma rebung yang khas langsung keluar bersamaan dengan lidah yang bergoyang karena bersentuhan dengan gumpalan rebung bercampur dengan kondimen lain seperti telur, sayur-sayuran, dan ayam.
Rasa manis, asam, dan gurih semuanya bercampur menjadi satu. Semua kenikmatan itu makin sempurna ketika lumpianya dicelup kedalam saus kental manis yang berwarna coklat. Menjadi gambaran bagaimana dimensi rasa bisa menyatu menjadi satu dalam bentuk makanan bernama lumpia Semarang.
Eiiitts, tapi semua sensasi di atas adalah POV dari penikmatnya. Di sisi orang yang biasa aja atau bukan penikmatnya, lumpia rebung hanyalah makanan khas yang punya aroma menusuk dengan aftertaste yang memberikan sensasi aneh. Bahkan bagi yang nggak suka, bisa bikin mual dengan efek traumatik. Serius deh.
Nah berangkat dari itu, sebagian orang kemudian menganggap kalau lumpia Semarang adalah makanan khas yang overrated. Terlalu dilebih-lebihkan untuk makanan yang rasanya biasa aja (malah dianggap nggak bersahabat bagi beberapa orang). Saya kemudian membedah hal lain dari lumpia yang membuatnya jadi makanan yang dianggap overrated.
Ekspektasi tinggi, sementara realitasnya biasa aja
Gembar-gembor sebagai oleh-oleh khas Semarang membuat banyak orang menganggap rasanya menggoyang lidah, otentik, dan unik. Tapi bisa dinikmati semua orang. Ingat, semua orang ya. Padahal ketika dicoba, rasanya biasa aja, mirip lumpia goreng pada umumnya yang dibeli di tempat lain. Yang beda cuma isian rebungnya aja.
Yah mau gimana lagi, lumpia Semarang memang sederhananya hanya lumpia dengan isian yang sedikit berbeda. Jadi menghasilkan rasa yang nggak berbeda jauh dengan lumpia pada umumnya. Yang paling mencolok hanya rasa dan aroma rebungnya yang terasa sangat kuat.
Harga lumpia Semarang yang mahal
Bisa dibilang, harga lumpia Semarang ini lumayan mahal, terutama di toko-toko legendaris. Harganya paling murah Rp30 ribuan satu pack dengan isi mungkin sekitar 5 lumpia. Itu pun untuk varian original atau vegetable alias tanpa daging-dagingan. Kalau yang isiannya campuran daging, misalnya ayam atau kambing, harganya pasti di atas Rp50 ribuan.
Sementara untuk lumpia mentah yang frozen, harganya akan lebih mahal lagi. Ada sih yang harganya 20 ribuan, biasanya di gerobak-gerobak di sepanjang jalan pandanaran, tapi dengan spesifikasi lumpia yang kulitnya tebal, isinya sedikit, dengan rebung yang baunya terlalu menyengat.
Kalau memang ingin mencari lumpia yang dianggap enak dengan harga murah, biasanya dijual di area-area dalam kompleks yang statusnya produksi rumahan. Tapi ya jadinya sangat effort untuk semua makanan yang rasanya ya gitu aja.
Kurang bervariasi
Mungkin saat ini, isian dari lumpia Semarang sudah beragam, ada yang isian telur, ayam, kambing, bahkan babi pun ada. Tapi setiap rasanya, itu ya sama aja. Maksudnya nggak ada perbedaan signifikan antara lumpia isian telur atau ayam dengan daging kambing. Yang berbeda paling cuma tekstur dan aromanya yang sedikit berbeda.
Jadi ya mau pesan lumpia isian apa pun, rasanya nggak beda jauh. Yang beda jauh hanya harganya.
Rebung dalam lumpia Semarang sering jadi masalah
Harusnya, para penjual Lumpia Semarang itu sadar, kalau nggak semua orang suka dengan bau rebung. Banyak yang nggak tahan dengan aroma pesing yang dikeluarkannya. Ini bikin lumpia Semarang nggak jadi makan yang inklusif dan diterima di lidah semua orang.
Seharusnya, para pedagang mulai memperbanyak varian lumpia Semarang yang tetap menggunakan rebung dengan aroma yang bisa diminimalisasi, sehingga semua kalangan bisa menikmatinya. Sayangnya masih banyak pedagang yang kurang terbuka dengan hal seperti itu. Sehingga tetap kolot dengan menjual Lumpia Semarang dengan aroma seperti itu. “Ini kan ciri khas dari Lumpia Semarang”, begitu kira-kira kata mereka.
Tapi terlepas dari beberapa hal di atas yang membuatnya overrated, di sisi lain ada hal yang bikin lumpia Semarang masih tetap disukai oleh sebagian orang. Pertama, nilai historis dan budaya yang melekat pada makanan satu ini. Lumpia adalah ikon dari pertemuan budaya Tionghoa dan Jawa sehingga punya cerita yang panjang dan menarik.
Sausnya nggak ada lawan
Kedua, kekuatan sausnya memang nggak bisa dilawan. Saus lumpia bisa dibilang jadi satu kondimen yang membuat lumpia Semarang punya dimensi rasa yang kaya. Selain itu, kulit lumpianya yang tipis dan renyah juga jadi aspek pendukung kenikmatan dari rasanya. Ketiga, terima atau tidak, Lumpia adalah simbol oleh-oleh dari Kota Semarang. Pasalnya, makanan khas yang otentik dari Semarang dan mudah dibawa ya lumpia Semarang. Makanan seperti Bandeng Presto dan Wingko Babat kan bukan asli Kota Semarang.
Nah ketiga hal di atas membuat lumpia jadi makanan yang tetap dicari. Pada akhirnya, kalau kamu mengharapkan sensasi rasa luar biasa seperti makanan viral lain, mungkin akan membuatmu kecewa dan merasa lumpia Semarang overrated. Jadikan makanan ini hanya sebagai oleh-oleh yang punya nilai sejarah, tradisi, dan simbol dari sebuah kota yang bernama Semarang. Yah supaya nggak kecewa. Piye, iso po rak???
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
