Lodjie Istimewa, Rokok Kretek Murah yang Bisa Menggoyang Hegemoni Djarum 76

Lodjie Istimewa, Rokok Kretek Murah yang Bisa Menggoyang Hegemoni Djarum 76

Lodjie Istimewa, Rokok Kretek Murah yang Bisa Menggoyang Hegemoni Djarum 76 (Pixabay.com)

Jika bicara rokok kretek, agaknya sulit untuk tidak menyebut nama Djarum 76. Rokok ini kelewat ikonik, dan akan selalu jadi top of mind jika bicara rokok kretek. Tapi, bukan berarti 76 jadi satu-satunya rokok kretek yang enak. Masih banyak banget kretek yang enak, dan salah satunya adalah Lodjie Istimewa.

Bagi saya, Lodjie Istimewa ini salah satu penantang serius 76, dan bisa saja menggerus market yang ada. Mengganggu dominasinya jelas bukan hal yang mustahil. Sebab, rokok ini memang punya potensi, dan yang jelas, seenak itu.

Soal rasa, Lodjie Istimewa nggak kalah telak

Siapa sih para penikmat rokok kretek yang meragukan betapa nikmatnya Djarum 76? Djarum 76 memang seakan tiada tanding perkara rokok kretek, meski penikmat Dji Sam Soe bakal ngamuk kalau denger ini. Namun untuk saat ini saya berani mengatakan, Djarum 76 harus waspada. Karena dari beberapa pesaingnya, Lodjie Istimewa menjadi merek yang tak bisa dianggap sebelah mata.

Rokok buatan PT. Panen ini memang untuk saat ini rasanya tak senikmat Djarum 76. Tapi nggak terlalu buruk juga kok. Intinya sih, kalau ngomongin kalah, ya jelas, tapi nggak kalah telak kok. Rasa yang ditawarkan Lodjie Istimewa kepada para penikmatnya masih ada pada standar yang baik.

Dan bukan tidak mungkin, jika Djarum 76 lengah, Lodjie Istimewa bisa saja menggusur daftar teratas rokok kretek Indonesia yang kini dimilikinya itu. Itupun kalau PT. Panen konsisten dan berkomitmen besar pada mereknya yang potensial satu ini.

Harga lebih terjangkau

Setelah saya riset langsung ke warung madura sebelah kos saya, saya menemukan satu lagi potensi yang dimiliki Lodjie Istimewa, yaitu harga. Untuk sekarang ini harga Lodjie di pasaran dibanderol 8.000 per bungkusnya, sedangkan Djarum 76 mencapai 15.000 per bungkusnya. Hampir 2 kali lipatnya, loh gaes.

Memang harus diakui, bahwa harga tak selamanya menjadi faktor utama dalam bisnis ini. Namun, dengan rasa yang tak jauh-jauh amat, saya rasa Lodjie Istimewa layak diwaspadai oleh Djarum 76. Apalagi kita nggak tahu kan, strategi jangka panjang Lodjie Istimewa kayak apa?

Dengan ini, Lodjie Istimewa sangat layak direkomendasikan kepada para penikmat rokok 76 yang ingin menghemat. Dan bukan tidak mungkin, rokok ini akan direkomendasikan untuk menggantikan 76 suatu saat nantinya.

Mulai menguasai Jogja

Mungkin karena berasal dari Boyolali, sehingga menjadikan rokok ini hanya menyasar market di sekitaran Jogjakarta-Jawa Tengah. Dan menurut pengamatan saya, hasilnya nggak buruk-buruk amat kok, cenderung sukses malahan.

Hal tersebut seolah diamini oleh para penjual yang merespons positif terhadap perkembangan rokok ini. Dengan harga segitu dan rasa yang nggak terlalu mengecewakan, rokok ini jelas jadi primadona. Dan kalau saya boleh urun saran, alangkah baiknya pihak PT. Panen mencari investor agar bisa menjangkau beberapa daerah yang belum dijangkau saat ini. Sehingga bisa lebih memperluas marketnya lagi.

Tapi tunggu dulu, sebelum berambisi menjangkau market, ada beberapa PR yang harus segera diselesaikan oleh Lodjie Istimewa. Karena saya di sini hanyalah penulis yang me-review dengan sejujur-jujurnya, maka dari itu, mari kita kupas juga beberapa kekurangan Lodjie Istimewa yang sebaiknya harus segera diperbaiki.

Inkonsistensi rasa Lodjie Istimewa

Seperti yang saya bilang di atas, rasa Lodjie Istimewa memang tidak terlalu mengecewakan. Bahkan saya cocok dengan rasanya. Namun, kestabilannya masih sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, saya pernah beli satu bungkus rokok ini, tapi tiap batangnya punya rasa yang beda. Lho, kok iso?

Inkonsistensi itulah yang harus segera diperbaiki oleh PT. Panen. Karena kalau dibiarkan saja, jangankan untuk meraup beberapa market Djarum 76, untuk bertahan lama aja saya nggak begitu yakin. Memang harus diakui, karakteristik orang Indonesia dalam memilih rokok itu ada pada saat pertama kali mencoba. Takutnya, kalau pertama kali dicoba saja rasa per batangnya udah ngalor-ngidul nggak kompak, bisa-bisa malah boncos pada akhirnya.

Masalah lainnya adalah kurang wangi. Aroma wangi yang dihasilkan rokok adalah aspek penting. Semoga jadi catatan.

Branding yang lemah

Dalam masalah branding, Lodjie Istimewa juga tak meyakinkan. Bayangkan saja, tadi waktu saya tanya-tanya produk satu ini di warung madura, saya malah dikira mau beliin kakek saya. Coba lihat, betapa mengenaskannya branding rokok yang satu ini.

Mau seenak apa pun rokoknya, kalau cara memperkenalkan produknya salah, bisa-bisa berantakan tuh angka penjualannya.

Jujur saja, Lodjie Istimewa memang punya potensi yang besar untuk mengganggu kedigdayaan Djarum 76. Kendati demikian, untuk menggusur posisi Djarum 76 yang sudah bertahan puluhan tahun itu, untuk saat ini memang rasanya sulit digapai oleh Lodjie. Akan tetapi, bisa saja petinggi Lodjie baca tulisan ini, bukan tidak mungkin kedepannya Lodjie Istimewa berkembang pesat, who knows? Mwehehe~

Walaupun begitu, seenggaknya Lodjie Istimewa sangat layak untuk dicoba. Saya yakin kalian nggak menyesal dengan rasanya. Coba dulu, deh, biar paham.

Penulis: Rino Andreanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Review Djarum 76 Mangga: Rokok Ramah Lingkungan dan Perut Kosong

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version