Seringkali ketika hasil akhir penghargaan Ballon d’Or diumumkan, muncul berbagai kecurigaan, pertanyaan hingga timbul keraguan terhadap obyektivitas para voter. Performa klub yang jeblok seringkali jadi alasan pemain dianggap kurang layak jadi pemenang. Performa individu yang juga dianggap menurun, kemudian disejajarkan dengan pemain yang sedang mencapai peak performnya dalam satu tahun terakhir merupakan indikator lain yang dilihat penonton.
Musim lalu, orang-orang sepakat Robert Lewandowski lebih layak meraih Ballon d’Or daripada Lionel Messi. Apalagi indikator yang kita lihat merupakan performa klub maupun capaian individu pemain bersama klub. Barcelona musim lalu jadi tim angin-anginan jika dibandingkan dengan hasil mentereng yang diraih oleh Bayern Munich di berbagai ajang, juga prestasi individu yang diraih Robert Lewandowski.
Walaupun begitu, mendebat Lionel Messi sebagai pemain terbaik abad ini merupakan hal konyol yang seringkali dilakukan oleh penonton. Seberapa jauh Anda tidak setuju dengan hasil akhirnya, tapi fakta yang tercatat dalam sejarah manusia menulis bahwa Messi berhasil menjadi pesepakbola dengan 7 gelar Ballon d’Or. Capaian yang belum bisa disamai oleh pesepakbola mana pun.
Harus dipahami bahwa pemilihan yang dilakukan para voter menggunakan format yang seadil mungkin. Berbagai faktor dijadikan acuan dalam penentuan calon pemenang, di antaranya mengacu pada penampilan individu dan kolektif sepanjang musim, capaian prestasi pemain, serta penilaian dari keseluruhan penampilan pemain.
Dalam proses pemilihannya setiap pemegang suara dapat memilih lima pilihan terbaik dari seluruh daftar nominasi. Calon pertama yang dipilih akan mendapatkan enam poin, calon kedua akan mendapatkan empat poin, sedangkan calon ketiga dari suara pemilih akan mendapatkan tiga poin, kemudian yang keempat akan mendapatkan dua poin, lalu yang terakhir mendapatkan satu poin.
Pemenangnya ditentukan berdasarkan pemain dengan suara terbanyak. Meski mungkin metode tersebut kurang sempurnya, nyatanya itu cara yang dipakai, dan kita sebaiknya menerima hal tersebut..
Jika hal di atas masih dianggap kurang obyektif, mari kita lihat performa pemain secara spesifik dalam berbagai faktor dan peran. Mari kita bandingkan bagaimana penampilan keseluruhan Lionel Messi dengan Robert Lewandowski. Jika mengacu pada gol yang dicetak, Lewandowski memang lebih unggul dari Messi. Pun itu juga karena posisi Lewandowski yang murni striker, berbeda dengan Messi.
Berdasarkan rating rata-rata dari sofascore, Messi memiliki rating rata-rata yakni 8.17, lebih baik dibanding Lewandowski yang hanya 7.74 di liga masing-masing. Selain itu, jika mengacu selain pada gol, peran Messi jauh lebih lengkap jika dibanding Lewandowski. Catatan shots per game Messi jauh lebih tinggi dengan 5.6, shots on target Messi juga lebih baik jika dibandingkan 2.3 milik Lewandowski. Dalam hal melewatkan peluang emas pun, Messi hanya gagal 11 kali, dibandingkan dengan Lewandowski yang melewatkan hingga 25 kali.
Belum lagi jika kita mengacu pada jumlah assist, peluang emas yang diciptakan, umpan kunci yang dilakukan, serta berbagai atribut defensif lain di antara keduanya. Secara statistik Messi jauh lebih unggul dibandingkan dengan Lewandowski dengan peran yang dilakukan di dalam tim, mengecualikan jumlah gol yang dicetak.
Bahkan jika mengacu pada penghargaan individu yang diraih dalam satu tahun terakhir, dalam kontribusi kepada klub maupun timnas, Messi juga terbilang lebih unggul dibanding dengan Lewandowski. Messi mencatatkan rekor MOTM terbanyak di seluruh kompetisi, top skor kompetisi La Liga maupun Copa America, menjadi pemain terbaik Copa Del Rey dan Copa America. Catatan tersebut jauh lebih lengkap jika dibandingkan dengan Lewandowski yang ada di posisi kedua.
Melihat dari berbagai fakta di atas, omong kosong tentang Messi kurang layak jadi peraih Ballon d’Or merupakan suatu lelucon. Saran saya, sebelum berargumen, gunakan data dan fakta yang ada. Cari berbagai sumber referensi, gunakan akal, objektivitas, juga nalarnya untuk menilai. Andai musim lalu Ballon d’Or diadakan, saya pun sangat sepakat jika Lewandowski yang jadi pemenang. Tapi untuk saat ini, Messi memang lebih layak jadi pemenang.
Sumber Gambar: Unsplash