Pariwisata Banyuwangi perlahan mulai menggeliat. Tidak heran, daerah di ujung timur Pulau Jawa itu kini menjadi salah satu destinasi wisata yang favorit banyak traveler. Bahkan, melansir dari Antara, kunjungan liburan ke Banyuwangi pada 2024 mencapai 3,4 juta orang, meningkat 7 persen dari tahun sebelumnya.
Kalian salah satu wisatawan yang hendak berkunjung ke daerah dengan julukan The Sunrise of Java? Kalau iya, jangan hanya menyiapkan anggaran dan fisik yang prima. Ada beberapa hal siasat atau cara yang sebaiknya kalian tahu sebelum berkunjung ke sana.
Daftar Isi
#1 Liburan ke Banyuwangi Selatan tidak cukup sehari
Banyuwangi Selatan menyimpan begitu banyak destinasi wisata menakjubkan, sehingga mustahil untuk menjelajahinya hanya dalam satu hari. Jarak antar tempat wisata yang cukup jauh serta pesona alamnya yang luar biasa, membuat siapa saja betah berlama-lama.
Menikmati kuliner khas Banyuwangi juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarapan dengan menu tradisional mudah ditemukan, serta memiliki harga yang sangat terjangkau. Untuk urusan penginapan, disarankan menyewa villa atau kos-kosan, karena hotel bintang lima lebih banyak terpusat di kota. Menginap di dekat lokasi wisata juga memberikan kesempatan untuk lebih merasakan atmosfer lokal yang autentik.
Setelah puas menjelajahi Banyuwangi Selatan, jangan lupa untuk melanjutkan petualangan ke kawasan pantai di sekitar kota. Jika ingin benar-benar merasakan keindahan Banyuwangi Selatan tanpa terburu-buru, setidaknya sediakan waktu satu minggu penuh. Dengan begitu, rasa penasaran akan berganti menjadi kepuasan karena telah menaklukkan setiap sudut keindahan yang ada. Dijamin, pesona Banyuwangi memang sulit untuk dilupakan.
#2 Liburan ke Banyuwangi Selatan lebih hemat kalau rombongan
Salah satu destinasi yang tengah ramai diperbincangkan adalah Pulau Bedil, yang menawarkan pesona alam eksotis dan masih alami. Untuk menjelajahinya, terutama ke wilayah selatan, diperlukan kendaraan pribadi atau sewaan. Biaya transportasi ini bisa menjadi pengeluaran terbesar karena jarak dari pusat Kota Banyuwangi ke daerah selatan cukup jauh, memakan waktu perjalanan sekitar 3-4 jam.
Jika berencana datang saat musim liburan, sebaiknya hindari Pantai Pulau Merah. Destinasi wisata ini pasti dipenuhi wisatawan hingga menyerupai lautan manusia. Sebagai alternatif, Teluk Hijau dan Pulau Bedil bisa menjadi pilihan bagi yang mencari suasana pantai yang lebih sepi dan tenang.
Bagi solo traveler, biaya perjalanan ke Banyuwangi Selatan memang bisa terasa mahal. Terutama untuk sewa kendaraan atau konsumsi bahan bakar jika membawa kendaraan pribadi. Meskipun tiket masuk tempat wisata relatif murah dan minim pungutan liar, biaya transportasi tetap menjadi faktor utama yang perlu diperhitungkan. Oleh karena itu, liburan bersama rombongan bisa menjadi solusi cerdas untuk menekan biaya perjalanan. Selain itu, banyak wisata pantai yang menawarkan paket trip dengan harga terjangkau, sehingga lebih hemat dan praktis.
#3 Jangan coba-coba uji nyali di Alas Purwo
Bagi para pecinta kisah mistis, saya yakin Taman Nasional Alas Purwo bukanlah tempat yang asing. Konon, hutan lebat di ujung timur Banyuwangi ini menjadi pusat berkumpulnya makhluk astral di Pulau Jawa. Keangkerannya semakin terasa saat bulan Suro tiba, di mana banyak orang dari berbagai penjuru Nusantara datang untuk bertapa di Goa Istana dan Goa Mayangkara. Sayangnya, ketika saya berkunjung ke sana, akses menuju goa-goa tersebut ditutup, sehingga saya tidak bisa merasakan langsung atmosfer di dalamnya. Namun, suasana mistis sudah terasa sejak pertama kali memasuki kawasan ini.
Dari pintu gerbang, kesunyian dan rimbunnya pepohonan menciptakan atmosfer yang mencekam. Saking rapatnya dedaunan, sinar matahari sulit menembus, membuat jalanan tetap gelap meskipun masih siang hari. Aura magis semakin kuat, terutama bagi mereka yang peka terhadap energi gaib.
Meskipun memiliki reputasi angker, Taman Nasional Alas Purwo memiliki keindahan padang savana dan pantai-pantai tersembunyi menjadikannya destinasi yang sayang untuk dilewatkan. Namun, jangan pernah berniat untuk uji nyali di tempat ini. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, siapa pun yang datang dengan niat buruk bisa saja tidak akan pernah kembali.
Jika ingin menjelajahi hutan Alas Purwo, berhati-hatilah dan selalu berdoa memohon keselamatan. Banyak kasus pengunjung yang tersesat saat mencoba mencapai goa-goa yang tersembunyi di dalam hutan. Lanskapnya menyerupai labirin, sehingga sangat mudah kehilangan arah. Membawa tanda seperti batu berwarna atau kain yang bisa ditinggalkan di sepanjang perjalanan merupakan pilihan bijak, agar bisa kembali ke jalur utama yang beraspal. Datanglah dengan niat baik, dan nikmati keindahannya tanpa harus mencari sensasi uji nyali yang bisa berujung petaka.
#4 Jangan ragu kalau ingin mencapai puncak Gunung Ijen
Gunung Ijen selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam. Keindahan kawahnya yang memesona, fenomena blue fire yang langka, serta suasana trekking yang menantang menjadikannya destinasi impian banyak pendaki. Namun, medan Gunung Ijen tidak bisa dianggap remeh. Jalur pendakian yang cukup curam dan menanjak membuatnya kurang ramah bagi pendaki pemula. Meski begitu, bukan berarti pendaki amatir tidak bisa menaklukkannya. Saya sendiri, sebagai pendaki pemula, menjadikan Gunung Ijen sebagai gunung pertama yang saya daki dan nyatanya, saya berhasil mencapai kawahnya.
Di tengah perjalanan, saya dan seorang leader berpengalaman memutuskan untuk mengambil jalur alternatif agar lebih dekat dengan kawah, karena tujuan awal saya bukan ingin sampai ke puncak tetapi ingin melihat kawahnya. Jalur ini bukanlah rute ilegal, tapi trek setapak dengan jurang di sisi kiri yang membutuhkan keberanian ekstra. Jika kalian tidak terbiasa dengan jalur ekstrem, sebaiknya tetap memilih jalur utama menuju puncak.
Satu hal yang harus selalu diingat saat mendaki Gunung Ijen, keyakinan adalah kunci utama. Rasa ragu dan ketakutan bisa menjadi hambatan terbesar. Jika kalian merasa tidak sanggup mencapai puncak, bisa dipastikan kalian tidak akan sampai di puncak. Dan yang paling penting, jangan pernah berpikir bahwa kalian tidak bisa pulang dari Gunung Ijen. Dengan persiapan serta keyakinan yang kuat, kalian pasti bisa menikmati keindahan Ijen hingga kembali dengan selamat.
#5 Cuaca di Banyuwangi bisa berubah dalam sekejap
Satu hal yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke daerah Selatan adalah perubahan cuaca yang cepat dan tidak terduga. Jika di pusat kota cuaca terasa panas terik, bukan tidak mungkin di wilayah selatan atau wilayah yang memiliki dataran tinggi bisa saja terjadi hujan deras disertai angin kencang. Kondisi ini terutama perlu diwaspadai saat berwisata ke daerah pesisir. Saat hujan deras dan angin kencang melanda, ombak bisa menjadi lebih besar dari biasanya, meningkatkan risiko banjir rob dan arus yang berbahaya. Oleh karena itu, jika cuaca mulai berubah drastis, sebaiknya menunda rencana ke pantai dan mencari tempat yang lebih aman.
Untuk menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu ini, penting untuk selalu membawa jas hujan agar tetap bisa beraktivitas meskipun hujan turun secara tiba-tiba. Mengenakan pakaian yang nyaman dan mudah kering juga menjadi pilihan bijak, terutama bagi wisatawan yang berencana menjelajahi banyak tempat. Selain itu, memeriksa prakiraan cuaca sebelum berangkat sangat disarankan, terutama jika ingin mengunjungi tempat wisata alam yang cukup jauh dari kota. Jika menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kondisi rem dan ban dalam keadaan baik, mengingat jalanan di daerah perbukitan bisa menjadi licin saat hujan.
Kelima hal di atas wajib menjadi pedoman bagi setiap traveler yang ingin liburan ke Banyuwangi dengan aman dan nyaman. Pastikan untuk selalu menjaga diri. Selamat berlibur dan ciptakan pengalaman tak terlupakan.
Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Kesalahan yang Sering Tidak Disadari Turis Asing ketika Liburan ke Jepang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.