Bagi sebagian orang, masa anak-anak adalah masa yang paling membahagiakan. Meskipun nggak menutup kemungkinan juga banyak yang merasa masa kecil kurang bahagia. Satu dari sekian banyaknya sumber kebahagiaan yang bisa dirasakan di masa anak-anak adalah kepemilikan barang-barang kesayangan yang akhirnya jadi koleksi paling legend dan memorable. Koleksi ini bisa berupa mainan yang sewaktu masih anak-anak sering kita mainkan wabilkhusus anak-anak perempuan pada 2000-an.
Sebagai generasi anak-anak 2000-an, banyak sekali permainan favorit masa kecil yang bisa bikin saya lumayan emosional sekaligus flashback kalau lihat benda itu di sekitaran saya. Meskipun bukan tipikal anak-anak yang gemar mengoleksi mainan, sebenarnya ada juga benda istimewa yang sampai saat ini saya simpan dan tetap rapi di tempatnya. Benda itu adalah binder. Benda yang mulai saya lupakan ini, secara tiba-tiba jatuh dari sebuah partisi ruang tamu dan berhasil bikin saya mendadak kangen masa kecil. Eh, tapi ngomong-ngomong kalian generasi milenial yang SD-nya di tahun 2000-an, pasti nggak asing dengan benda satu ini kan? Atau agak lupa?
Binder atau orji bagi anak-anak 2000-an adalah salah satu harta karun yang punya level keprestiusan bagi pemiliknya. Fyi, binder dan orji sebenarnya punya funsgi yang sama yaitu sebagai buku catatan. Hanya saja, binder berukuran lebih besar dari pada orji. Nah, dengan anak-anak 2000-an, orji dan binder mengalami pergeseran fungsi. Orji dan binder nggak lagi sebagai buku catatan melainkan jadi benda koleksi yang keprestiusannya mendapat pengakuan dari mereka. Jika kalian dulunya adalah kolektor binder, keprestiusan itu pasti kalian rasakan karena level-level keprestiusan dilihat dari jenis kertas binder yang dimiliki.
#1 Level wahid: Harvest
Kertas Harvest adalah juara satu pada masanya! Kertas ini memiliki tekstur yang tebal dan tidak mudah sobek. Kertas Harvest juga lebih berwarna cerah dari pada kertas lain, dan cenderung lebih bervariasi potongan kertasnya. Harga ecer kertas Harvest di pasaran (read: tukang jual mainan depan sekolah) juga terbilang lebih mahal dari kertas lain. Dulu, saya hanya bisa mendapatkan 3 lembar kertas Harvest dengan harga 4.000 rupiah. Lantaran alasan itulah kertas Harvest menjadi primadona dan akan dijaga dengan sangat hari-hati oleh si pemilik binder.
Nilai kertas Harvest juga nggak main-main, Guys! Saat bermain tukar menukar kertas binder, kertas Harvest ini nggak sembarangan bisa ditukar dengan sembarang jenis kertas binder lainnya. Biasanya si pemilik binder akan mempertimbangkan koleksi kertas Harvest-nya berpindah tangan. Kalaupun mereka bersedia, mereka akan meminta koleksi Harvest si penukar atau meminta lebih dari dua jenis kertas di bawah Harvest. Widiiw banget, kan? Benar-benar berkelas!
#2 Level menengah ke atas: Adinata
Posisi kedua level keprestiusan kertas binder adalah kertas Adinata. Kalian yang dulu koleksi binder, pasti sayang banget sama kertas ini, kan? Ngaku, deh. Selain gambar-gambar yang cute dan kebanyakan bergambar karakter Disney atau kartun-kartun lucu lainnya. Berbeda dengan kertas Harvest, kertas Adinata memiliki tekstur tipis yang bisa rawan sobek. Warna kertas ini juga lebih soft. Buat anak-anak perempuan 2000-an, Adinata bisa jadi pemanis binder. Si pemilik akan sangat berhati-hati saat memindah atau meletakkan Adinata ke dalam binder karena kertas ini agak rapuh. Robek setitik, rusak sebelangga, bakal nggak laku lagi, Guys.
Harga kertas Adinata pun tidak kalah mahal. Dulu saya beli 1 lembar kertas Adinata dengan harga 800 hingga 1.000 rupiah. Bagi penukar kertas Adinata, effort yang dikeluarkan pun nggak kalah dengan ketika akan menukar kertas Harvest. Satu kertas Adinata bisa bernilai tukar 2 kertas jenis Kiki atau kertas zodiak.
#3 Level menengah: Kiki
Level selanjutnya diduduki oleh kertas Kiki. Kertas ini memiliki tekstur yang lebih tebal dari kertas Adinata, tapi tidak setebal Harvest. Kertas Kiki memiliki motif yang sedikit polos dari Harvest dan Adinata. Dengan perpaduan warna polos dan pastel, kertas Kiki cukup diperhitungkan oleh anak-anak kolektor binder 2000-an.
Proses mendapatkan kertas Kiki dari satu kolektor ke kolektor lain pun terbilang susah-susah gampang. Jika kertas Kiki sudah tidak diinginkan oleh si pemilik, pemiliki bisa saja menukarkannya dengan mudah. Dengan syarat minimal kertas Kiki atau kertas Zodiak. Bergantung seberapa usaha si penukar saja, kalau berani ambil kertas Kiki harus rela menukar kertas Kiki milik mereka.
Untuk harganya, kertas Kiki memiliki harga cukup terjangkau daripada Harvest dan Adinata. Dengan 500 rupiah, anak-anak 2000-an bisa mendapatkan kertas ini bebas pilih gambar dan warna di abang penjualnya.
#4 Level menengah ke bawah: Zodiak
Satu level di bawah kertas Kiki adalah kertas Zodiak. Sejujurnya, saya nggak lihat ada merek kertas di kertas ini. Jadi waktu itu saya menyebutnya dengan kertas Zodiak. Seperti namanya, kertas ini jelas punya gambar yang berhubungan dengan zodiak. Warnanya sangat kontras dan sangat berwarna-warni, bahkan bisa dibilang gambar di kertas ini sangat “ramai”. Tekstur kertas pun lebih tipis dari pada Harvest, Adinata, dan Kiki.
Pemilik binder tidak akan mempertimbangkan cukup lama jika ada penukar yang mengincar kertas Zodiak, asal si penukar tidak meminta kertas Harvest, Adinata, atau Kiki sebagai alat tukarnya. Pasalnya, pasti big no bagi mereka.
Harga kertas Zodiak juga sangat terjangkau dibanding kertas-kertas lainnya. Untuk mendapatkan kertas Zodiak, saya perlu mengeluarkan uang 300 rupiah saja.
#5 Level bawah: Random
Kertas random. Kenapa bisa random? Pasalnya, selain saya nggak tahu merek-nya, gambar di kertas ini juga nggak tentu. Ada yang gambar artis, kartun, bunga, quotes, dan masih banyak lagi. Kertas random ini menduduki kasta paling bawah dalam dunia keprestisan kertas binder. Biasanya mereka yang menjadi pemula kolektor binder lebih banyak kertas random.Kenapa? Ya karena pemula, lah~
Harganya gimana? Murah! Kertas ini bisa didapat di kisaran 250 rupiah atau bisa juga setara harga kertas Zodiak.
Kertas random jarang sekali diincar oleh pemillik binder atau kolektor binder anak-anak 2000-an. Selain tidak terlalu memiliki nilai tukar, kertas ini biasa dijadikan cadangan, dan biasanya diletakkan di halaman paling akhir setelah Harvest, Adinata, Kiki, dan Zodiak. Duh malang sekali yha rasanya disisihkan~
Jika sewaktu kalian gemar mengoleksi kertas binder dan sebagian besar dari koleksi kertas binder kalian berjenis Harvest dan Adinata, bisa dipastikan kalian lah pro player-nya! Atau orang tua kalian memang kaya raya. Bukan kaleng-kaleng, Guys~
BACA JUGA Barang-barang Generasi 2000-an yang Bikin Kamu Terlihat Keren Saat Sekolah Dasar atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.