Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Laporan Praktikum kok Masih Aja Tulis Tangan, sih?

Firman Ahmad Puana oleh Firman Ahmad Puana
8 Januari 2020
A A
Laporan Praktikum kok Masih Aja Tulis Tangan, sih?
Share on FacebookShare on Twitter

Di zaman sekarang yang serba digital ini, ternyata masih banyak kampus yang menerapkan sistem Laprak (Laporan Praktikum) tulis tangan. Terlebih-lebih untuk jurusan eksakta yang notabenya nggak bisa terpisah dengan laprak ini. Gimana mau pisah, kalau praktikum seminggu bisa lebih dari 3 kali?

Laprak tulis tangan memang sudah selayaknya diganti sedari dulu. Hanya dengan berdalih bahwa laprak tulis tangan bebas dari copy paste, lantas dunia yang semakin canggih ini kita masih mengandalkan tangan untuk menulis laprak yang tebalnya hampir sama dengan dompet saat awal bulan. Anu, dompet orang kaya tentunya. Kalau dompet saya sih, nggak ada bedanya mau awal bulan maupun akhir bulan. Sama-sama miris.

Banyak hal sih yang menjadi pertimbangan beberapa jurusan enggan beralih ke laprak komputasi. Mulai dari penghematan kertas lah, menghindari copy paste, bahkan konon katanya kalau kita menulisnya jadi bisa lebih paham dengan materi ketimbang laprak komputasi. Selain itu, ada juga faktor lain yang sangat mempengaruhi yaitu Aslab (Asisten Laboratorium) yang masih close minded dengan kemajuan teknologi dan beranggapan bahwa laprak tulis merupakan karya ilmiah sederhana yang bebas dari plagiarisme. Ya walaupun kenyataannya laprak tulis pun masih sering nyalin dari kating ataupun nyalin dari laporan yang berseliweran di internet~

Mereka para pemegang kekuasaan di kampus tidak memikirkan betapa terganggunya kesehatan dan psikologis mahasiswa dalam mengerjakan laporan praktikum tertulis ini. Mahasiswa membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencatat laprak yang kadang dalam seminggu bisa lebih dari 3 laprak yang ditulis, otomatis waktu tidur pun tergadaikan. Mimpi untuk menjadi mahasiswa yang hebat dalam beroganisasi harus dikubur dalam-dalam karena susahnya untuk manajemen waktu.

Laprak tulis juga berdampak pada aktivitas perkuliahan. Banyak mahasiswa yang menulis laprak saat kuliah berlangsung. Syukur kalau ketahuan, bisa langsung disuruh ke luar sama dosen dan bisa langsung ngerjain laporan saat di luar. Lah kalau nggak ketahuan kan rugi. Pelajaran tidak terserap dengan baik, laporan pun tidak selesai karna tidak fokus menulis sebab harus pura-pura memperhatikan dosen.

“Kuliah terbengkalai karna laporan praktikum itu salah kalian yang tidak bisa memanajemeni waktu,” tutur salah satu Asisten Dosen. Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Karena saya tidak pernah kok nulis laporan saat kuliah berlangsung. Ya, walaupun sering tidak tepat waktu dalam pengantaran sih, hehehe. Tapi siapa juga yang tahu kesibukan orang lain? Mungkin mereka harus harus jagain dede bayi di rumah sehingga tidak bisa nulis laporan di rumah. Atau mungkin harus push rank sampe Mhytic sehingga mereka harus selesaikan saat perkuliahan.

Laprak tulis menyita banyak waktu, sedangkan laprak komputasi rawan copy paste. Maka sistem yang seharusnya ditetapkan menurut saya yaitu Laprak Komputasi (print out) dengan pemeriksaan plagiarisme. Nah, setelah pemeriksaan laprak dilanjutkan dengan menanyakan beberapa hal ke mahasiswa guna mengukur pemahamannya tentang laprak yang telah dibuatnya sendiri.

Dengan berubahnya sistem laprak ini muncul secercah harapan baru bagi mahasiswa, yaitu totalitas dalam memahami materi praktikum tanpa harus menulis segitu banyaknya, efisiensi waktu, dan kuliah yang notabenya 1-4 SKS tidak terbengkalai oleh laprak yang notabenya cuma 1 SKS. Selain itu, memahami dunia luar lab dengan masuk organisasi intra maupun ekstra kampus tanpa khawatir lagi kejar-kejaran dengan laporan tulis.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Pada hakikatnya kedua konsep laporan praktikum baik yang tulis tangan maupun cetak sama-sama baik dan sama-sama buruk tergantung pandangan kalian seperti apa. Namun, sejauh pandangan saya, teknologi telah mengubah segalanya. Alangkah baiknya kita memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin agar tidak semakin tertinggal dengan negeri seberang sana. Namun tentu saja hal ini tak lantas membuat kita malas dan hanya asal jiplak karya orang lain.

Laporan praktikum memang sudah jadi momok bagi mahasiswa sejak lama karena banyaknya laporan yang harus diselesaikan. Namun, menjadi mahasiswa adalah jalan yang kita pilih, dan jalan yang kita pilih itu menuntut kita untuk banyak belajar. Belajar untuk berguna bagi orang lain dan bagi diri kita sendiri. Belajar memanajemen waktu dan belajar berjuang, serta tidak mudah menyerah dengan Keadaan.

Pada mahasiswa yang sebentar lagi bakal kembali disibukkan dengan laporan praktikum, sing sabar yaaa. Badai pasti berlalu, tapi asisten dosen akan selalu datang seperti hantu. Hehehe.

BACA JUGA Masuk Kuliah: Saatnya Salah Jurusan atau tulisan Firman Ahmad Puana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Januari 2020 oleh

Tags: Kuliahlaporan praktikumplagiat
Firman Ahmad Puana

Firman Ahmad Puana

Sedang berjuang melawan kebiasaan sering menunda-nunda

ArtikelTerkait

5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Kuliah di UIN

5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Kuliah di UIN, Calon Mahasiswa Wajib Baca biar Nggak Menyesal

3 Juli 2023
Dosen Ideal yang Bisa Membantu Mahasiswa Akhir Lulus Segera terminal mojok.co asisten dosen

Pengalaman Saya Nekat Menjadi Asisten Dosen Ilegal: Kena Damprat Petugas Lab hingga Diangkat Jadi Asisten Resmi

22 Februari 2024
Divisi Acara Pantas Dinobatkan sebagai Kasta Tertinggi dalam Kepanitiaan organisasi kampus terminal mojok.co

Mahasiswa yang Protes Minta Nilai Tinggi Melulu, Coba deh Ngaca Dulu

8 Juli 2020
Derita Lulusan S2 yang Hidup di Desa, Dianggap Gagal dan Kuliahnya Sia-sia  Mojok.co

Derita Jadi Lulusan S2 yang Hidup di Desa, Dianggap Gagal dan Kuliahnya Sia-sia 

31 Juli 2025
Kenapa Contoh Orang DO tapi Sukses Dikit dan Itu-itu Saja?

Kenapa Contoh Orang DO tapi Sukses Dikit dan Itu-itu Saja?

27 Februari 2022
Rahasia Lulus Kuliah Lebih Cepat: 10 Online Tools yang Membantu Mahasiswa Menyelesaikan Skripsi

Rahasia Lulus Kuliah Cepat: 10 Online Tools yang Membantu Mahasiswa Menyelesaikan Skripsi

9 April 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.