Kursi Besi Indomaret Tak Lagi Istimewa, Kulkas Indomaret Justru Sebaik-baiknya Tempat untuk Merenung

Kursi Besi Indomaret Tak Lagi Istimewa, Kulkas Indomaret Justru Sebaik-baiknya Tempat untuk Merenung

Kursi Besi Indomaret Tak Lagi Istimewa, Kulkas Indomaret Justru Sebaik-baiknya Tempat untuk Merenung (unsplash.com)

Selamat tinggal kursi besi Indomaret, sekarang merenung lebih nyaman di depan kulkas Indomaret~

Dulu, kursi besi Indomaret sempat dielu-elukan sebagai tempat yang istimewa. Katanya, duduk di sana sambil nyeruput kopi botolan adalah momen paling tepat untuk mengambil jeda dari hiruk pikuk dunia. Sederhana, murah, tapi terasa mewah.

Namun, entah kenapa, sekarang kursi besi Indomaret tak lagi terasa istimewa. Tumpukan galon dan tabung gas yang membuat ruang kian sempit, ditambah bekas abu rokok yang berserakan, membuat suasana tambah sumpek.

Tetapi semua itu bukan masalah. Setelah dipikir-pikir, daripada kursi besi Indomaret, ada sudut lain di Indomaret yang lebih ngena untuk dijadikan sebagai tempat merenungi hidup dan kehidupan. Ia adalah kulkas Indomaret.

Kulkas Indomaret, lokasi yang pas untuk menepi

Kulkas berisi minuman dingin di Indomaret sering kali terletak di belakang. Posisinya jauh dari hiruk pikuk antrean kasir ataupun mbak-mbak yang srumpel mencoba aroma parfum. Di atas kulkas tersebut, biasanya kita akan menemukan ada AC yang terpasang.

Kombinasi antara lokasi yang tersembunyi, ditambah embusan angin dingin dari AC yang menyentuh kulit, entah kenapa menambah kesan sunyi. Seolah, kulkas Indomaret tahu kita butuh jeda untuk sekadar mendinginkan hati dan menyingkirkan bising di kepala.

Di hadapan kulkas ini pula, kita bisa pura-pura sibuk memilih minuman. Padahal gemuruh di dalam hati, siapa yang tahu? Tentang target kerja yang tidak kunjung tercapai, cicilan yang menempel seperti bayangan, atau sekadar pesan obrolan keluarga yang menekan dengan pertanyaan klasik, “kapan nikah?” atau “kapan punya anak?”

Barulah ketika ada pembeli lain yang menepuk pundak kita, perang batin itu terjeda. Dia mengingatkan kita untuk geser sedikit, sedangkan kita jadi tersadar bahwa hidup harus kembali berjalan, sepahit apa pun itu.

Dari pilihan minuman ke pilihan hidup

Kulkas Indomaret juga terasa istimewa karena daya magisnya yang bisa membuat hati jadi dibolak-balik. Bagaimana tidak? Detik-detik pertama berdiri mematung di hadapan kulkas, pikiran kita mungkin hanya berputar pada pilihan sederhana: mau ambil susu dingin, teh, atau kopi?

Namun, semakin lama menatap kulkas minuman dingin, semakin terasa bahwa hidup ini sebenarnya mirip minuman-minuman yang berjejer itu. Penuh pilihan, tapi tidak semuanya bisa kita ambil.

Dan yah, dalam hidup, ini tak sesederhana “pilih saja yang kamu suka”. Nyatanya, selalu saja ada hal-hal yang harus dikorbankan. Ada kepentingan orang lain yang menuntut kita untuk mengalah. Konon katanya sih demi kebaikan bersama. Hanya saja, kenapa harus kita lagi yang menunda mimpi, menunda bahagia?

Lalu, di titik itu, di hadapan kulkas yang dingin itu, entah kenapa mata kita malah terasa panas. Ada sesuatu yang ingin tumpah di sana.

Kulkas Indomaret adalah rumah

Tidak semua orang punya rumah untuk benar-benar pulang. Ada yang rumahnya hanya sebatas bangunan, tapi terasa asing untuk meletakkan lelah. Rasanya, gimana, ya? Cukup Tuhan, diri ini dan kopi Golda saja yang tahu, carut marut yang ada di hati. Orang rumah, biarlah tidak ikut tenggelam dalam resahnya.

Namun, kulkas berisi minuman dingin di Indomaret tidak demikian. Ia menerima siapa pun yang datang kepadanya. Mereka yang datang setelah dapat notifikasi tagihan padahal gaji tak kunjung masuk, mereka yang baru saja dimarahi atasan padahal kerja sudah habis-habisan, ataupun mereka mereka yang sekadar butuh tempat untuk menaruh lelah tanpa harus ditanya-tanya.

Dengan kata lain, kulkas Indomaret jadi terasa seperti rumah. Itu sebabnya, ketika penat sudah diubun-ubun, kaki kita tahu kemana harus melangkah. Ke Indomaret, ke kulkas berisi minuman dingin yang ada di bagian belakang. Lalu mematung di sana selama beberapa saat, sambil menata perasaan di hadapan deretan botol-botol dingin.

Di depan kulkas itu, tidak peduli minuman apa yang akhirnya kita ambil: teh manis dingin, air minum kemasan, ataukah sekotak susu cokelat, kita seperti menemukan ruang untuk jujur. Jujur bahwa hari ini sungguh melelahkan.

Untuk itulah…

Terima kasih kepada setiap orang yang tidak tergesa-gesa mengusir siapa pun yang termangu di hadapan kulkas Indomaret. Terima kasih sudah memilih untuk melipir ke rak lain terlebih dahulu. Dan, terima kasih juga karena sudah mengerti bahwa mereka yang terdiam di hadapan kulkas Indomaret itu sejatinya lebih dari sekadar bingung memilih minuman, tapi sedang mengambil jeda dari segala macam drama dunia.

Maka, jika berdiri mematung di hadapan kulkas Indomaret saja sudah mampu memberi jeda, untuk apa lagi duduk di kursi besi Indomaret? Ya memang sih kulkas Indomaret tidak menawarkan kenyamanan duduk, tapi, jeda beberapa detik yang kulkas ini berikan sudah lebih dari cukup untuk merapikan hati, lalu kembali melangkah menghadapi dunia.

Sederhananya, “Kan kuhadapi dunia, tapi mampir kulkas Indomaret dulu.”

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis Saat Duduk di Kursi Indomaret, Terpaksa Saya Tulis agar Kewarasan Kita Tetap Terjaga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version