Jauh sebelum demam K-Pop dan drakor melanda, anak-anak negeri ini telah terpapar virus Korea dalam bentuk manhwa alias komik. Bukan sembarang komik. Komik ini dikenal luas dan melegenda karena genre uniknya. Kita mengenalnya dengan nama Kung Fu Komang.
Ditulis oleh In Seo Park dan Sang Choi, komik terbitan Dai Won Publishing ini menyapa Indonesia sejak 1999 dalam 39 nomor. Kung Fu Komang bercerita tentang petapa tua bernama Mulbuldosa yang memiliki perguruan kungfu yang lebih tepatnya disebut sebagai keluarga karena saking minimnya jumlah muridnya. Mulbuldosa berperawakan tinggi, usia paruh baya, berpenutup kepala, beralis agak panjang, dan kedua ujung jenggotnya yang dikuncir berbentuk dasi kupu-kupu. Sisi lain darinya adalah sifat mata keranjangnya yang layak masuk kategori level akut dan bau kentutnya yang cukup mematikan.
Perguruan kungfu yang nggak ada namanya ini giat mengikuti kejuaraan kungfu dan seleksi masuk pegawai kerajaan namun gagal melulu. Unsur komedi melekat kuat di citra komik ini. Garansi ngakak sepertinya patut dicantumkan di sampul depan. Membacanya sampai halaman akhir kadang memunculkan kesan nggak jelas. Meski begitu, mustahil kamu tidak tertawa sedetik pun saat menyimak kisah mereka.
Secara umum, Mulbuldosa punya enam murid dan satu musuh. Ada murid yang normal hingga yang serba nggak jelas. Kadang akur, kadang baku hantam. Ketujuh orang ini punya satu kesamaan karakter yakni gokil. Mereka adalah Komang, Ninjaring, Kongja, Kulpang, Gwedopang, dan Mekanin. Yang jadi musuh namanya Kepala Besar.
Yang pertama, Komang. Barangkali Komang adalah siswa Mulbuldosa yang paling nggenah dibanding yang lainnya. Dilihat dari namanya tentu sudah ketahuan jika tokoh ini menjadi karakter utama dalam komik. Kemampuan kungfu Komang yang lumayan dan sifatnya yang baik hati membuat ia disukai teman-temannya. Selain itu sisi yang menonjol darinya ialah melakukan segala sesuatu dengan niat alias nggak setengah-setengah.
Kedua, Ninjaring. Berpakaian ala ninja namun berkacamata karena penglihatannya minus, Ninjaring sebenarnya berkemampuan kung fu yang mumpuni. Ia juga tokoh yang paling peduli dengan kondisi temannya. Sayangnya ia tergolong pria lola alias loading-nya lama. Tidak jarang banyak kejadian krusial yang runyam karena keterlambatannya dalam bereaksi. Sebelum bergabung ke perguruan kung fu, Ninjaring berprofesi sebagai pengantar pizza. Agak aneh melihat dia yang lemot mengingat sebagai pengantar pizza mestinya berpribadi gercep.
Ketiga, Kongja. Karakter cewek ini adalah keponakan Raja Neraka yang diantarkan dengan paket saat tiba di rumah Mulbuldosa. Berambut pendek, berkupluk besar, dan memakai celemek, Kongja terbilang kerap melakukan hal-hal konyol. Akibatnya ia sering menjadi bahan bully oleh penghuni rumah lainnya. Di balik wajahnya yang imut, saat marah Kongja berubah menjadi figur yang menyeramkan. Kemampuan memukul dan membantingnya sungguh dahsyat. Pemarah, rakus, pelit, egois, dan sukar ditebak merupakan dimensi dalam diri Kongja.
Keempat, Kulpang. Satu-satunya tokoh hewan dalam komik ini adalah babi bernama Kulpang. Gemar berkacamata hitam, ia tidak dapat berbicara selain suara kul kul. Keterbatasannya ini tidak lantas membuat ia patah semangat. Kulpang cerdas dalam menggunakan papan yang sering dibawanya guna menuliskan hal yang ingin ia katakan, termasuk ejekan untuk menyerang lawan bicaranya. Dari aspek pertemanan, dia sering membuat sebal teman-temannya karena sifatnya yang nggak tahu diri dan mata duitan.
Kelima, Gwedopang. Sosok ini berpenampilan layaknya pesulap. Berpakaian serba hitam lengkap dengan kacamata hitam, dasi kupu-kupu hitam, dan topi pesulap hitam. Perilaku yang menonjol darinya adalah suka nggrathil alias suka mencuri barang. Gwedopang layak disebut kleptomania kelas kakap. Banyak kasus geger gedhen yang muncul akibat ulahnya. Meski begitu, ketika teman-temannya sedang kesusahan tak jarang ia menolong dengan keahliannya.
Keenam, Mekanin. Tokoh robot ini sebenarnya yang paling rajin dibandingkan murid Mulbuldosa lainnya. Sayangnya ia terbilang dungu dan konsisten berbuat salah. Definisi Mekanin adalah gemar merepotkan teman-temannya. Yang horor darinya adalah tangannya sering terlepas. Alasannya, lem di tangannya kurang menempel kuat.
Robot kok dilem. Bayanginnya aja udah nggak kuat menahan tawa.
Terakhir, Kepala Besar. Tokoh antagonis tetapi nanggung ini identik dengan raut muka sedih nan ngenes. Ia menempatkan Komang dan kawan-kawannya sebagai bahan bully. Sayangnya skill Kepala Besar dalam mem-bully masih level pemula. Setiap kali ia mem-bully justru dia sendiri yang ter-bully.
Sebagaimana komik lainnya, Kung Fu Komang memang punya banyak cerita yang berisi pesan moral. Tapi, mayoritas ya isinya kekonyolan. Jadi kalau berharap komik ini punya tone seserius Naruto atau Kimetsu no Yaiba, salah kalian. Komik ini justru enak dibaca ketika kalian nggak punya ekspektasi apa-apa selain ketawa dan terhibur. Cocok banget dibaca sambil ngopi ditemani ayang. Kalau nggak punya ayang nggak apa-apa, nilai hidupmu tak lantas tereduksi tanpa ayang.
Kung Fu Komang mungkin satu-satunya komik yang tidak sungkan untuk menampilkan gambar kentut, muntahan orang, dan kotoran manusia yang dikemas dalam dialog jenaka. Masa kecilmu yang ditemani Komang and the gank patut dikenang kembali sebab nggak ada kisah komik lain yang sekoplak mereka.
Penulis: Christianto Dedy Setyawan
Editor: Rizky Prasetya