3 Kesalahpahaman tentang Kumon yang Harus Diluruskan. Les di Kumon Itu Nggak Menyeramkan, apalagi Traumatis

3 Kesalahpahaman tentang Kumon yang Harus Diluruskan. Les di Kumon Itu Nggak Menyeramkan, apalagi Traumatis (mojok.co)

3 Kesalahpahaman tentang Kumon yang Harus Diluruskan. Les di Kumon Itu Nggak Menyeramkan, apalagi Traumatis (unsplash.com)

Beberapa waktu yang lalu, saya nggak sengaja menemukan kreator konten TikTok yang sharing pengalamannya les Kumon selama 17 tahun. Ya, kalian tidak salah baca: 17 tahun. Usia genap untuk seseorang mendapatkan KTP. Setelah saya usut lewat akun miliknya, ternyata dia adalah anak dari pemilik salah satu cabang Kumon. Pantas saja, batin saya dalam hati waktu itu.  Konsistensi selama belasan tahun itu mungkin ada campur tangan orang tuanya.

Di samping soal ceritanya yang struggle selama di Kumon, saya juga tertarik membaca berbagai komentar netizen di video tersebut. Komentarnya sungguh beragam. Ada beberapa “testimoni” dari orang yang belajar di Kumon, baik yang jadi completer ataupun yang putus di tengah jalan. Ada pula netizen awam yang kebingungan dan salah paham dengan banyak hal soal tempat les ini. Setelah membaca komentar-komentar tersebut, sebagai asisten Kumon saya merasa perlu meluruskan beberapa kesalahpahaman.

#1 Membebani siswa dengan banyak PR

Di antara banyak komentar yang saya baca, mayoritas orang berpendapat bahwa Kumon membebani siswa dengan banyak PR. Itu mengapa, nggak sedikit siswa yang merasa tertekan dan stres. Bahkan, salah satu komentar netizen mengungkapkan, selalu ada drama saat sebelum berangkat Kumon karena dia harus menyiapkan PR.

Oke, gambaran tersebut pasti tampak menyeramkan, terutama bagi orang awam. Padahal, kenyataannya nggak begitu, kok. Perihal Kumon selalu memberikan PR kepada siswa sebagai latihan, itu memang benar. Tapi, ya enggak sebanyak itu, woi!

Sebenarnya, PR Kumon sehari hanya satu set saja. Ingat ya, sehari hanya satu set. Kalau penuh, satu set PR berisi 10 lembar. Tapi, ada pula yang mendapat PR hanya 5 lembar, 3 lembar, atau bahkan 2 lembar. Banyak sedikitnya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sudah disesuaikan dengan kemampuan siswa. Jadi, kalau ada yang bilang PR-nya banyak, pasti mereka siswa yang nggak tertib mengerjakan PR sehari satu. Akhirnya, semua PR terpaksa dikerjakan sekaligus sebelum berangkat les. Hayo, ngaku!

#2 Tempat les yang materinya sesuai mapel sekolah

Selain PR yang “katanya” banyak, Kumon juga sering dikira serupa dengan tempat les pada umumnya. Maksudnya, materinya disesuaikan dengan mapel sekolah. Misal, di sekolah belajar bangun ruang, di Kumon pun demikian. Anggapan ini juga kurang tepat, ya. Sebab, tempat les asal Jepang ini punya metode sendiri untuk menyampaikan materi, baik pada bidang matematika, bahasa Inggris, ataupun bahasa Indonesia.

Di Kumon, ada level dengan beban materi yang berbeda-beda. Level ini dimulai dari level 7A sampai dengan level O. Siswa akan belajar di level tertentu setelah mengikuti tes penempatan saat awal masuk. Setelahnya, proses belajar akan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Jadi, antara satu siswa dengan yang lain bisa saja berbeda, meski mereka berada di jenjang kelas yang sama. 

#3 Logo Kumon adalah gambaran siswa tertekan

Pasti kalian nggak asing lagi dengan logo Kumon, kan? Iya, tulisan Kumon dengan lambang wajah yang terkesan flat di huruf “O” itu, lho. Kata banyak orang, logo tersebut gambaran siswa yang tertekan dan sedih karena dapat banyak PR. Konspirasi ini sebenarnya lucu sih, tapi terpaksa harus saya luruskan.

Lambang wajah tersebut ternyata bukan ekspresi tertekan, tapi ekspresi berpikir. Menilik dari Wikipedia, lambang tersebut merepresentasikan siswa, orang tua, pembimbing, asisten, dan seluruh orang yang berhubungan dengan Kumon yang senantiasa berpikir dan terus berkembang. Filosofis banget, nggak sih? Jangan sampai diplesetin lagi ya.

Nah, di atas 3 kesalahpahaman tentang Kumon yang perlu saya luruskan. Kalau kata Mbak Nurul Fauziah di salah satu Terminal Mojok, Kumon itu tempat les aneh, tapi sukses membantu siswa. Jadi, nggak usah ragu untuk menjadikan Kumon sebagai opsi tempat les anak atau adik kalian, ya!

Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Sisi Gelap Kumon, Tempat Les yang Katanya Banyak Membantu Kemampuan Matematika Anak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version