Membongkar Omong Kosong Biaya Hidup di Semarang Mahal bagi Mahasiswa Perantau

Semarang Mahal Buat Mahasiswa Perantau? Omong Kosong! (Unsplash)

Semarang Mahal Buat Mahasiswa Perantau? Omong Kosong! (Unsplash)

Menurut saya, selain Jogja, ada satu kota lagi yang layak mendapatkan julukan kota pelajar, yaitu Semarang. Sejauh pengalaman saya kuliah di sini, ada cukup banyak mahasiswa perantau. Nggak cuma dari daerah sekitar, ada juga yang berasal dari luar negeri.

Salah satu fakta yang mendukung adalah keberadaan kampus di sini. Misalnya, di sini ada Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Diponegoro (UNDIP) , Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (UIN Walisongo Semarang), Politeknik Negeri Semarang (POLINES), dan lain sebagainya.

Selain kampus negeri, Semarang juga mempunyai beberapa kampus swasta. Mereka adalah Universitas Sultan Agung (UNISSULA), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS), Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), dan lain sebagainya.

Nah, untuk mahasiswa perantau yang kudu mandiri, kota ini sendiri cukup mendukung. Mulai dari cara mengatur biaya makan hingga kos. Malah, kalau menurut saya, kota ini menawarkan keuntungan bagi para mahasiswa.

Baca halaman selanjutnya: Pembuktian bahwa Semarang itu ramah buat mahasiswa perantauan.

#1 Harga makanan di Semarang nggak benar kalau lumayan mahal

Konon, biaya hidup di Semarang ini cukup tinggi, khususnya bagi mahasiswa perantau. Namun, selama 2 semester kuliah di sini, saya merasa harga makanannya tergolong masuk akal. Iya, dulu, saya pernah menganggap biaya makan di sini itu mahal. Cocok sekali bagi mahasiswa untuk mengatur keuangan, supaya biaya hidup masih aman dengan menu makanan seimbang.

Misalnya, di Semarang masih ada nasi rames dengan harga Rp5 ribu. Isinya cukup untuk satu kali makan, yaitu nasi putih, sayur, dan dua macam lauk. Kalau 3 kali makan, artinya cuma Rp15 ribu. Ingat, karena nasi rames, artinya kamu bisa makan berbeda-beda sayur untuk satu hari.

Kalau ingin lebih “mewah”, ada nasi rames yang harganya cuma Rp10 ribu. Kamu sudah dapat lauk ayam atau ikan. Kalau mau beli lauk saja, misalnya kalian sudah menanak nasi di kos, harganya cuma Rp2 ribu. Silakan hitung sendiri dan sesuaikan dengan budget bulanan kalian.

#2 Transportasi di Semarang salah satu yang terbaik

Salah satu aspek yang membuat mahasiswa perantau kudu keluar uang adalah transportasi. Nah, kalau di Semarang, mahasiswa perantau sangat terbantu berkat keberadaan BRT (Bus Rapid Transit). Kalau untuk urusan mobilitas, tarifnya sangat murah, yaitu Rp1 ribu saja! Kamu sudah bisa jalan-jalan sampai Kota Lama dan Lawang Sewu.

Bagi mahasiswa, kalian tinggal menunjukkan KTM ke kondektur. Biaya transportasi yang murah tentu sangat membantu kalian mengatur pengeluaran setiap bulannya. Dan, tahukah kalian kalau BRT Semarang itu salah satu terbaik. Menarik, bukan.

#3 Masih banyak kos murah

Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, sangat wajar kalau banyak orang luar memandang biaya hidup di sini pasti di atas rata-rata. Salah satunya soal tempat tinggal. Bagi mahasiswa perantau, pasti soal kos-kosan.

Sejauh pengalaman saya, di Semarang itu masih banyak kos murah dan layak huni. Misanya, ada kos standar dengan biaya Rp200 ribu per bulan. Untuk fasilitas yang lebih lengkap, harganya antara Rp400 sampai Rp500 ribu per bulan. Menurut saya, rentang harga ini masih masuk akal untuk mahasiswa perantau.

So, itulah dia, kondisi di Semarang. Bagi mahasiswa perantau yang pintar mengatur keuangan, kota ini bisa punya banyak keuntungan. 

Penulis: Nur Hikmatul Azizah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Bukan Undip atau Unnes, Kampus Paling Unggul di Semarang Adalah UIN Walisongo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version